"Galang, kok kamu ada di sini?"
Siska masih berdiri di hadapan Galang, sembari menatap wajah lelaki itu penuh sendu. Ia telah bersalah, karena membandingkan Galang dengan Fayez.
Padahal mereka jelas jauh berbeda. Galang adalah kekasihnya, yang rela menembus jalanan tengah malam hanya untuk mengantar sebungkus nasi goreng.
Galang tetap kekasihnya, yang rela memakai kaus kaki warna lilac yang bahkan sangat tidak ia sukai sejak dulu.
"Maaf," ucap Siska sambil menundukkan wajahnya. Sekali lagi, ia sudah bersalah.
Galang meraih kedua tangan Siska dan memegangnya dengan begitu erat. Bahkan, Siska sendiri dibuat kaget. Tidak biasanya, Galang menggenggam tangannya seerat ini.
"Kamu kenapa, Lang?" tanya Siska bingung, serta... takut.
"Aku... aku pengen peluk kamu, Sis. Tapi sekarang, masih di area sekolah."
Wajah Siska berubah panas. Ia kembali menunduk untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya.
"Kenapa kamu pengen peluk, aku?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com