webnovel

9

Keesokan harinya mereka berkumpul untuk sarapan.

"Kapan kalian akan pergi honeymoon?" tanya nenek Mirna

"Gak perlu nek, jadwal Reno padat minggu - minggu ini"

"Walaupun gak pergi honeymoon pergi jalan - jalan di Jakarta aja. Banyak tempat rekreasi disini"

"Iyah nek nanti ya" jawab Reno

"Kamu pergi aja sekarang Ren" ucap kakek Suroso

"Hari ini gak bisa Kek. Reno mau nge gym sama Wira hari ini"

"Kamu ngegym aja terus. Istri kamu, kamu tinggalkan" jawab kakek

"Gak papa kek. Sania dirumah aja. Sania paham kok Reno sibuk" jawab Sania

"Udah sekarang Reno bawa Sania jalan - jalan nanti urusan Wira biar Rian yang urus" ucapnya

Reno akhirnya menuruti kemauan kakek untuk pergi keluar bersama Sania.

Sania telah siap berganti baju tinggal menunggu Reno keluar menyusulnya.

"Udah siap? yuk pergi" ucap Reno yang datang.

Akhirnya Mereka memutuskan untuk jalan - jalan ke mall saja.

"Reno, maaf ya gara - gara aku kamu jadi gagal pergi gym sama Wira" ucap Sania

"Its okey. Nanti kita atur untuk pergi honeymoon"

"Nggak usah Ren, honeymoon itu buat orang yang saling mencintai. kita kan bukan orang yang seperti itu" ucap Sania menolak

Reno tiba - tiba merangkul dengan jarak wajah mereka sangat dekat. Sania sangat kaget dengan tindakan Reno.

"Oh jadi kamu mau aku mencintaimu Sania?"

"Aa buk.. bukan itu maksud aku. Ha aku mau beli es cream disana" ucap Sania mengalihkan pembicaraan. Reno hanya tersenyum melihat Sania.

Sembari Reno menunggu tiba - tiba ada seseorang yang datang ke Reno

"Reno Abaska, pemain tennis itu?" tanya pria itu

"Oh iya" jawab Reno

"Boleh saya minta foto. Saya ngefans sama anda"

"Silahkan"

Mereka berfoto bersama, setelah selesai orang tersebut melihat foto - foto tersebut. Tiba - tiba Sania datang menghampiri Reno

"Yuk" ucap Sania

"Sania" panggil Pria itu saat melihat Sania

"Farhan" gumam Sania

"Mas kenal sama dia?" ucap wanita ysng disebelah Farhan

"Oh Sania ini teman Aku dari kampung" ucapnya

Sania yang mendengar perkataan Farhan sakit karena dia hanya beranggapan bahwa mereka hanya teman tapi kenyataan mereka pernah menjalin hubungan.

"Sania, kamu sama dia..." ucap Farhan menggantung

Sania masih diam tampa berkata apapun. Reno yang melihat itu sangat kasian dengan Sania diperlakukan itu pada Farhan.

"Dia istri saya" ucap Reno merangkul Sania. Sania terkejut dengan pengakuan Reno yang berkata bahwa ia istrinya.

Farhan yang mendengar itu sangat Syok. Betapa tidaknya orang yang paling ia cintai sudah menjadi milik Reno.

"Kita duluan" ucap Reno menggandeng tangan Sania pergi dari situ.

Sesampainya diparkiran Sania masih dengan pikirannya Reno yang melihat itu pun merasa kasian.

"Jadi sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Reno

"Pulang aja" ucapnya

"Okey kalau gitu. Btw kamu jangan sedih gitu dong laki - laki seperti itu gak pantes buat kamu"

"Aku gak habis fikir aja. Tega dia membohongi aku seperti itu" ucapnya

"Ya udah kita pergi sekarang" ucap Reno memasuki mobilnya dan diikuti Sania.

Sesampainya dirumah Sania bergegas keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah. Belum juga masuk Reno mencengkam tangan Sania.

"Wait Sania" ucap Reno

"Apa lagi Ren? aku capek" sedih Sania

"Kamu jangan sedih lagi dong. Kamu udah tau kan kalau dia tidak peduli sama kamu lagi. Aku ingin mulai sekarang kita menghargai hubungan pernikahan dan aku akan menghargai kamu juga"

Sania melepaskan cengkamannya "Ren, bukannya kamu anggap pernikahan kita hanya sekedar saling membantu bukan"

"Iya awalnya aku berpikir begitu. Tetapi sekarang aku ingin menghargai itu semua. Aku mau membuat kamu bahagia dengan pernikahan kita"

Sania hanya diam seribu bahasa ia tidak tau harus bagaimana menyikapinya. Sania akhirnya pergi begitu saja meninggalkan Reno.

****************

Farah yang saat ini masih memikirkan bagaimana caranya bisa menghancurkan Sania. Dia pergi menuju ke mall sendirian karena ia cukup pusing dengan masalah ini. Saat ia sedang berjalan - jalan Farah melihat Farhan yang sedang duduk di lobby mall. Farah langsung menghampirinya

"Farhan" panggiln Farah

"Hay Farah, lama gak bertemu, apa kabar?" tanyanya

"Alhamdulillah baik. Kamu gimana juga?"

"Alhamdulillah baik juga"

"Eh, udah lama pulang dari mesir? sekarang udah jadi ustadz nih?" bercanda Farah

Farhan hanya tersenyum "Aku disini udah mau enam bulan di Jakarta. Ustadz? nggak lah. Oh iya btw masih berteman sama Sania?" ucapnya

Farah hanya tersenyum tidak enak dan mengangguk.

Akhirnya mereka duduk di restoran. Terbesit di otak Farah untuk menghasut Farhan menghancurkan Sania. Farah mulai bercerita tentang Sania bahwa dia sudah menikah dengan lelaki yang tidak baik. Farah menjelek - jelekkan Sania di depan Farhan.

"Ah. Masa sih Far? kemarin aku bertemu dengan Sania mereka baik - baik saja"

"Kamu gak percaya sama aku. Dia itu dulu bekerja di tempat karaoke bersama aku, dia bertemu dengan laki - laki itu disana" ucapnya menghasut

"Gak mungkin Farah. Aku sangat kenal sama Sania. Dia tidak mungkin melakukan itu semua"

"Aku yang tau tentang Sania sedangkan kamu Selama ini kemana meninggalkan Sania tanpa kabar?"

"Aku lagi kuliah di Mesir dan ada suatu kondisi dimana aku gak bisa menghubunginya. Kamu tau aku hingga detik ini sangat mencintainya, kalau Sania seperti itu aku gak nyangka dia seperti itu" ucapnya kecewa

Farah yang melihat kekecewaan Farhan tersenyum sinis. Dia berhasil meyakinkan Farhan jika Sania bukan lah wanita baik.

****************

Lala yang berada dikamarnya dikejutkan dengan postingan berita di ponselnya mengatakan bahwa Sania sudah menikah dengan atlet tenis terkenal. Dia langsung menghampiri ibunya.

"Bu... ibu" teriak Lala

"Apa kamu nih, teriak - teriak" ucap Rina

"Bu liat deh ni. Sania udah menikah bu sama Atlet tenis itu. ucapnya menunjukan ponsel ke ibunya.

"Hmm. Kalau itu ibu udah tau. Tapi bukan sama laki - laki itu"

"Coba deh ibu liat namanya benar - benar sama gak ada bedanya" ucapnya

"Cuma nama juga, banyak yang sama, dia itu nikah sama laki - laki yang biayai dia di Jakarta sana. Kamu tau dia kerja apa?"

"Apa memangnya bu?"

"Pelacur Lala. Makanya ibu gak ijinkan kamu untuk kerja disana karena apa, karena ibu gak mau kamu jadi seperti perempuan itu. Kalau dia mau ke Jakarta terserah dia. Karena dia bukan siapa - siapanya dia " ucapnya

"Tapi aku yakin bu ini pasti Sania yang kita kenal deh, tapi kok ibu tau kalau Sania udah nikah?"

"Tau lah, ibu waktu itu ditelpon sama Sania disuruh menghadiri pernikahannya. Ibu gak sudi mau kesana"

"Kok ibu gak bilang aku?" kesal Lala

"Untuk apa ibu kasih tau kamu. Gak ada faedahnya juga. Lebih baik kamu ambilin ibu minum ibu haus ngomong terus" ucapnya menyuruh anaknya

Lala pun kembali kedalam mengambilkan ibunya minum.

Nächstes Kapitel