Danau belakang asrama adalah tempat yang di pilih Caroline saat ini, dia bersama dengan ibu Livina berteleportasi di sana. Jelas Caroline tidak bisa melewati pintu depan dan dia juga tidak bisa meminta bantuan Werewofl lain yang dia tidak kenal.
Manik birunya bisa melihat jelas pemandangan yang sama, pemandangan danau yang membeku dengan salju yang menutupi jalanan. Caroline menghela nafas kasar menatap ke arah langit yang terlihat terang. Semalam dia mengetahui bahwa Jennifer dan Luis di kurung.
Dan pagi ini dia datang ke tempat ini lagi, tempat memuakkan yang sangat ingin dia hindari. Ibu Livina menatap Caroline sebelum mengikuti langkah Caroline, hari masih pagi dan Caroline masih ada waktu untuk mencari tau alasan keduanya di kurung.
Keduanya berjalan tanpa takut, tidak ada seorangpun yang bisa melihat kehadiran mereka sekarang. Jelas sihir ibu Livina sangat besar dan mampu melakukan apa pun saat ini, termasuk dengan membuat mereka tidak terlihat. Caroline menoleh menatap ke arah tempat penjara itu berada.
Langkahnya semakin dia percepat, melewati setiap penjaga yang langsung jatuh tertidur. Ibu Livina tersenyum puas membiarkan Caroline melakukan hal yang dia inginkan. Air mata Caroline hampir keluar lagi tapi dia dengan cepat menghapusnya kasar.
"Apa yang terjadi?"
Caroline bersuara menatap ke arah Luis dan Jennifer yang masih menutup matanya, entah mereka masih tidur atau mereka yang tidak sadarkan diri jelas Caroline tidak tau. Caroline menghela nafas menggeram erat sel yang terasa begitu dingin.
Sepertinya dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi, dia harus menemui Ketua. Caroline bangkit menatap ke arah ibu Livina yang sepertinya tau rencananya "tidak!"
Ucapan itu membuat Caroline ingin membantah tapi suara Luis menghentikannya. Sihir ibu Livina memang sudah dia putus dan Luis jelas bisa melihat Caroline ada di depan matanya.
"Luis..!"
Luis tersenyum, berjalan mendekati Caroline di balik jeruji besi itu "kenapa kau kembali!"
Luis terlihat panik, sebenarnya ada apa? Apakah ada hal yang salah dengan dia yang kembali?
"Nicholas.. adik tirimu ada di sini!"
Bagai di hantam batu besar, Caroline tidak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya. Dia terlihat begitu ketakutan dengan manik bergetar, tubuhnya merinding terasa begitu dingin dengan ingatan yang terjadi waktu itu.
Livina ikut panik saat tubuh Caroline terjatuh begitu saja. Luis bahkan terlihat khawatir, walau akhirnya dia tidak bisa apa-apa di dalam sel penjara itu. Nafas Caroline tersengal-sengal, dia terlihat seperti kembali membuka ingatan buruknya.
Itulah kenyataannya yang ada, bahwa dia masih takut akan ingatan masa lalunya. Ibu Livina mendekat mencoba membantu Caroline yang semakin terlihat memburuk "Caroline.."
Panik!
Adalah hal yang wajar, tapi Luis langsung menyentuh kedua pipi Caroline. Menatap tepat pada manik biru itu, berharap dia bisa membuat Caroline tersadar "ada aku! Semua akan baik-baik saja. Tapi aku mohon pergilah untuk saat ini!"
Luis hanya bisa mengatakan hal ini, dia tidak tau apa yang bisa dia lakukan di saat dirinya tidak bisa melakukan apa pun. Rasanya dia kembali tidak berguna dan Luis membenci saat-saat seperti ini.
"Maaf..!"
Caroline menggeleng, dia menjadi lebih tenang mencoba menyakinkan Luis bahwa ini bukan salahnya. Dia hanya terlalu terpuruk dengan masa lalu itu, harusnya dia sadar bahwa dia tidak sendirian. Ada Luis, Livina, Jennifer dan ibu Livina yang berada di sisinya.
Dan Caroline langsung bangkit menatap ke arah Luis yang tersenyum padanya "aku tidak akan kabur! Kali ini aku akan menghadapinya!"
Luis menggeleng cepat, dia tidak bisa membiarkan Caroline menghadapi semuanya sendirian saat ini. Jika saja dia tidak ketahuan oleh Nicholas mungkin hal ini tidak akan terjadi. Caroline menoleh menatap ke arah ibu Livina yang mengatakan bahwa ada yang mengawasi mereka.
Ternyata waktunya sudah tidak banyak, dan Caroline langsung tersenyum lebar pada Luis sekarang "kita lihat siapa yang akan kalah saat ini!"
Caroline berjalan menjauh, menatap ke arah tempat dimana orang itu berada "apa kau akan terus di sana! Nicholas..!"
Caroline menunjukkan seringainya, menatap ke arah seorang pria yang tertawa puas padanya "akhirnya kau datang juga, kakak.."
Kakak!
Apakah Caroline tidak salah dengar, pria itu memanggilnya kakak. Caroline langsung tertawa keras menatap tidak percaya pada adik tirinya "sejak kapan aku menjadi kakakmu, sepertinya kau lupa jika aku tidak punya keluarga sepertimu!"
Pria itu marah, mendekati Caroline yang terlihat santai "kau tidak lebih dari pengganti!" lanjut Caroline tepat di depan wajah pria itu.
"Baiklah, bagaimana kau bisa menyelesaikan masalah ini tanpa bantuanku. Kau pikir Lord akan membiarkanmu pergi setelah membuat kekacauan!?"
Caroline tertawa puas, dia tidak tau jika ayah Alpha bodoh itu akhirnya turun tangan. Tapi dia datang tidak dengan tangan kosong, jelas dia punya sesuatu yang bisa dia gunakan untuk pergi dari sini tanpa bantuan pria bodoh ini.
"Kita lihat saja!"
Caroline memilih pergi, membiarkan pria itu dan ibu Livina mengikutinya. Sekarang dia hanya perlu menuju ke ruangan Ketua dan dia juga harus menyelesaikan semuanya dengan baik.
Semua Werewofl yang berlalu-lalang menatapnya penuh ketidakpercayaan. Mereka tentu berpikir bagaimana Caroline bisa pergi dan kembali begitu mudah. Dan jelas saja Caroline tidak peduli, maniknya menatap ke arah sang Alpha yang ternyata sudah mendapatkan kabar soal kedatangannya.
"Akhirnya kita bertemu lagi.."
Aura Caroline terlihat begitu kuat, ini bukan aura seorang Omega. Jelas manik biru itu terus memancarkan sinar merah terang sesekali. Caroline menatap ke arah Lord yang berjalan mendekatinya, dia membungkuk memberikan salam pada sang pemimpin.
"Maafkan saya yang sudah membuat kekacauan Lord, tapi saya tidak bisa menerima semua keburukan yang di lakukan anak anda"
Semuanya terdiam menatap takut pada apa yang baru saja di lakukan Caroline. Tidak ada ekspresi takut di manik biru itu dan Lord Berdine langsung tertawa puas "kau jauh lebih berani dari rumor yang aku dengar"
Caroline tersenyum tipis "jika begitu saya boleh mengajukan permohonan keluar dari tempat ini bukan!?"
Tanpa basa-basi, Caroline langsung mengatakan tujuan utamanya "ibu saya sepertinya tidak mau di tinggal sendiri"
Semuanya ribut menatap ke arah penyihir es dan manik mereka langsung fokus pada kening Caroline yang menunjukkan pola yang sama seperti wanita itu.
"Ibumu!? Bukankah beliau sudah tiada?"
"Itu benar Lord, tapi dia adalah ibu dari diri saya yang lain! Bukankah begitu ibu?"
Wanita itu mengangguk "perkenalankan saya Selena, ibu dari Caroline Asterexa"
Semuanya langsung terkejut, nama keluarga yang sudah lama menjadi legenda, nama keluarga yang hanya di miliki oleh para pemimpin Lycan.
hari ini aku bakal up dua bab, selain ini adalah bab terakhir di vol 1 juga karena bab selanjutnya akan aku kunci dan mungkin bab selanjutnya akan terkunci di akhir bulan ini. aku juga akan libur up setelah ini dan akan mulai up bulan depan, jadi kalian kalau mau baca gratis cepat segara di baca karena aku sendiri tidak tau pasti kapan bab 51 terkunci. terima kasih..