webnovel

Sebuah Harapan

Alpha, banyak para pria Alpha dalam dunia Werewolf tapi tidak banyak pula wanita Alpha di sana. Mereka seperti tidak di butuhkan dalam kehidupan Werewolf. Dan perbedaan Alpha maupun Omega jelas sangat terlihat.

Jika Alpha memiliki sifat dan jiwa pemimpin maka Omega sebaliknya, tapi ciri yang terlihat adalah mata mereka. Manik seorang Alpha pria adalah merah dan Omega adalah kuning. Tapi walau begitu ada satu warna mata Werewolf yang di rahasikan oleh umum.

Dia adalah warna biru, warna mata yang mengatakan bahwa dia berbeda. Warna mata seperti sebuah kutukan, karena warna mata itu pasti di miliki seorang Omega yang pernah membunuh Alpha. Tapi dalam kasus Caroline berbeda, manik biru yang di lihat Jeremy dalam wujud Werewolf Caroline bukan karena Caroline pernah membunuh Alpha lain.

Tapi! Ada rahasia di balik manik biru itu dan Caroline sendiri tidak tau. Pandangan Caroline terlihat kosong menatap Jeremy yang masih berusaha menyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang dia lihat nyata. Manik biru terang yang bersinar di antara amarah sang Alpha tadi tidak mungkin Jeremy lewatkan begitu saja.

Dia jelas melihatnya walau sekilas dan Jeremy semakin yakin akan hal itu "apa kau pernah membunuh seorang Alpha?" tanya Jeremy mencoba menenangkan dirinya menatap Caroline yang berusaha menjauh.

Dia bukanlah pembunuh tapi kenapa Jeremy menanyakan hal yang sangat tidak masuk akal. Kenapa? Tubuh Caroline membentur pintu penjara Luis membuat Luis mendekat dan menyentuh kedua bahu Caroline. Tatapan Luis mengisyaratkan sebuah amarah pada Jeremy tapi dia lebih khawatir pada Caroline sekarang.

Tubuh Caroline mendingin dengan pikiran yang terus memikirkan hal tidak masuk akal itu. Caroline kebingungan, apa yang harus dia katakan dan apa yang harus dia lakukan. Semuanya seperti memandangnya dengan tatapan merendahkan, ini lebih dari dia yang di tatap cacat.

Ini seperti dia adalah hal yang mengganggu di tempat itu, rasanya Caroline ingin mengatakan bahwa dia tidak melakukan hal itu. Tapi dia terlalu takut, dia takut hanya karena tatapan mereka mengarah padanya. Dia tetaplah seorang Omega yang memiliki ketakutan terhadap Werewolf yang lebih tinggi statusnya.

Dan Caroline merasakan hal itu sekarang. Luis tidak tahan lagi dan dia langsung menatap tajam ke arah Jeremy sekarang "apa yang kau lakukan, dia jelas Omega. Apa sekarang kau ingin mengatakan bahwa Caroline adalah sebuah kutukan!"

Luis tau ucapannya akan menyakiti Caroline tapi jika dia tidak mengatakan ini Jeremy tidak akan berhenti. Terlihat jelas pandangan Jeremy yang sangat penasaran, dia terlihat tidak peduli akan Caroline yang merasa tidak nyaman. Dan Jeremy hanya ingin mendengar jawaban dari semua pemikirannya.

"Kutukan?" akhirnya Caroline bersuara melirik Luis yang sadar bahwa Caroline tengah berusaha tegar.

Caroline tertawa kecil menatap Jeremy yang terlihat bingung. Sekarang ada enam orang di sana termasuk dirinya dan dia akan mengatakan hal ini lebih dulu "aku tidak pernah membunuh Alpha dan aku seorang Omega asli. Tidak seperti ucapan bodohmu itu, baiklah sepertinya hanya itu yang ingin aku katakan"

Caroline melepaskan dirinya dari Luis dan langsung berdiri tegak menatap Luis yang terlihat bersalah. Tapi Caroline malah tersenyum mengatakan tidak apa-apa lewat bibirnya saja. Tidak ada suara dan Caroline langsung berjalan masuk ke arah selnya membiarkan seorang Gamma mengunci sel miliknya.

Sekarang sudah selesai tapi Caroline masih memikirkan hal yang tidak masuk akal. Dia masih berpikiran bahwa apa yang di katakan Jeremy bisa saja benar, tapi Caroline menyangkalnya dengan menggeleng kepalanya cepat. Luis yang melihat itu hanya bisa terdiam menatap Jennifer yang diam saja tanpa berniat mengatakan apa pun.

Jennifer pergi, dia melirik Caroline sebentar sebelum meninggalkan tempat itu. Dan Jeremy juga ikut pergi tanpa sepatah kata apa pun di ikuti dengan seorang Gamma dan Cetta. Sekarang tinggal mereka berdua di sana yang bersandar pada dinding di belakangnya. Dinding yang terasa dingin seperti mengatakan bahwa perasaan Caroline masih begitu buruk sekarang.

Dia tidak paham kenapa Jeremy bisa berpikiran seperti itu, dia jelas seorang Omega. Bahkan ayah dan almarhum ibunya juga mengatakan bahwa dia Omega. Lalu siapa yang salah? Kenapa dia di tuduh pernah membunuh seorang Alpha. Hei.. dia selama ini di kurung di dalam rumah.

Kehidupannya hanya seputar rumah, sekolah dan jika beruntung dia akan balapan di jalanan. Dan bisa-bisanya Jeremy mengatakan hal tidak mendasar seperti itu, bukankah perkataan itu bisa membuat orang lain salah paham. Ya jika yang terkena bukan dia, dia tidak akan masalah tapi yang kena itu dirinya dan pasti semua orang yang percaya akan menyudutkannya.

Dia yang di anggap cacat saja langsung di tatap sebelah mata dan di abaikan seperti tidak di anggap ada. Lalu bagaimana jika dia di anggap sebagai kutukan dan cacat dalam satu waktu? Sepertinya keinginan ayahnya untuk membuat diri sengsara di tempat ini akan terwujud.

"Caroline.."

Luis menatap Caroline menujukkan sebuah kekhawatiran yang terlihat begitu memuakkan. Lagi-lagi Caroline merasakan perasaan muak itu dan dia tidak tau harus bagaimana untuk menyingkirkan perasaan itu. Luis mendekat menyentuh sel pembatas yang begitu dingin di kulit tangannya.

"Jangan pikirkan ucapannya, kau bukankah tau bahwa tidak ada yang bisa di percaya di tempat ini!" ucap Luis berharap Caroline mau mendengarkannya.

Caroline menghela nafas melirik Luis sebelum menutup matanya mengabaikan Luis yang ikut menghela nafas. Tidak ada suara setelah itu hanya keheningan antara sebuah perasaan muak dari Caroline dan perasaan khawatir dari Luis. Caroline hanya ingin menenangkan dirinya sebelum membalas ucapan Luis.

Di saat seperti ini pasti dia akan menghancurkan semuanya, ingatan tentang kebiasaannya yang sering muak dengan kelakuan Luis dan membuat mereka dalam masalah membuat Caroline sadar. Dia tidak mau hal seperti itu terus terjadi dan dia ingin menenangkan dirinya sebelum semua hal itu terjadi nantinya.

Di bandingkan dengan Luis yang pengertian padanya, dia hanyalah seorang wanita yang mengandalkan egonya. Dan Caroline kesal jika mengingat hal itu, Caroline menghela nafas kembali membuka manik birunya menatap manik gelap milik Luis yang masih menunggu "jika aku bisa maka aku tidak akan memikirkannya"

Luis terdiam, apa yang di katakan Caroline benar. Jika dia di posisi Caroline pasti juga akan berpikiran sama, dia akan terus berpikir sampai mendapatkan jawaban atas ucapan Jeremy "baiklah, aku paham. Dan aku harap kau mendapatkan jawaban yang kau inginkan segera"

Ucapan Luis membuat Caroline mengangguk, berharap bahwa apa yang di katakan Luis akan terjadi. Dan Caroline berharap bahwa ini adalah yang terakhir.

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan membacanya dengan serius

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Park_Keyzacreators' thoughts
Nächstes Kapitel