webnovel

Kabur

Pikiran Caroline sangat kacau saat ini, dia tidak tau harus bertindak seperti apa. Semua hal yang dia dengar sangat tidak masuk akal, dia jelas tidak bisa menerima semua ini begitu saja. Tapi entah kenapa Caroline merasa bahwa ada yang aneh, seperti sesuatu yang siap membuat dirinya terkejut.

Hari sudah sore, sesuai janjinya dengan Luis. Mereka akan kabur sekarang, walau pikirannya kacau tapi rencana tetaplah rencananya. Dia tidak akan dengan mudah membuang rencana itu begitu saja. Setelah mandi Caroline langsung bersiap, dia tengah menggunakan sepatu kets yang sangat nyaman untuk dia gunakan.

Pakaiannya sangat simpel, dengan celana jens dan kemeja polos yang dia pilih secara acak. Rambutnya dia ikat dengan rapi lalu dia bangkit menatap Sena yang baru saja kembali dari pekerjaannya. Caroline tidak peduli, dia hanya mengambil segelas air dan meminumnya pelan sebelum berjalan mendekati pintu keluar.

"Kau mau ke mana?"

Caroline terkejut, tidak biasanya Sena ikut campur. Ini seperti bukan Sena yang Caroline kenal, apakah hanya perasaannya saja atau memang Sena sedikit berubah.

"Bukan urusanmu" jawab Caroline membuka pintu kamar.

"Aku bilang kau mau ke mana!"

Sena terlihat kesal dia langsung menarik tangan Caroline untuk tidak keluar kamar. Entah kenapa dia merasa bahwa Caroline akan pergi jauh, dia tidak begitu peduli tapi kakaknya sudah mempercayakan Caroline padanya.

"Kau ini kenapa!?"

Caroline kesal, dia menyentak tangan Sena dengan kuat. Tubuh Sena terhuyung ke belakang tapi Caroline tidak peduli dan langsung keluar kamar meninggalkan Sena dalam situasi yang buruk. Caroline tidak mengerti, kenapa Sena berubah. Dimana Sena yang bersikap tidak peduli padanya.

Dia selalu berharap ada seorang teman yang bisa mengerti dirinya tapi nyatanya tidak ada. Tunggu sepertinya dia ingat dengan wanita yang membantu hari itu, entah kenapa dia merasa bahwa wanita itu tidak asing. Tapi dia jelas melihat wajahnya dan dia juga tidak pernah tau siapa wanita itu.

Andai saja dia bisa bertemu dengan wanita itu lagi pasti dia akan mendapatkan seorang teman. Memikirkan hal itu membuat Caroline makin kesal, dia melangkah dengan cepat melewati setiap lorong yang ada. Tentu dia masih ada di asrama dan Caroline harus bersabar untuk bisa keluar dari tempat ini.

Jam menunjukkan pukul lima sore, Caroline langsung bergegas cepat menuju danau. Di sana dia melihat Luis yang sudah bersiap dengan pakaian serba hitam yang dia kenakan "apa aku terlambat?" tanya Caroline menatap Luis yang menggeleng.

"Tidak juga"

Caroline mengangguk dan langsung mengatakan rencana kabur mereka, kali ini mereka akan mencoba kabur dengan baik. Tentu saja Luis ingat betul jalanan yang mereka lewati dengan mobil dulu dan Caroline mengetahui jalan pintas yang sangat bagus.

"Ikuti aku"

Caroline berjalan mendekati sebuah pohon besar dengan semak-semak yang menutupi akar pohon itu. Luis hanya terus mengikuti Caroline tanpa berpikir, dia hanya percaya pada Caroline saat ini. Caroline tengah menyingkirkan semak-semak yang menutupi pohon itu sampai sebuah lubang yang cukup besar terlihat oleh mereka.

Caroline tersenyum dan langsung masuk ke dalam lubang itu, terlihat jelas Luis yang ragu tapi Luis hanya bisa pasrah masuk ke dalam lubang itu. Angin berhembus dengan kencang membuat rambut Caroline bergerak mengikuti arah angin. Luis bangkit melihat sekeliling yang di penuhi pohon besar tanpa ada pagar pembatas.

Lubang itu tidak sengaja Caroline temukan kemarin saat berusaha bersembunyi di balik pohon. Dia malah masuk ke dalam lubang itu dan akhirnya mengetahui bahwa lubang itu adalah jalan keluar dari lingkaran sihir di tempat itu.

"Bagaimana cukup bagus bukan?" ucap Caroline menatap Luis yang masih tidak percaya dengan hal ini.

"Lalu kita akan pergi ke mana? Dan dimana kita sekarang?"

Caroline hanya tersenyum tipis, dia langsung berlari ke arah salah satu pohon besar. Tubuhnya melompat dengan tangan yang mencengkram batang pohon. Dia bergerak ke atas sampai menuju ke bagian puncak pohon. Luis hanya melihat tapi akhirnya ikut naik menghampiri Caroline yang menikmati pemandangan di tempat itu.

"Dari sini kita bisa melihat desa terdekat" ucap Caroline menunjuk sebuah desa kecil yang tidak jauh dari tempat mereka.

Luis menilai jarak desa itu dan dia sedikit ingat bahwa ibu Caroline melewati desa itu sebelum sampai di tempat asrama. Ternyata ini jauh lebih mudah dari dugaan Luis dan Luis langsung mengangguk membawa Caroline turun dari pohon.

Keduanya mendarat dengan baik dan Luis langsung menyuruh Caroline berbalik "berbaliklah"

"Ada apa?" Caroline tidak paham memang apa yang akan Luis lakukan.

Telinga Luis memerah dan langsung menarik Caroline untuk berbalik. Tentu saja Luis harus melepas bajunya jika ingin berubah menjadi Werewolf, jika tidak pakaiannya akan rusak dan dia akan kehilangan pakaian untuknya nanti.

Caroline yang sadar langsung tertawa kecil melihat tingkat Luis yang lucu "sudah belum?" tanya Caroline mencoba untuk berkomunikasi dengan sepupunya itu.

Bukannya jawaban yang Caroline dapatkan, dia malah merasakan sesuatu yang berbulu mengelus kakinya. Caroline tertawa melihat wujud Werewolf coklat gelap milik Luis "kau itu.."

Caroline tertawa dan langsung mengelus kepala Luis, rasanya menyenangkan dan Caroline menyukainya. Jika di ingat sudah lama sejak dia melihat wujud Werewolf milik Luis. Sepertinya waktu itu wujud Werewolf Luis masihlah kecil dan sangat imut tapi sekarang wujud Werewolf Luis sangat besar dan cukup seram.

Tapi tetap saja Caroline merasa gemas akan tingkah Luis yang tidak jauh berbeda dengan yang dulu. Dia dengan santai mengelus bagian wajah Luis yang terasa lembut dan hangat. Senyuman lebar terukir jelas di bibir merahnya membuat Luis itu tersenyum di balik wujud Werewolfnya.

"Oh.. Tunggu aku harus memanggilmu siapa sekarang Luis atau James?"

Caroline ingat bahwa setiap Werewolf memiliki nama sendiri dan James adalah nama dari wujud Luis sekarang. Tidak ada alasan khusus kenapa Luis memberi tahu nama dari wujud Werewolfnya. Itu semua terjadi tanpa sengaja dan James setuju saja walau Caroline bukan Mate mereka.

Biasanya nama Werewolf hanya bisa di ketahui oleh Mate saja tapi Caroline berbeda dia bisa mengetahuinya karena Luis dan James mengijinkan. Mungkin tidak banyak kasus seperti ini tapi Caroline merasa senang menjadi orang pertama yang tau nama Werewolf Luis.

"Baiklah, kau ingat jalan yang harus kita lewati bukan?"

Caroline berbicara dengan tangan yang sibuk mengambil pakaian Luis, untung saja Luis sudah melipat rapi pakaiannya dan Caroline tidak perlu susah-susah untuk melipatnya. Setelah selesai Caroline mendekati Luis dan langsung menaiki tubuh Luis yang sangat besar.

"Kita pergi sekarang.."

Akhirnya selesai juga, ada tujuh chapter ternyata. Bagaimana apa novelnya menarik, kalau suka beri ulasan dan masukin ke coll oke. Sampai jumpa lagi...

Park_Keyzacreators' thoughts
Nächstes Kapitel