Pagi yang cerah menyambut Caroline, setelah kejadian dua hari lalu Caroline mulai berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru ini. Banyak hal yang terjadi termasuk dengan pandangan merendahkan para Werewolf yang dia temui. Ada beberapa yang merasa iba dan ada juga yang abai akan keberadaan Caroline.
Yang lebih buruk adalah Sena yang terus mengabaikan dirinya seakan dirinya bukanlah manusia. Mereka memang tinggal dalam satu kamar tapi keduanya tidak pernah saling menyapa. Jangankan menyapa tersenyum untuk satu sama lain saja tidak pernah. Mungkin benar jika Sena yang membawa makan untuk dirinya dan Luis hari itu.
Tapi Sena malah bersikap layaknya orang yang tidak peduli apa pun. Sejak hari itu juga Luis sering mengunjungi dirinya walau masih di sekitar perbatasan asmara. Dan Caroline merasa senang walau hanya memiliki waktu sebentar untuk bertemu. Tapi mereka jelas bisa bertemu jika jam makan karena jam makan selalu di lakukan bersama-sama.
Saat ini Caroline tengah bersiap, dia tidak punya pekerjaan khusus di tempat ini karena dia di anggap berbeda. Tapi Caroline tidak peduli dan selalu mengunjungi perpustakaan untuk mengisi waktu luangnya. Dan biasanya dia akan pergi ke perpustakaan untuk bertemu Luis.
Fakta bahwa Alpha yang menyelamatkan dirinya adalah seorang bangsawan membuat Caroline sedikit senang. Dia memang tidak terlalu berharap banyak dengan Alpha kecuali Luis. Tapi kenyataan Alpha itu menolongnya cukup membuat Caroline ingin mengatakan terima kasih.
Tapi nyatanya untuk bertemu dengan Alpha itu sangat sulit, sejak hari itu dia tidak pernah melihat Alpha itu lagi. Caroline melangkah dengan santai menatap sekeliling asrama yang terlihat indah. Banyak pohon dan ada danau kecil di balik asrama, dan biasanya Caroline pergi ke sana untuk menenangkan diri.
"Luis.."
Caroline tersenyum menatap Luis yang tengah berdiri dengan buku di tangannya. Luis mendekat menatap sepupunya yang terlihat baik-baik saja "bagaimana kabarmu?" tanya Luis masih saja mengkhawatirkan Caroline.
Caroline tertawa namun dia mengangguk dan langsung menarik Luis untuk duduk di bangku yang kosong. Di balik asrama yang terpisah ada satu tempat yang bisa mereka datangi tanpa peduli gender. Tempat itu sering di sebut dengan perbatasan, di sanalah Caroline menghabiskan waktu dengan Luis.
"Kita akan ke mana hari ini" tanya Luis menatap Caroline yang tengah berpikir keras.
"Apa kau tidak ada jadwal hari ini?" bukannya menjawab Caroline malah bertanya akan jadwal Luis yang memang sibuk.
Selain karena dia Alpha, Luis juga termasuk dalam jajaran Alpha yang jenius "tidak ada, hari ini aku libur" jawaban Luis membuat Caroline tersenyum lebar.
"Baiklah, bagaimana jika kau membantuku"
Luis terlihat bingung tapi entah kenapa pemikiran buruk kembali hadir namun Luis menggeleng keras akan hal itu. Caroline mendekat membisikkan sesuatu di telinga Luis. Terlihat Luis yang terkejut dengan pandangan membulat sempurna. Bagaimana mungkin Caroline ingin kabur dari tempat ini.
Dia tidak percaya akan pemikiran Caroline tapi Luis yakin bahwa Caroline selalu punya alasan dari keinginannya. Tapi ini sangat tidak masuk akal dan sangat beresiko untuk di lakukan. Bagaimana jika mereka ketahuan lalu di hukum, ini adalah pemikiran yang sangat buruk.
"Aku hanya ingin melakukan satu hal sebelum melepas nama Edgar" ucap Caroline pelan.
Luis terkejut menarik tangan Caroline untuk dia genggam "apa yang kau pikirkan?"
"Aku ingin bertemu ibuku untuk terakhir kalinya" jawab Caroline membuat Luis paham akan apa yang di pikirkan Caroline.
Kemarin Luis menceritakan semuanya soal ibunya yang sangat menyayangi Caroline dan fakta soal adik tiri Caroline. Dan semalaman Caroline terus memikirkan semua itu, dia merasa buruk saat tau bahwa ibunya tidak pernah berniat membuangnya. Dia memang bukanlah anak yang baik tapi Caroline ingin melakukan sesuatu sebagai seorang anak.
"Bantu aku keluar" Caroline masih berharap tapi dia sendiri tidak yakin Luis akan melakukan itu untuk dirinya.
"Aku akan bantu tapi aku ikut bersamamu, jika kau berniat pergi sendiri maka aku menolak"
Setelah memikirkan semuanya Luis merasa bahwa ini bukanlah keputusan yang begitu buruk. Mungkin memang akhirnya mereka akan mendapatkan hukuman tapi Luis tidak peduli asal Caroline merasa senang. Mungkin ini terlalu bodoh tapi Luis ingin Caroline tetap tersenyum lebar padanya.
"Dengarkan aku, kita akan bertemu di danau belakang sore nanti, aku akan jelaskan rencana rincinya saat itu" ucap Caroline dengan perasaan bahagia.
Luis mengangguk dan langsung menarik Caroline untuk mengelilingi tempat di perbatasan. Banyak hal yang bisa dilakukan di tempat itu tapi sayangnya Caroline tidak pernah tertarik akan hal seperti itu. Bahkan Luis sampai bingung akan apa hal yang di sukai Caroline.
Mereka terus berkeliling sampai keduanya di hadang oleh seorang pria berstatus Beta. Dia adalah pria yang menjadi asisten pimpinan dan Luis jelas masih kesal akan hal terjadi hari itu "kenapa?" tanya Luis dengan pandangan tidak bersahabat.
"Tenang.. Aku hanya ingin bertemu dengan Caroline" ucap pria itu membuat Caroline kebingungan.
"Perkenalkan namaku Jeremy, aku adalah wakil pimpinan di sini" pria itu tersenyum menatap Caroline yang masih penasaran akan apa yang di inginkan Beta itu.
"Jika berkenan, bolehkah aku membawa sepupumu ini. Ada hal yang harus aku katakan padanya" Jeremy menatap Luis yang terlihat tidak suka padanya tapi Caroline malah mengangguk.
Terlihat jelas Luis ingin melarang karena waktunya dengan Caroline jadi terganggu tapi Caroline penasaran akan apa yang di inginkan pria Beta itu. Pangkat tingginya jelas menjadi satu hal yang sangat membuat Caroline penasaran dan Caroline langsung pergi meninggalkan Luis yang hanya bisa pasrah.
Keduanya berjalan beriringan membiarkan keramaian menyelimuti mereka sampai mereka berhenti di sebuah tempat yang Caroline tau adalah tempat khusus milik para pangkat tinggi.
"Masuklah.."
Caroline masuk dan langsung duduk di sebuah bangku di sana. Sedangkan Jeremy sibuk menyiapkan teh untuk menemani perbincangan mereka "apa kau suka teh hitam" tanya Jeremy membuat Caroline mengangguk.
Teh tersaji dengan baik dan Jeremy mulai duduk menatap Caroline di hadapannya "bagaimana keadaanmu sejak hari itu? Ketua memang orangnya kaku tapi dia adalah Alpha yang baik"
Caroline kebingungan, apa maksud Beta di hadapannya ini. Dia ingin bertanya soal keadaannya atau berniat membuat dia menyukai ketuanya. Jelas Caroline tidak akan pernah bisa menyukai Alpha itu, di benar-benar mirip seperti ayahnya dan dia sangat membencinya.
"Keadaanku jauh lebih baik, tapi aku tidak melihat kebaikan di mata Alpha itu" ucapan Caroline membuat Jeremy mengangguk.
Ada rasa penasaran di pikiran Jeremy tapi tujuannya menemui Caroline bukan karena hal itu "apa kau memang seorang Werewolf murni?"