webnovel

Gelembung Britannia

"Jadi, bisa beritahu kami siapa yang sedang bertarung di kehampaan?" Merlin menyilangkan lengan sambil menatap Asheel dengan mata menyipit.

"Kau tidak tahu?" Asheel mengangkat alis, menjawabnya dengan pertanyaan lain.

"Mungkinkah bentuk kehidupan yang berada di kepompong tadi malam?"

Asheel mengangguk tapi kemudian menatap Merlin dengan heran, "Bentuk kehidupan? Bagaimana bisa menyimpulkannya begitu?"

"Kau berkata jika dia akan menggigitku," jawab Merlin tanpa ekspresi.

"..." Asheel sudah tidak ingat jika dia pernah berkata seperti itu. "Yah, sebagian benar. Makhluk itu adalah Cath Palug."

"Cath? Kucing itu?" Merlin mengernyitkan dahinya.

Yang lain juga sama.

"Arthur mencari Cath dimana-mana sampai pagi, tapi belum menemukannya. Dia tidak bisa merasakan Cath yang berada dalam kepompong itu?" Gowther berkata.

"Apa yang kau lakukan pada Cath?" Meliodas bertanya dengan tidak senang.

Di sisi lain, Merlin selalu memandang Meliodas dengan aneh. Bukankah bocah ini terlalu memusuhi Asheel?

Tapi mengingat apa yang pernah dilakukan Asheel padanya ... mungkin itu wajar? Dia tidak tahu dan tidak ingin mencari tahu.

"Aku memberinya sedikit kekuatanku, dan dia sedang bertarung di kehampaan," jawab Asheel acuh tak acuh.

"Kau menggunakannya untuk menghadang orang-orang diluar untuk masuk?" tanya Merlin.

"Tidak, dia keluar karena keinginannya sendiri. Rasa laparnya sudah tidak bisa dikendalikan lagi." Asheel mengangkat bahu.

Tapi yang lain tidak mengerti apa yang dia maksud. Di mata mereka, Cath adalah kucing aneh yang selalu menempel pada Arthur.

Merlin mengelus dagunya, "Sudah kuduga. Ada sesuatu yang tidak beres dengan kucing itu."

"Apa maksudnya, Merlin?" tanya Meliodas.

"Cath adalah binatang buas. Dia mengincar Arthur."

"Cath adalah orang jahat?! Kucing itu?" Hawk bertanya-tanya dengan keraguan dalam nadanya.

"Jadi kalian tidak tahu." Asheel menatap kosong pada mereka. "Cath Palug adalah seorang Beast. Dia adalah pembunuh primata yang tujuan akhirnya adalah memusnahkan umat manusia, lalu menghancurkan dunia ini. Tidak aneh kalau dia mengincar sang Raja, seorang pemegang kekuatan Chaos."

Yang lain merasa cerita itu terlalu dilebih-lebihkan. Memusnahkan umat manusia? Apa apaan?!

"Jika bukan karena Cath Palug harus berevolusi yang memakan waktu, dia pasti sudah menerkam ke arah Arthur setelah kebangkitannya."

BAM!

Tiba-tiba suara keras terdengar sekali lagi. Langit berguncang saat petir bergemuruh. Nampaknya, Naga Emas sudah berhasil mengalahkan Outer God Iblis yang turun sebelumnya. Setelah mengonsumsi jiwanya, kekuatannya meningkat lagi.

"Naga Emas mempunyai fitur seperti itu? Apakah Outer God menjadi ladang Exp kali ini?" Sera tiba-tiba mengeluarkan komentar., tapi kemudian dia mengerti. "Oh, aku ingat jika naga itu hanyalah sebuah inti array. Menggunakan jiwa abadi untuk meningkatkan array sudah menjadi hal yang biasa."

Asheel tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengangguk.

"Tapi ... sepertinya bukan hanya itu saja. Naga itu sudah membentuk eksistensinya sendiri. Keberadaannya diakui sebagai Naga Sejati."

Sera bahkan tidak membuka mata dewanya, tapi hanya dengan mata yang fungsinya persis seperti para makhluk fana, dia sudah mengetahui semua tentang Naga Emas.

Sebuah mata seorang Dewa bisa menyimpulkan takdir, mereka bisa melihat masa lalu dan masa depan orang lain, bahkan diri sendiri. Tapi konsekuensi dari melihat masa depan sangat berat karena berhubungan dengan karma, dan orang yang mengetahui masa depan kebanyakan menjadi kacau.

Misalnya, seorang abadi meramalkan jika seseorang akan sukses, dan setelah mendengar hal itu, orang itu malah menghentikan kerja kerasnya karena dia tahu hasil dari masa depan. Tapi ternyata, masa depannya benar-benar terbalik dengan apa yang telah dikatakan.

Mengetahui masa depan bukanlah hal yang baik, tapi itu bisa digunakan untuk memeriksa bahaya tersembunyi di waktu mendatang. Yah, tergantung dengan bagaimana cara menggunakannya.

Mata Sera bahkan lebih dilebih-lebibkan. Tidak hanya Sera, semua Dewa yang mengatur Abyss juga sama.

Mengetahui kebenaran sejati dari apa yang mereka lihat sampai ke akar-akarnya. Itu adalah salah satu kemampuan pasif yang dimiliki para Dewa. Jangan menyebutkan Dewa, bahkan eksistensi yang lebih rendah juga banyak yang memilikinya.

Mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Naga Emas tidak sulit untuk Sera. Bahkan setelah Asheel merancang keberadaannya sangat rumit.

Naga Emas itu memang tidak sederhana sejak awal, seolah-olah ada sistem leveling yang terikat dengan keberadaannya.

Pada saat itu, Asheel dan Sera tiba-tiba mendongak ke langit. Itu sejenak sebelum keduanya menurunkan pandangannya dengan cepat, ekspresi mereka terlihat sangat tidak tertarik.

Merlin yang memperhatikan mereka sepertinya tahu apa yang akan terjadi.

BAM!

Langit jebol sekali lagi, lubang ketiga telah muncul!

Melihat itu, Tujuh Dosa Mematikan dan yang lainnya tidak berani menanyakan kenapa Asheel masih bisa begitu santai di situasi saat ini.

Setelah itu, makhluk kolosal muncul. Itu yang ketiga kalinya.

Naga Emas segera mencari masalah dengannya.

"Jika dibiarkan lebih lama lagi, bukankah ruang dunia ini tidak akan mampu menampung Britannia dan pada akhirnya akan pecah?" Merlin menyuarakan keheranannya.

"Memang." Asheel mengangguk.

"Lalu...."

Merlin akan berkata lebih jauh, tapi Asheel sudah memotongnya:

"Selama gelembung yang menutupi Britannia masih ada, dunia ini tidak akan hancur."

Merlin mengerutkan kening, "Bagaimana dengan isinya? Bahkan jika Britannia tidak hancur, jika manusia mengalami kepunahan, bukankah itu akan menjadi tidak berguna?"

Asheel hanya mengangkat bahu, "Kalian manusia adalah makhluk unik yang bahkan berani menentang Tuhan. Manusia tidak membutuhkan Tuhan untuk menghidupi diri mereka sendiri, bukan? Bagaimanapun, manusia adalah otak yang berperan dalam kemajuan peradaban dunia. Manusia tidak membutuhkan Tuhan untuk kemajuan mereka. Saat Tuhan tidak lagi berguna, kalian manusia akan melupakannya. Manusia adalah makhluk yang bahkan akan menumbalkan Tuhan sekalipun hanya agar mereka bisa selamat. Manusia memiliki ambisi yang terus berkembang. Bahkan manusia juga ingin menjadi Tuhan. Jadi, ini masalah kalian para makhluk fana untuk diselesaikan, mengerti?"

Perkataannya awalnya terdengar sangat sinis, tapi di akhir kalimat, Asheel mengatakannya dengan nada berat, sangat berat hingga logika dunia ini sepertinya tidak berani menentangnya. Asheel mengatakan semua keluhannya setelah menyadari keberadaannya sendiri, karena sebelumnya dia memang hidup dengan rendah hati.

Sementara itu, Merlin memutar matanya. "Kenapa malah membicarakan kemanusiaan?"

"Tidak, aku hanya ingin mengatakan jika nasib Britannia pada akhirnya ada di tangan kalian. Aku sudah cukup ikut campur."

"Jadi begitu, bantuanmu memang memiliki peran paling penting di pertempuran ini. Kalau tidak, Britannia sudah hancur dua jam yang lalu."

Ini berkaitan dengan penghalang gelembung yang Asheel pasang untuk melindungi Britannia dari serangan para Outsider. Saat Outer God atau Outsider menyentuh penghalang dan masuk ke jangkauan Britannia, kekuatan mereka akan ditekan hingga benar-benar menjadi seorang fana.

Itulah fungsi gelembung yang sangat menakutkan!

Bahkan powerhouse yang menduduki tahta kekuatan di Omniverse masih akan terpengaruh oleh efek itu jika mereka menyentuhnya.

Memaksa seorang dewa menjadi makhluk fana, kemampuan itu begitu menakutkan.

"Kekuatan itu, kan...?" Sera sedikit melebarkan matanya saat memperhatikan gelembung tak terlihat. Dia lalu menatap Asheel sambil tersenyum, matanya tampak bangga seolah-olah Asheel telah melakukan pencapaian yang luar biasa. "Kau benar-benar bisa mengaplikasikannya, usahamu selama ini tidak sia-sia."

Asheel, sementara itu, malah menatapnya dengan aneh. "Kukira kau selalu mengamatiku. Kemampuan ini sudah lama aku menguasainya."

Ini adalah kekuatan yang sama yang digunakan Asheel untuk membentuk domain penindasan kekuatan dunia saat dia melawan Euclid Lucifuge di dimensi sebelumnya. Tapi skala itu sangat ringan hingga hanya berfungsi meminimalkan dampak serangan.

Sera tidak mengamati saat itu, jadi dia tidak tahu. Terlebih lagi, Asheel jarang bertarung dengan kekuatan ini karena dia biasanya bersenang-senang menghancurkan musuh secara perlahan.

"Jangan samakan aku dengan wanita jalang itu. Selain selalu berada di sisimu, aku hanya mengamatimu saat merasakan firasat jika kau telah memiliki hubungan dengan wanita lain." Sera mendengus.

"Apakah itu naluri legendaris seorang wanita?"

"Mm, bisa dibilang begitu."

Saat itu, Asheel tiba-tiba mendongak ke arah lubang yang muncul pertama kali.

"Sepertinya ini saatnya aku keluar. Aku menantikan sambutan yang hangat."

Merlin buru-buru bertanya, "Apa yang terjadi?"

"Jangan khawatir, seseorang akan membantu kalian setelah ini. Aku sudah membangunkannya beserta dengan semua keturunannya."

"Hei!"

Asheel tidak berbalik dan hajyaa membuka mulutnya, "Cath Palug sudah mati."

Tepatnya dipaksa kembali ke ketiadaan.

Nächstes Kapitel