Cia nggak tau mau bilang apa. Kedua ankanya kelewat cerdas, punya cara berpikir sendiri, dan sebenarnya ini membuatnya beban. Mungkin dia bisa mengabaikan pertanyaan orang-orang atas dirinya tapi, kedua anaknya?
"Dengar, papa nggak di jual di toko manapun. Dan untuk sekarang mommy belum bisa jelaskan tentang papa sama kalian." Kedua mata anaknya mengerjap, menatap bingung dirinya tapi setelah itu mengangguk dengan senyum yang cerah.
Cia tersenyum, "setelah ini, mommy akan pergi mencari sekolah baru. Kalian tidur, nanny akan datang untuk menjaga." Keduanya mengangguk.
"Papa itu seperti apa? Selain dia laki-laki seperti Kandra."
"Papa itu seperti kakek Bagas, hangat dan sangat mencintai anak-anaknya."
"Kalau begitu kapan aku bisa punya papa seperti kakek Bagas?" tanya Kayra riang.
Cia tersenyum, "mommy nggak tau, apa kalian bisa punya atau tidak."
"Yah …." Kayra menunduk sedih.
Kandra berujar, "sudah, aku malas bahas papa. Ada atau nggaknya, yang penting ada mommy."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com