"Hei … Nadia kenapa?" Fatur bukan orang yang bodoh, dia tahu kalau Ajeng ke sini pasti karena membawa kabar penting tentang orang yang sangat berarti di hidupnya. Ajeng bukannya tidak ingin jujur tentang perasaannya pada Fatur, tapi di sadr kau saingannya bukanlah orang sembarangan. Rival terberat Ajeng adalah Nadia.
"Nadia sudah sadarkan diri."
DEG~~~
Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ajeng semua orang sontak berlari meninggalkan Ajeng termasuk Fatur.
Bahkan untuk berucap terima kasih pun tidak ada yang mengatakan hal tersebut, semuanya larut dalam euforia tentang sadarnya Nadia.
"Terima kasih," ucap Ajeng dengan nada yang sendu sambil kedua manik matanya terus saja menatap punggung Fatur yang perlahan tapi pasti sudah tidak terjangkau lagi oleh indra penglihatannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com