Setelah menghempaskan cekalan Papa Galih, Mama Kinanti kemudian berjalan dengan langkah pelan ke dekat sang putri.
Wajah ceria Sari yang selalu terlukis di setiap lekuk wajahnya kini berubah menjadi amat puyat. Sungguh pedih hati Mama Kinanti melihatnya.
Tangan Mama Kinanti terulur untuk mengelus kening sang putri dan juga menyingkirkan anak rambut Sari yang menutupi sebagian wajahnya. Lalu kedua bibir Mama Kinanti untuk turun untuk mengecup kening Sari.
Tak butuh waktu lama Sari akhirnya membuka matanya. Mungkin ini adalah ikatan batin antara ibu dan anak yang telah terpisah. Meskipun selama ini Sari mengenal dirinya sendiri sebagai anak dari Om Wisnu juga Mama Rani tapi entah kenapa jika bersama dengan Mama Kinanti hati Sari akan merasa genap.
"Tante ...." Mungkin itulah kata yang saat ini sedang terlontar dari mulut Sari karena dia baru sadar saat Mama Kinanti menjenguknya. Sungguh ini adalah keirian yang paling hakiki yang pernah dirasakan oleh Mama Rani.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com