webnovel

Episode 7: Saling Bebagi

Tati nampak terpukau akan kegagahan Aryo yang merupakan majikan dimana dia bekerja sebagai asisten rumah tangga, Aryo yang selalu memakai pakaian ketat membuat Tati bisa leluasa menikmati pemandangan erotis dari Aryo.

"Tat, sini sebentar!" seru Aryo.

Tati seperti terhipnotis, dia langsung menghampiri Aryo yang ada di kamarnya. Disana Aryo langsung menggagahinya dan Tati tidak menolak sama sekali perbuatan dari Aryo. Bahkan semburan sperma di dalam rahimnya begitu dia nikmati.

"Kamu gak usah cuci vagina kamu, nanti setelah kering coba kamu cium aroma vagina kamu. Pasti baunya bekalan berbeda." ujar Aryo.

Tati mengiyakan apa yang disuruh oleh Aryo, aroma aneh yang di cium oleh Eko adalah perpaduan antara sperma Aryo dan cairan cinta Tati yang bersatu dengan keringat.

Kejadian itu nampak tidak bisa dilupakan oleh Tati, dia tidak percaya kalau dirinya bisa berkhianat dari suaminya. Kalau seperti ini dia tidak ada bedanya dengan Eko yang mengejar Lina setengah mati.

"Dek, kenapa kamu melamun sore-sore? Bukannya cepat mandi mumpung kamar mandinya kosong." ujar Eko

Ketika Tati hendak masuk ke kamar mandi, tiba-tiba saja Risa menghampirinya. Kemudian dia mengajak Tati untuk membicarakan sesuatu, terlihat wajah heran dari Tati akan permintaan dari Risa.

"Dia kan suami kamu, apa gak apa-apa?" tanya Tati.

"Hmmm... saya gak apa-apa kok mbak, saya percaya kok sama Mbak Tati." jawab Risa.

Jauh dalam hati Risa, dia sangat berat mengatakan ini kepada Tati. Tapi Risa yang dasarnya seorang yang tidak tahan akan rasa jijik, malas kalau harus menceboki Adam yang sedang dalam keadaan tangan terluka.

Adam dengan meringis kesakitan segera masuk ke bilik kamar mandi yang memiliki pintu 2 arah, bisa dibuka dari kamar mandi dan bisa di buka dari luar.

"Maaf ya mbak, saya jadi merepotkan." ujar Adam.

"Gak apa-apa kok mas, kalau saya bisa bantu pasti saya bantu kok." jawab Tati.

Risa menunggu dari luar karena dia resah kalau meninggalkan suaminya dan Tati disana hanya berdua, terlebih Tati tidak mengunci pintu kamar mandi yang menuju ke WC.

Tiba-tiba terdengar pintu di ketuk oleh Adam yang menandakan kalau dia selesai buang hajat.

"Mbak Risa, bisa ambilkan sabun gak. Rupanya sabun saya habis!" seru Tati.

"iya mbak, tapi dimana?" tanya Risa.

"Tanya mas Eko saja!" timbal Tati.

Dengan segera Risa masuk ke kontrakan milik Tati, tercium aroma keringat yang menyengat sekali di kamar itu. Ketika dia menengok ke arah kamar tidur, disana terlihat Eko dengan keadaan telanjang dan hanya ditutupi oleh selimut saja sedang mendengkur.

Birahi Risa tiba-tiba saja bangkit pada saat itu, aroma badan Eko seolah menyihirnya untuk maju lebih dekat dan menikmati aroma tubuh Eko yang bisa dibilang menyengat.

Di tempat lain yaitu di kamar mandi, Tati mulai masuk dan melihat Adam sedang jongkok.

"Sudah beraknya mas?" tanya Tati sambil berbisik.

"Sudah mbak!" jawab Adam singkat.

Ketika Tati mulai membasahi lubang anus Adam yang rimbun akan bulu, dengan sengaja dia mengelus biji penis milik Adam.

"Ahhh..."

Tanpa sadar Adam mengerang karena rasa nikmat yang diberikan oleh Tati.

"Nyaman mas?" tanya Tati.

Adam hanya menghela nafas panjang dan menahan nikmat yang terus-menerus diberikan oleh Tati, terlebih ketika Tati memainkan jarinya di area bawah bini penis Adam.

Tati mulai berani untuk mengocok penisnya Adam, walaupun agak ragu tapi Adam membiarkan Tati melakukan itu semua.

"Pegang punya mbak juga dong!" seru Tati.

Betapa kagetnya Adam ketika melihat ke belakang, dia melihat Tati sudah bugil dan matanya langsung tertuju kepada gundukan hitam di area selangkangannya.

Tangan Adam agak gemetar untuk memegang vagina milik orang lain, karena dia selama ini hanya menikmati lubang vagina milik Risa saja.

Ketika Adam sudah bertekad untuk bisa memegang vagina milik Tati, tiba-tiba saja Risa datang.

"Pah, sudah belum?" teriak Risa.

"Su...sudah mah!" jawab Adam.

"Mbak Tati, sabunnya gak ada." ujar Risa.

"Ya sudah gak apa-apa, untung masih ada sedikit lagi sabunnya." jawab Tati.

Tati agak curiga kenapa Risa lama sekali di dalam kontrakan, apa dia tidak risih sama bau badan Eko yang menyengat pikir Tati.

Risa rupanya menikmati aroma tubuh Eko, celana dalam yang dipakai Eko membuat dia lupa daratan. setiap endusan yang dia lakukan tepat dia area celana dalam milik Eko membuat dirinya disambar birahi yang bergejolak, tak hanya itu baju Eko memang memiliki bau yang hampir serupa dengan bau badan Eko yaitu yang menyengat, tapi itu kembali membuat Risa sangat nyaman sekali.

----

Aldi nampak serius ingin membicarakan sesuatu di malam itu kepada Sifa, sementara itu Sifa sendiri seolah sudah menerka kalau Aldi akan membicarakan sesuatu.

"Sayang, aku mau bicara sesuatu." ujar Aldi.

"Mau bicara apa sayang?" tanya Sifa.

Sifa hendak menahan air mata yang ingin keluar dari matanya, rasa takut akan di ceraikan oleh Aldi membuatnya siap untuk menangis.

"Walaupun kita belum punya anak sampai saat ini juga, tapi aku bahagia kita masih bisa saling menjaga kesetiaan." ujar Aldi.

Perkataan dari Aldi seolah menyambar Sifa pada saat itu, karena siang tadi dirinya telah mengkhianati kepercayaan Aldi sebagai suaminya. Hal itu tak lain karena. Sifa telah melakukan persetubuhan dengan lelaki lain tepatnya ayah mertuanya.

"I..iya sayang, aku juga senang akan hal itu." jawab Sifa dengan tangis dalam hatinya.

Sekitar jam 10 malam Sifa belum terpejam untuk tidur, sedangkan Aldi sudah tertidur lelap. Beberapa kali Sifa mengendus ketiak Aldi yang hanya memakai kaos oblong saja, aroma ketiak Aldi memang mampu membuat Sifa terbakar birahi, apalagi ketika Aldi menjilati vaginanya di pagi hari.

Tiba-tiba saja terdengar suara desahan dari kamar sampai mereka, rupanya Dadang dan Ranti sedang melakukan persetubuhan, dengan susah payah akhirnya Sifa menemukan sedikit celah dan melihat bagaimana Dadang dan Ranti bersetubuh di ruang tengah.

Sifa meremas payudaranya karena di depan matanya dia bisa melihat biji penis Dadang dan sudah basah kuyup oleh cairan kelamin. Warna penis Dadang memang beda dengan milik Aldi, hitam dan berurat mampu membuat Ranti ketagihan beberapa kali, hal ini juga yang membuat Dadang berhasil mendapatkan Ranti setelah menikung dari adiknya.

Mata Sifa tiba-tiba tertuju kepada arah lawang kamar tidur mereka, disana terlihat Dafi yang menyaksikan orang tuanya melakukan persetubuhan. Ingin rasanya Sifa menghentikan Dafi yang terus menyaksikan bagaimana orang tuanya bercinta, tapi hal itu tidak mungkin dia lakukan karena itu akan membuat kegaduhan.

Karena ketidakmungkinan untuk bisa bercinta di malam itu, akhirnya Sifa memutuskan untuk segera tidur di dada Aldi yang sudah siap untuk memeluknya. Ketika pagi hari, Sifa mendesah tidak tahan karena dia tahu kalau ada jilatan dari arah vaginanya, matanya terbuka dan melihat Aldi sedang mengendus dan menjilati vaginanya.

Akan tetapi tiba-tiba saja Aldi mengentikan kegiatannya, dia mengecap rasa di lidahnya seolah ada yang berbeda.

"Sayang, semalam kamu ngapain? Kenapa bau vagina kamu kaya gini?" tanya Aldi.

Sifa panik pada saat itu, tentu saja itu di dasari oleh birahi Sifa yang semalam melandanya. Tanpa sadar tangannya memainkan area penting tubuhnya dan cairan vaginanya keluar dengan sendirinya.

"Aku gak melakukan apa-apa kok sayang." jawab Sifa.

"Aldi tidak melanjutkan kegiatannya dan dia segera mengambil handuk untuk segera mandi, karena di kontrakan itu hanya pasangan Aldi dan Sifa yang selalu bangun di shubuh hari

Sifa sendiri merasa sudah melakukan kesalahan ganda, tentunya melakukan perselingkuhan dengan ayah mertuanya dan. melakukan masturbasi di malam harinya.

Bersambung

Nächstes Kapitel