Kereta yang Lea naiki tak terasa kini sudah berhenti di stasiun Cordoba.
Lea mulai turun daru gerbong kereta.
Disambut dengan hembusan angin yang berhembusan sehingga juga merpa lembut hijab juga pakaian yang Lea kenakan.
Senyum di bibirnya, tak terasa merekah dengan dirinya, ketika Lea menatap sekelilingnya, seketika ia mengingat kisahnya dengan pria yang saat ini tengah ia tunggu.
Langkah kaki Lea mulai menpaki perlahan ubin stasiun. Mata Lea tak henti hentinya menilisir i setiap tulisan yang ia harap itu bisa menjadi pentunjuk baginya. Sampai pada akhirnya, ia memutuskan untuk mendekati sebuah layar elektronik yang menjadi petunjuk arah.
Lea baca dengan teliti semua itu.
"Hah ... Aku tidak yakin, bisa menemukanmu semudah itu Deril,"gumam Lea. Masih mengamati peta itu, sampai Lea terlampau fokus dengan benda yang kini tengah berada di depannya ini.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com