"Mami, masak apaan, Mi?" tanya Marpuah.
"Mami, masak semur kecubung, Puah," jawab Jeng Oktaf.
"Hah?! Jadi, Mami, metik buah kecubungnya, Puah, ya?!" tanya Marpuah. Marpuah tampak sangat syok, dia seperti tak rela melihat tanaman kesayangannya di petik oleh Jeng Oktaf.
"Iya, Puah, Mami ambil dikit doang kok,"
"Yah, Mami, kok di petik sih?!" ujar Marpuah dengan suara yang kecewa.
"Yaelah, Puah, cuman dikit aja, kok, lagian dari pada gak di manfaatin juga, kan jadi mubazir doang, dan siapa tahu hasilnya enak, kan kalau enak lumayan, kita bisa jadiin makanan ini sebagai kudapan unik dan langka, terus kita jual deh," ujar Jeng Oktaf. Memang Jeng Oktaf adalah wanita yang memiliki jiwa bisnis yang cukup tinggi.
Apa pun yang ia sukai sebisa mungkin harus menghasilkan pundi.
"Ya iya, sih, tapi ...."
"Tapi apa lagi sih, Puah!"
"Tapi, Mami, gak takut keracunan gitu?" tanya Marpuah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com