Diesok harinya, Mbah Tresno sedang menyetrika daster milik Mak Jinny.
"Mbah, kok sayang banget sih sama daster itu?" tanya Martiana Cemani.
"Bukan sayang sama dasternya, tapi sama pemiliknya," jawab Mbah Tresno.
"Oh jadi, Mbah Tresno, itu sayang sama Pok Romlah, tukang sayur?" tebak Martiana.
Plak!
"Aduh, Mbah! Kok saya dipukul sih?"
"Habisnya kamu itu asal ngomong! Romlah itu, 'kan udah nikah 5 kali cucunya aja ada 10, masa iya saya suka sama cewek begitu, mana udah peot lagi!" cerca Mbah Tresno.
"Maaf sebelumnya, tapi si Embah, 'kan juga sudah peot" ujar Martiana dengan sopan dan polos.
Plak!
"Waduh, Mbah! Kok saya di pukul lagi sih?"
"Habisnya kamu itu kalau bicara suka tidak ada filternya! Saya ini belum peot cuman udah tua aja! Eh ... maksud saya, dewasa, bukan tua!" Mbah Tresno menutup mulutnya yang salah bicara.
"Dan selain itu, biar kata usia saya sudah sematang ini, tapi saya, 'kan masih bujang!" jelas Mbah Tresno lagi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com