webnovel

Tukang Kredit Panci

Ceklek!

Terdengar suara Mak Jinny yang membuka pintu kamar.

"Perasaan kayak ada suara orang?" gumam Mak Jinny.

Wanita paruh bayah itu berjalan keluar, untuk melihat siapa yang sedang bertamu pagi-pagi begini.

 

"Astagfirullah! Ternyata dia!" teriak Mak Jinny.

"Halo, Jinny, selamat pagi," sapa Mbah Tresno dengan senyuman manisnya.

"Jangan senyum-senyum!" sergah Mak Jinny.

Mbah Tresno langsung menghentikan senyuman itu.

"Loh, kenapa gak boleh senyum? Jinny takut terpesona sama kegantengan Tresno ya?" tanya Mbah Tresno penuh yakin.

"Cuih! Najis! Enggak lah yau! Please deh ah, senyum lu itu nakutin!" cerca Mak Jinny.

"Ya ampun, Jinny, kalau muji mah suka berlebihan," ujar Mbah Tresno.

Mak Jinny segera mengelus dada untuk menahan Emosi.

"Ini bukan muji tapi nyela!" gerundel Jinny.

"Mak sabar ya, jangan marah-marah, nanti darah tingginya bisa kumat," bisik Juju di telinga Emaknya.

 

"Mbah, silakan masuk, Mbah," ucap Juju dengan sopan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel