Karna saking sudah kelaparannya, Rudolf membuka bungkusan itu.
Ternyata di dalam bungkusan keresek itu terdapat sebuah kotak makanan, dan dari luar sudah tampak potongan paha ayam dengan ukuran yang cukup besar.
"Wah, kayaknya mantap nih," ucap Rudolf.
"Iya, kata Papi, juga gitu tapi abis makan, Papi langsung bobo," ucap Marpuah.
Sebenarnya Abah Rene bukan tidur, tapi pingsan, hanya saja Marpuah tidak begitu peka.
"Sejak kapan lu bisa masak?" tanya Rudolf.
"Sejak dulu, cuman kata Mami, gak boleh masak, karna masakan Pu'ah terlalu enak, Mami aja sampai kejang-kejang," jelas Marpuah.
"Oh, gitu," Rudolf terlihat santai sambil manggut-manggut, satu detik kemudian dia baru menyadari ucapan Marpuah.
"Apa, kejang-kejang?!" teriak Rudolf.
Dan Marpuah mengangguk-angguk polos sambi tersenyum.
Dengan segera Rudolf menaruh kembali kotak makan itu di atas meja.
"Loh, kok gak jadi makan sih, Bang!" tanya Marpuah bingung.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com