Seharian penuh menghabiskan waktu bersama putri dan Putra Kiai. Waktu maghrib pun terlewati dan kini datang waktu Isya.
Setelah salat berjamaah di Masjid, Chafiya dan Alif keluar lebih dulu karena Gus Azmi pergi ke toilet. Berjalan bersama namun berjarak.
'Aku masih sangat sulit melupakan orang yang pernah aku harapkan. Namun aku harus menerima Perjodohan ini. Bismillah ya Allah ...' batin Chafiya.
"Ehem. Jangan merasa canggung," kata Alif merunduk. "Ayoklah ... kamu cerita lagi kalau berkenan. Ada kursi mau duduk?" tanya Alif.
"Mari," ucap Chafiya. Keduanya duduk di kursi panjang dan berjarak.
"Mas mau dengar lagi?" tanya Chafiya.
"Boleh," jawab Alif.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com