webnovel

Harus Semangat

Para santri bubar setelah solat malam, Barrak berjalan di belakang Kiai.

'Aduh ... kritis ini. Hp Neng Yaya masih aku bawa, dan sepertinya dia sudah masuk ke kandang santri putri. Bagaimana cara aku mengembalikannya? Aduh ... diam ah besok ketemu lagi, semoga halal,' batin Barrak.

"Le mau tidur di asrama atau rumah?" tanya Kiai Imran, Barrak berpikir sejenak.

"Ehe, aku malah bengong, sama santri yang lain saja Kiai," jelas Barrak.

"Ingat, solat subuh berjama'ah," tegur Kiai Mad.

"Siap Grak Yai," ujar Barrak masih sangat semangat. Kedua Kiai menepuk pundaknya lalu berjalan pergi meninggalkan Barrak.

Barrak duduk sendiri di serambi Masjid sambil melihat ponsel milik Yaya. Barrak tidak sengaja menggeser dan musik menyala dengan otomatis.

"Lagu rock, wah ... tidak nyangka wanita kalem itu suka," gumamnya menikmati alunan lagu. Dia berbaring mengecilkan volume dan menikmati malam penuh bintang.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel