webnovel

Bunga Tidur

Malam ini seharusnya putra Kiai mengikuti solat terawih, namun Sofil malah hilang dari baris solatnya. Lalu duduk santai didalam mobil.

***

Pemuda satu ini kejalanan lalu melihat komplek remang-remang, dia terus berjalan setelah setengah kilo meter dia sampai, sesampainya ditempat situ, Sofil berdiri ditengah-tengah pintu.

"Mas kalau Ramadhan tutup Mas, taubat dulu," ujar wanita seksi, yang sangat menggoda iman. Dia cantik dengan celana ketat dan kaos yang ngepres bodi. Entah apa yang ada dipikiran pemuda itu, Sofil menutup mata dan pergi wanita itu, menarik Sofil hingga berpelukan.

"Tapi... Kalau Mas mau keluar masuk ke dalam sini," goda wanita itu, Sofil menepis tangan wanita itu dan melaporkan diri.

"Hih... Merinding sekujur tubuhku," gumamnya sambil memegang leher. Langkahnya terhenti, "Tapi aku sudah tidak tahan, apa aku harus beli hamr? Sofil gemes deh," ia merasa frustasi karna keadaannya.

Sofil melangkah ke tempat itu lagi dan membeli hamr, wanita itu sangat agresif ketika pemuda itu sudah meneguk arak. Sentuhan dari wanita itu sangat mengairahkan, Sofil terbawa suasana saat mabuk, mulai mengecup bagian terlarang. Rasa dahaga yang selama lima hari ini bisa terputus, akhirnya tidak sanggup lagi, putra Kiai menikmati minuman dunia itu.

"Lega rasanya, aku rindu kamu, leher ini sariawan rasanya, sambil nikmat, ini semua," gumamnya dikecup itu, dibuka pakaian takwa milik Sofil, tubuh yang menambah pesona dan stamina gadis itu,

Plokkkk

"Kamu malunya sama aku? Bukan sama Allah?"

Suara tamparan dan suara gadis yang marah, membuat Sofil terbangun. "Alhamdulillah semua hanya mimpi, ya Allah..." Sofil merunduk penuh penyasalan. "Bagaimana aku bisa sejauh itu, Ya Allah ...." Sofil dan napas yang terpenggal-penggal.

"Rasanya tamparan itu nyata, bagaimana bisa seperti ini?" Sofil pemijatan keningnya.

Saat menghadapinya hanya satu orang yang dapat dianggap sebagai gadis yang benama Nasya. Sofil mengambil ponsel.

"Chat tidak ya? Malu dong kalau dia masih terawih, nanti ketahuan aku malah malah ngimpi hampir berzina, nau'dzubillah... Huf ..." Sofil mulai gundah gulana, ia keluar dari mobil lalu masuk whudlu ke Masjid, sisa solat witir,

'Ya Allah ampuni hamba, yang sok baik dihadapan sesama insan, padahal hamba sedang menyandamg memiliki gara-gara mimpi tadi,' gerak solatnya hanya sebuah drama, karna sejatinya tidak menghadap ke Allah SWT.

Malam semakin larut Fatih keluar dari Masjid setelah selesai solat, lalu melihat pengemis dan pemuda, Fatih percakapan percakapan mereka.

"Tapi kamu tidak islam, aku tidak akan bersedekah untuk seseorang yang tidak seagama denganku, jangan ikuti aku lagi!" ujar pemuda mengatai pengemis itu, Fatih mendekat.

"Maaf ada apa? Mari sini duduk aja," Fatih mereka duduk di batu besar.

"Ini lo, Mas meminta sedekah, tapikan dia tidak seagama sama kita," jelas pemuda itu, Fatih tersenyum.

"Ini Pak," Fatih memberikan uang lima puluh ribu, pengemis itu pergi, pemuda itu memiliki pandangan yang berbeda kepada Fatih.

"Tunggu, mau dengar sebuah cerita tentang Nabi Ibrahim AS? Kalau seandainya saya akan menceritakan, namun jika Mas tidak ingin mendengar ya tidak papa," jelas Fatih tidak memaksa, pemuda itu duduk.

"Silahkan bercerita," ujar pemuda itu masih dengan nada ketus.

"Salah satu cara dakwah Nabi Ibrahim yang terkenal adalah memberi makan kepada orang lain. Ada banyak orang yang diundang oleh Nabi Ibrahim yang menjadi kholili, yaitu kekasih Allah SWT. Namun sebelum bisa mendapatkan makanan gratis tersebut, Nabi Ibrahim mengajukan syarat dan pertanyaan, kepada setiap orang-orang yang ingin makan bersama Nabi Ibrahim. Setiap kali ada yang ingin makan gratis, Nabi Ibrahim bertanya, "Apakah kamu menyembah Allah?"

Jika jawabannya iya. Maka orang tersebut diajak makan bersama. Namun jika tidak dijawab. Orang tersebut tidak diizinkan untuk melakukannya Pernah suatu ketika ada orang kafir Majusi ditolak oleh Nabi Ibrahim AS, karena kekafirannya. Mengetahui hal tersebut, Allah menegur Nabi Ibrahim.

"Bagaimana kamu ini Ibrahim. Kamu mengajak orang makan kok pakai dan ada persyaratan harus bersama dengan Aku?" kata Allah.

"Lalu bagaimana ya Allah?"

"Aku itu setiap hari memberi makan orang siapapun, dari dalam perut sampai mati. Orang Majusi itu sudah kuberi makan sejak dulu. Baik memujiku ataupun tidak, dia tetap kuberi makan. Lah kamu yang tidak memberi makan setiap hari saja kok pakai persyaratan seperti itu ." Tegur Allah SWT.

"Kalau begitu saya minta maaf ya Allah."

Kemudian Nabi Ibrahim memanggil orang majusi yang tadi pergi pergi. Orang itu pun heran dan lantas bertanya. "Mengapa aku dipanggil lagi? aku tidak bisa makan karena tak menyembah Tuhanmu?"

"Maaf. Tadi saya khilaf, maafkan aku. Allah memberi tahuku untuk memberi makan siapapun tanpa pandang apapun yang disembah," jelas Nabi Ibrahim.

"Benar begitukah? Betapa baiknya Tuhanmu. Jika benar begitu. Beri tahu aku siapa Tuhanmu dan bagaimana cara untuk menyembahnya," kata orang Majusi dengan hati lalu masuk agama kita yaitu Islam, kisah dan cerita tentang kebiasaan Nabi Ibrahim menjamu tamu-tamunya,bahkan memapak orang untuk di ajak makan, terdapat dalam Alquran surat al-Dzariyat ayat 24-27. Sedangkan kisah tentang teguran kepada Allah kepada Nabi Ibrahim di atas ada dalam Kitab ar-Risalatul Qusyairiyah," Fatih bercerita panjang lebar.

"Ya Allah ... Terima kasih Mas, sudah berbagi ilmu, aku sangat senang jika ditegur," ujar pemuda itu.

"E, kisah Nabi Muhammad pun ada kepada pengemis buta yahudi. Maaf ya ... kalau aku ceramah dan berbicara panjang lebar. Anda bisa menilai sendiri, jika tidak percaya dengan cerita saya nanti bisa cadi dikitab-kitab, banyak kok keterangannya," jelas Fatih lalu berdiri.

Pemuda itu, "Saya pamit Kang, Assalamualaikum," ujar Fatih lalu berjalan ke mobil.

"Wa'alaikumsalam, penjelasan atas pencerahannya," ucap pemuda itu, Fatih menoleh dan melihat kemudian melanjutkan langkahnya.

Keluarga Kiai Fattah menuju Pekalongan, perjalanan kurang sejam, mobil melaju sedang. Sofil melihati situs Kiai.Fattah memejamkan mata, Sofil melihat Uminya.

"Umi... Jangan menjodohkan aku lagi dengan Neng Ninja, aku tidak mau," ucap Sofil, Fatih memandang adiknya.

"Tidak ada Neng Ninja, Umi tidak mengerti dengan maksud kamu, Umi taunya Ainun gadis Solihah yang Umi yakini dapat mengubah sifat burukmu. Dapat mengubahmu menjadi sosok yang,"

"Umi hati dan keinginan bersatu, klop," sahut Sofil.

"Senengane nyahut ae, nggak sopan," tegur Umi.

"Tapi bukan dengan Neng Ninja, eh maksudku Ainun, hatiku saja sudah tidak srek, no kemistri, aku tidak akan bersamanya, plis Umi ... Jangan lagi jadi makcomblang, takutnya Neng Ninja baper aku dan tidak bisa move on," ucapan Sofil kepedean .

"Ah kamu," Fatih membuang muka Sofil ke arah lain, "Neng Ainun tidak sama dengan kamu pun banyak yang naksir," sahut Fatih, mereka tertawa, mobil sudah masuk gerbang.

Bersambung

Nächstes Kapitel