webnovel

Rumah Singgah

.

Gale tidak mengetahui hingga sedetail itu, tapi apa ini maksudnya setelah ini Verss akan mengusirnya?

"Malam itu, dua pria itu, melakukan, hal yang tidak senonoh, yang baru kini kuketahui sebagai tindak pelecehan seksual, di bawah kembang api dan petasan yang terus menderu begitu keras, mereka, melakukannya, bahkan sekuat apapun aku berteriak tidak satupun dari mereka akan berhenti melakukannya, kalau bukan karena, Ella muncul tiba-tiba, mungkin, aku sudah menjadi mayat di sana, aku, tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya karena semua begitu samar, Ella, ternyata membawaku keluar dari rumah, dengan semua taruhan yang ada, ia, harus menemukan tubuh anak seusiaku untuk menjadi penggantku, di depan kakekku, orang-orang itu mengatakan, kalau aku, mati tenggelam di danau belakang rumah, ems"

Gale akhirnya tak bisa menahan air matanya, ia menghapusnya cepat dan melihat wajah Verss kembali, disentuh tangan Verss tapi pemuda itu menariknya cepat.

"Tuan muda aku sudah tahu, itu, hanya masa lalu.."

"Aku kotor Gale, seorang anak laki-laki, yang diperkosa oleh lelaki lainnya, katakan saja terus terang, kau boleh merasa jijik atau apapun, tapi, ini kenyataannya, aku tidak butuh belas kasihan kalian, selama ini aku sudah berusaha sendiri tanpa ada satupun orang di rumah itu yang mencampuri urusanku, selama ini begitu, seterusnya juga akan begitu, kau, juga tidak perlu menghabiskan waktumu yang berharga untukku"

Gale berdiri dari duduknya, ia berdiri tegap dan membungkukkan tubuhnya rendah.

"Tuan muda tolong jangan usir saya! Apapun itu, hidup dan mati ku tidak akan meninggalkan tuan muda, kumohon jangan usir saya"

Verss melihat Gale yang membungkuk di depannya lama.

"Gale, kembalilah pulang dan katakan pada siapapun orang yang menyuruhmu agar tidak usah mengurusiku lagi, aku tidak akan menginjakkan kakiku lagi ke rumah itu lagi selamanya, jangan khawatir, selamanya tidak akan"

Gale mengangkat kepalanya, melihat Verss diam lama.

"Eh, itu, tidak bisa tuan muda, saya, tidak mungkin bisa mengatakan itu lagi pada beliau"

Verss menoleh, mengerutkan dahinya

"Kenapa tidak bisa? Katakan saja padanya dan semua teror ini akan berakhir, dan kau jadi tidak perlu melindungiku lagi khan?"

Gale menggaruk kepalanya, tidak tahu harus menjawab apa.

"Em itu, karena, beliau, sudah tidak ada di dunia ini"

Verss melihat Gale dengan mata besar, agak terkejut mendengarnya.

"Apa, katamu?"

...

Beberapa hari kemudian.

Verss keluar rumah sakit dan tak sabar untuk kembali pada aktivitasnya seperti biasa, tapi Mimin sudah memindahkan semua jadwalnya di bulan berikutnya, itu masih beberapa hari lagi.

Gale di belakang stir, setelah memohon pada Verss untuk tidak mengusirnya akhirnya Gale bisa mencapai kesepakatan dengannya, asalkan tidak berhubungan langsung dengan keluarganya Gale boleh tinggal, walau, sebenarnya Gale agak sedikit berbohong supaya Verss menerimanya.

"Ella, yang memintaku, sebelum, beliau meninggal, untuk mencari dan melindungimu, dengan segala cara" seru Gale.

Verss diam, melihat wajah Gale yang menunduk dalam saat mengatakannya dengan lantang, entah ia berbohong atau tidak iapun tidak bisa memastikannya.

Kembali ke dalam mobil.

Gale membawa kendaraan berbadan agak besar itu menelusuri jalan yang mulai berbatu, Verss minta ia mengantarnya ke tempat ini, rumah yang sudah tampak di ujung jalan, rumah dengan halaman cukup luas di mana terlihat beberapa anak kecil bermain dengan ceria.

Kendaraan berhenti tak jauh di depan rumah, Gale menarik rem tangannya dan menoleh ke belakang, Verss tertidur lelap.

"Tuan muda, kita sudah tiba"

Tapi Verss tidak meresponnya, dari arah rumah muncul dua orang wanita yang segera mendekat saat melihat kendaraan yang dibawa Gale.

Gale membuka pintu dan keluar.

"Selamat siang...."

Sore datang dengan cepat, angin berhembus pelan pekarangan belakang rumah singgah untuk anak yatim piatu, anak yang dibuang oleh dua orang tuanya, atau anak yang tidak diinginkan keluarganya, seperti Verss dulu.

Verss terbaring lelap di atas dipan di teras belakang, udara segar masuk menderu menerbangkan sedikit rambutnya, suasana begitu tenang dan sejuk membuat ia masih enggan membuka matanya.

Di dalam ruang tamu.

Gale menurunkan kepalanya berterima kasih pada Bu Nancy yang menjadi kepala pengurus rumah singgah, beliau sudah cukup berumur, dari rambutnya yang hampir memutih semua mungkin usianya sudah di atas enam puluh tahun, walau begitu wajahnya bercahaya, kerap tersenyum membuat ia terlihat awet muda, duduk disampingnya seorang wanita yang tampak lebih muda, wajah manis dengan bentuk bulat sesuai dengan tubuhnya yang agak gempal, kerap tersenyum dan pipinya terlihat seperti tomat yang sudah matang, bisa jadi karena pengaruh udara dingin juga, ia Tina, tak bisa berhenti tersenyum melihat Gale yang tampan sejak tadi.

"Hehe ternyata Levi punya teman yang sangat tampan begini, yah walau memang kebanyakan teman Levi itu berasal dari kalangan artis dan model hingga tidak aneh kalau mereka enak dilihat semua dan juga manajernya itu, walau ia terlihat agak galak tapi sebenarnya ia cukup enak dilihat, hanya jarang tersenyum..."

Bu Nancy menyentuh lengan Tina yang tidak bisa menghentikan bicaranya, itu kebiasaannya, kalau sudah bicara akan susah berhenti sebelum mengutarakan semua isi hatinya.

Gale mengangkat cangkir tehnya, berusaha tidak tertawa.

"Ehem, saya, hanya supir tuan muda, itu saja"

Nancy dan Tina mengangguk bersamaan.

"Oh supir, emm, Levi, akhir-akhir ini sangat terkenal yah, beberapa kali ada saja orang yang datang ingin bertanya soal dirinya, kami bilang saja tidak kenal"

Tina mengiyakan.

"Iyah, orang-orang itu merepotkan sekali, mereka berkeras dari wartawan manalah, keluargalah, banyak sekali alasannya, entah apa yang mereka cari di sini"

Gale mengerutkan dahinya.

"Apa, akhir-akhir ini juga masih sering datang?" Tanyanya.

Nancy dan Tina mengangguk bersamaan.

"Yah tentu, tadi pagi baru ada dua orang mengaku dari majalah remaja kosmos, tapi kami tidak ijinkan masuk, lagipula memang tidak banyak jejak Levi di sini, kebanyakan sudah dibawa olehnya"

Gale mengerutkan dahinya kembali, sejak tadi dua wanita itu memanggil Verss dengan panggilan lain.

"Kenapa kalian memanggil tuan muda dengan panggilan Levi?"

Nancy dan Tina saling berpandangan sebelum Nancy menjawab.

"Eh itu, sebenarnya, nama lengkap Levi, eh maksud kami Verss adalah Levine Verssa Karmen, itu nama yang diberikan oleh kakeknya, tapi ia tidak begitu menyukai nama keluarga itu hingga mengganti namanya sendiri menjadi Verssa Yanng, nama belakang pengasuhnya Ella Yanng, heh, ia anak yang malang, sejak Ella membawanya keluar dari rumah itu, ia, selalu berteriak hampir setiap malam, kondisinya sangat memprihatikan"

######

Nächstes Kapitel