webnovel

bertemu lagi

Andre masih menertawai Samantha yang tak bisa menerima bahwa Alden benar-benar telah menemuinya dan meminjamkan sapu tangan padanya. Hingga tiba di hotel yang akan menjadi tempatnya beristirahat selama sebulan ke depan.

"Nona, anda yakin akan beristirahat saja setelah ini? Karena rumah saya cukup jauh dan sulit untuk kembali lagi jika sudah pulang."

"Tidak apa, Andre. Aku hanya ingin istirahat saja hari ini, besok baru kita akan mulai berlibur yang sebenarnya. Aku juga masih capek karena perjalanan."

"Baiklah nona, selamat beristirahat, jangan melakukan bunuh diri, semuanya masih bisa diatasi kok."

Samantha tertawa mendengar kalimat Andre, "Siapa yang akan bunuh diri Andre? Oh, tidak usah memanggil pakai nona, cukup panggil Sam saja, kita tak jauh berbeda kan umurnya."

"Tapi nona, itu tidak sopan."

"Bagiku itu justru tidak sopan jika kamu terus memanggilku nona sementara aku ini bukan siapa-siapa kamu."

"Baiklah, Sam, selamat beristirahat"

"Magkita tayo,"

"Artinya apa?"

"Sampai ketemu Sam, Kuharap istirahatmu cukup malam ini."

"Sepanjang itu artinya? Aku akan kesulitan belajar." Raut kebingungan terpancar jelas di wajah Samantha.

"Tidak Sam, artinya hanya sampai ketemu." Andre kembali tertawa dengan tingkah lucu Sam yang ekspresinya lebih berwarna dibanding pelangi di langit.

Akhirnya Andre benar-benar meninggalkan Sam ketika semua barangnya sudah di turunkan.

Sam mengeluarkan separuh pakaiannya ke dalam lemari dan separuhnya tetap di dalam koper, menyimpannya di lemari paling bawah, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Aku akan belajar sedikit demi sedikit bahasa disini. Besok jadwalnya apa yah?"

Samantha kembali bangun dan memeriksa tasnya, mengambil kertas yang tadi diberikan Andre.

"Besok hari jumat, mungkin gereja Ouiapo bagus, aku juga bisa berbelanja untuk kebutuhanku di sini."

Samantha memeriksa isi kulkas, dan hanya Air mineral yang tersedia.

"Mungkin tidak apa jika aku merubah sedikit jadwalnya, bukankah Andre sendiri yang tadi meminta hal tersebut?"

Samantha meletakkan kertasnya, meneguk beberapa kali air kemasan, kemudian mematikan lampu, merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.

*

Alaram ponsel membuatnya terjaga, dia sudah terbiasa bangun setengah lima subuh untuk memulai aktifitas.

Andre akan menjemputnya pukul delapan, itu berarti masih banyak waktu yang tersisa. Dia tak memiliki kegiatan apapun. Sarapan tersedia mulai pukul tujuh pagi, dan tak ada bahan makanan yang bisa dia buat karena memang belum membeli bahan dapur. Siaran tivi tak membuatnya tertarik karena semuanya menggunakan bahasa tagalog, sehingga dia mematikannya.

Setelah menghabiskan sebotol air kemasan, Samantha memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi hotel.

Kolam renang hotel sangat menarik minatnya, namun dia sudah mandi dan segar, sehingga akan dia lakukan di lain waktu.

Tempat gym juga bagus, mengingat beberapa tahun terakhir ini dia sama sekali tak memperhatikan tubuhnya karena fokus dengan kerjaan. Dan hotel yang diberikan tour travelnya benar-benar sesuai minatnya.

Berjalan-jalan dan melihat fasilitas hotel membuatnya kelaparan, dan waktu menunjukkan setengah delapan tepat di pagi hari.

*

Samantha telah berada di lobi untuk menunggu kedatangan Andre. Jika dia di kamar, membuatnya selalu ingin tidur.

"Magandang umaga. Artinya selamat pagi, jika ingin menjawabnya, ucapkan magandang umaga din."

"Oh, magandang umaga din, iya kan?"

"Kamu cepat belajar Sam. Ayo jalan?"

"Tentu!"

Andre kemudian melajukan mobilnya menuju destinasi sesuai jadwal.

"Andre, bagaimana kalau kita ke gereja ouiapo dulu? Bukankah hari ini cukup ramai disana?"

"Tentu, Sam, berarti, aku akan mengganti jadwalnya nanti."

"Terima kasih Andre."

Dan benar saja, setelah beberapa menit waktu perjalanan menuju ke tempat tujuan, ketika tiba disana benar-benar ramai.

Setelah memarkir mobil, Andre menuntun Samantha berjalan ke arah keramaian.

"Dito bumili"

"Bumili tayo"

Kedua kosa kata tersebut diteriakkan oleh para pedagang di sekitar gereja, membuatnya bertanya-tanya.

"Dito bumili artini sini beli, bumili tayo artinya mari beli."

Samantha mengartikan satu persatu kata tersebut.

"Kalau hari ini, tempat ini akan ramai menyalakan lilin, apa kamu tertarik dengan pembacaan nasib?"

"Nasibku sudah buruk Andre, aku tak ingin mengetahui jika nasibku akan semakin buruk. Tapi aku juga ingin menyalakan lilin, mungkin dengan begitu nasib baik akan mendatangiku."

Andre membawa Samantha untuk membeli dua lilin, satu untuknya, dan satu untuk Samantha, menyalakannya kemudian ikut dalam keramaian. Untung saja lilinnya pendek dan kecil, sehingga tak butuh waktu lama untuk habis.

"Aku akan membeli beberapa bahan dapur, dan yang lainnya."

Beberapa kali Samantha membandingkan beberapa bahan, dan membuat andre sedikit kesulitan karena ibu-ibu yang menjual cukup sengit dan tak ingin di tawar. Dan dengan isengnya Samantha malah mengujinya dengan meminta hal tersebut.

"Sam, kau benar-benar usil, bahkan tak ada satupun yang kamu beli?"

"Maaf!" Dan Samantha terus saja tertawa hingga seseorang menabraknya dengan keras.

Samantha berfikir jika dia akan merogoh kantongnya lagi karena akan menghantam lantai beton, tapi pada kenyataannya dia jatuh di tempat yang cukup empuk, walau masih terasa sakit.

"Okay ka lang?"

Samantha masih menutup matanya, dan pertanyaan tersebut membuatnya bingung untuk menjawab apa.

"Sam, kamu gak apa?"

Samantha membuka matanya dan melihat lelaki tampan yang kemarin menghiburnya.

"Alden?"

"Ya?"

Samantha memegang wajah laki-laki yang disapa Alden tersebut, namun tak lama, rona merah memenuhi wajahnya lalu segera bangkit.

Alden dan Andrew tampak bersemangat bercerita, dan setiap ekspresi yang dinampakkan Alden diabadikan oleh Samantha dalam fikirannya.

"Ah, maaf Sam. Alden dan aku adalah teman sekolah waktu SD, dan dia memang memiliki talenta seperti sekarang sejak dulu." Jelas Andrew pada Samantha.

"Aku lupa memperkenalkan kalian. Sam, ini Alden Richard, artis favoritmu bukan. Oh, dan Alden, Dia Samantha Almaira, tamuku sampai sebulan kedepan." Andrew mendekatkan wajahnya ke telinga Alden " Sinira lang niya ang puso niya"

Alden tertawa, menampilkan lesung pipi dan membuatnya terlihat sangat manis di mata Samantha.

"Alam ko, sinabi niya ito kahapon"

"Kalian ngomong apa sih?" Akhirnya Samantha cukup bingung. Dan dia tak ingin dicerita jelek di depan artis favoritnya.

"Kalian akan kemana setelah ini?"

"Kamu sendiri mau kemana?" Samantha malah bertanya kembali dengan semangat walau tak menjawab pertanyaan Alden.

"Tadi aku sedang lari dari beberapa fans yang terlalu fanatik. Boleh aku ikut?"

Dan permintaan Alden disambut gembira oleh Samantha. Setidaknya hal tersebut bisa membuatnya melupakan Nathan dan sakit hatinya.

Aku menggunakan gugel translet, jadi jika salah arti atau pengetikan, aku minta maaf!

Jangan lupa beri bintang, semangat, komentar yg baik, agar aku semakin semangat membuat ceritanya.

Rin_da_Liviancreators' thoughts
Nächstes Kapitel