"Selamat makan, Semuanya! Jangan sungkan-sungkan, ya? Anggap saja rumah sendiri. Uangnya Ojii-san tidak akan habis kok tujuh turunan, tujuh tanjakan, dan tujuh belokan." Saat mengatakan ini, Yuji sambil mengerling nakal ke arah kakeknya. Benar-benar tidak punya takut ini anak.
Tuan Besar Hayashi hanya mengangguk sambil tersenyum hangat. Padahal, di dalam hati dia merutuki sikap cucunya itu. Tuan Besar Hayashi baru kali ini semeja dengan pelayan, dan itu juga gara-gara cucunya.
Tuan Besar Hayashi, Yuji dan 7 pelayan itu menyantap hidangan makan malam bersama.
Suasana canggung perlahan berubah menjadi suasana hangat. Suasana yang tak pernah Tua Besar Hayashi alami selama ini. Andai saja cucunya yang lain, Siji dan Reiji, berada di antara mereka juga saat ini, semakin lengkaplah kebahagian yang dirasa Tuan Besar Hayashi karena cucu-cucunya sudah berkumpul.
"Mau ikut Ojii-san ke perusahaan setelah ini?" tawar Tuan Besar Hayashi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com