Nisa mengerutkan kening, dan kemarahannya perlahan tumbuh di hatinya. "Yang paling aku benci adalah dilahirkan dari ketiadaan. Awalnya kamu masih sangat tinggi di hatiku, dan citramu masih sangat bagus. Tapi sekarang aku sangat meremehkanmu, dan bahkan menusuk pamanmu di belakangnya, benar-benar memalukan."
Mata Dendi bersinar dengan kemarahan. "Aku melakukannya untuk kebaikanmu sendiri."
Nisa menggulung bibir merah mudanya dan berkata dengan acuh. "Aku tidak butuh pria lain untuk memperlakukanku dengan baik, aku hanya butuh suamiku untuk memperlakukanku dengan baik, cukup."
Setelah berbicara, dia terus bergerak maju.
Dendi menangkapnya. "dan masih banyak lagi."
Nisa melihat pergelangan tangannya yang terkunci lagi, sangat tertekan.
Apakah dia benar-benar baik?
Mengapa mereka semua menyukainya sebagai wanita yang sudah menikah?
"Kamu seharusnya tidak punya tempat untuk pergi hari ini. Aku akan merayakan ulang tahunmu," kata Dendi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com