webnovel

Sean dan wanita malam

Fransisco Smith

"Hey bro, kamu sudah tidur," sapa seorang pria di sebrang sana dengan nada ceria.

"Aku tidak mengganggu kan," sambung suara itu lagi.

Sean memperbaiki posisi tubuhnya dari berbaring menjadi  duduk bersandar di kepala tempat tidur membuat selimut yang menutupi seluruh tubuhnya turun hingga ke batas pinggang, memamerkan tubuh atletisnya serta roti sobek kebanggaan para pria dan idaman para wanita.

Sean mengambil sebatang rokok diatas nakas dan menyalahkannya, "Hmmm... Ada apa ?" desis Sean Sinis, ia merasa tidak suka di telpon malam-malam apalagi untuk sesuatu yang tidak penting.

"Kemarilah, Aku punya barang bagus dari Madam Dara, gadis muda usia 20 tahun ia berasal dari negeri sakura jepang, dia sangat cantik dan seksi, itunya loh Sean menggoda sekali " ucap Frans dengan nada menggoda

"Dia juga baru datang malam ini jadi masih belum ada yang menyentuhnya, siapa tau gadis ini bisa mengobati sedikit kelainan mu" ucap pria itu dengan nada sedikit mengejek kelainan seksual Sean D'angelo yang terkenal tidak pernah bisa mencapai puncaknya walaupun berjam-jam bermain dengan banyak wanita.

"Virgin?" Tanya Sean singkat

"Tentu saja tidak, jaman sekarang sangat susah mencari yang virgin, yang baru satu kali di sentuh aja susah apalagi virgin" ucap pria di sebrang sana terkekeh.

"Kalau begitu aku tidak tertarik" ucap Sean singkat.

"Heyy bro, ayo lah, aku sudah bersusah payah mencarikan barang bagus untuk mu aku bahkan sampai bertengkar dengan Madam Dara karena sudah ada Pengusaha batu bara yang lebih dulu memberikan DP untuk gadis ini dan disini juga aku menyewa banyak gadis yang cantik, seksi dan tentu saja masih hangat untuk mu, aku jamin kamu bakalan puas, service mereka terkenal sangat piawai loh, goyangannya pasti aduhai tidak perlu di ragukan lagi, pokoknya mantep dah"  ucap Frans terus menerus membujuk dan meyakinkan Sean.

"Aku tidak peduli mereka muda atau tua, service mereka bagus atau tidak, aku tidak bernafsu pada lubang yang longgar dan sudah di sentuh banyak orang" ucap Sean sinis.

"Setidaknya kemarilah, aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk menyuap petugas polisi yang sedang berpatroli disekitar sini agar kita tidak kena grebek, jadi ayo kita minum dan mengobrol bersama, kita sudah lama tidak berkumpul, rey, kevin, mark dan sanjaya sudah ada disini, sisa kamu aja yang belum datang" ucap Fransisco mencari cara lain agar Sean mau datang.

"Hmmm.. dimana alamatnya ?," ucap Sean datar.

"Di Karaoke butterfly lantai 7 Ruang VVIP mawar," ucap Fransisco dengan penuh semangat karena berhasil menarik perhatian Sean yang merupakan salah satu tambang uangnya yang paling royal.

*******

Sean menikmati sebatang rokok dan juga segelas wine di tangannya. Sean menatap datar 3 penari yang tengah meliuk-liukkan tubuhnya yang hanya di tutupi oleh selembar kain yang kurang bahan orang jaman sekarang menyebutnya Lingerie yang di padukan dengan G-string ketat dan terbuka sana sini sembari bernyanyi di depan mereka.

Teman-teman Sean bersorak kegirangan saat seorang penari yang diikuti penari lain melepaskan atasannya memperlihatkan kulit mereka yang putih mulus dan terawat dengan baik dan hanya di tutupi oleh bra tipis transparan berwarna pink

9 penari yang berparas cantik dengan lekuk tubuh sintal, kini menaiki meja di hadapan Rey, Kevin, Mark, Sanjaya, Frans dan Sean, mereka menari dengan gaya yang vulgar memancing hasrat para lelaki.

Wanita-wanita itu mulai menghampiri Frans mereka dan mulai menari di pangkuan mereka, menuntun tangan mereka untuk meraba dan meremas.

Frans menyambut godaan wanita itu dengan mencium bibirnya sementara tangan kanannya naik keatas meremas pelan salah satu gundukan kenyal di dada wanita itu dan tangan lainnya turun menggerayangi bokong wanita itu dengan nakal yang membuat desahan seketika lolos dari bibirnya.

Pertunjukan di depan mata Sean semakin liar, tiga orang wanita bahkan sudah bertelanjang bulat terus menggerayangi Frans di semua titik tubuhnya. Begitu pun dengan teman-teman Sean yang lain. Namun pemandangan tersebut tidak berlaku untuk Sean yang hanya berteman dengan rokok dan segelas wine dan menatap acuh pemadangan di depannya.

Lalu tiba-tiba seorang gadis berjalan menghampiri Sean. Tanpa kata, gadis itu naik ke atas paha Sean, meraih kedua tangannya dan meletakkannya di dadanya.

"Kamu sangat tampan Tuan, sedari tadi aku terus memperhatikanmu. Sentuhlah aku tuan dan habiskan malam yang panas bersama ku" ucap wanita itu sembari mencumbu leher Sean dengan gerakan sensual dan tangannya membimbing tangan Sean yang berada di dadanya agar bisa meremasnya.

"Akkhh..." Pekik wanita itu kaget kala Sean membanting tubuhnya ke lantai.

"Jangan menyentuh ku menari saja disitu," ucap Sean dingin  saat salah satu dari wanita-wanita itu ingin naik ke pangkuannya, seraya menunjuk sisi kosong di samping meja.

Melihat temannya di perlakukan dengan dingin salah seorang wanita yang paling senior yang  tengah duduk di pangkuan Rey bangkit dan menghampiri Sean seraya menyuruh temannya untuk pergi ke arah Rey untuk menggantikan tempatnya.

"Tuan, apa mau ku tuangkan minuman," tawar gadis itu dengan nada bicara di buat selembut dan semanja mungkin.

"Hmm..," jawab Sean singkat

"Aku minta maaf tuan, kalau teman junior ku tidak bisa memberikan pelayanan yang memuaskan mu, dia baru saja tiba disini dari Jepang jadi masih dalam proses membiasakan diri dengan suasana disini" ucap gadis itu mewakili juniornya meminta maaf pada Sean.

"Hmmm..." Jawab Sean dengan sikap acuh

'Tampan-taman kok kayak orang bisu dari tadi di ajak ngobrol jawabannya hmm hmmm doang, nyebelin ij, kalo bukan temennya tuan frans mana aku mau melayaninya, pria gini nih yang aku gak demen sudah sok jual mahal, modal tampang doang pasti dompetnya tipis dan kosong melompong 'cerca Linda mengumpat dalam hati.

'Ayo kita lihat tuan tampan yang sok jual mahal seberapa kuat kamu menahan godaan dari ku' gumam Linda dalam hati tersenyum miring dan menatap Sean penuh arti.

'Gila ya ni cewe senyum-senyum sendiri, udah gak ada bagus-bagusnya, bau pula' gumam Sean dalam hati sembari mengerikan bahunya ia merasa jijik dengan gadis di sampingnya.

Wanita di samping Sean mulai menari lagi di meja tepat di hadapan Sean, dia menari begitu vulgar bahkan pakaiannya semua terlepas dari tubuhnya mempertontonkan liang kewanitaannya yang berwarna soft pink, Sean menghela nafas berat dia jengah dengan segala pertunjukan yang semakin liar di depan matanya, ia bisa melihat dengan jelas bagaimana  gadis -gadis itu mulai menggerayangi teman-temannya dan mendesah seolah-olah mereka tengah menikmati permainan yang mereka lakukan.

Nächstes Kapitel