Semua berjalan dengan rencana, Violetta dan Nisrina terus berjalan untuk menyelamatkan para anak-anak. Dia tidak rela jika anak-anak tidak berdosa ini hancur oleh kebusukan Oskar. Sedangkan Zetta dan Rosmalia membukakan jalan untuk mereka jika sudah berhasil keluar dari tempat itu.
Brugggg!
Seorang anak jatuh, dia menangis kakinya terluka, Violetta bertanya pada anak itu apakah bisa berdiri. Anak itu menghentikan tangisannya lalu berdiri kembali.
Dor!
Terdengar suara tembakkan yang menghentikan langkah anak-anak, Violetta dan Nisrina. Dia melihat para penjahat mulia mengepung, Violetta dan Nisrina berusaha untuk melindungi anak-anak.
"Flower 2 ... Flower 4 apakah kalian bisa melindungi anak-anak?" tanya Violetta pada Zetta dan Rosmalia.
"Kami ke sana," Zetta menjawab lalu berlari menuju anak-anak berada.
Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Zetta dan Rosmalia untuk menemukan posisi Violetta. Mereka berdua langsung melindungi anak-anak yang masih berteriak histeris.
Violetta memikirkan bagaimana caranya untuk melumpuhkan mereka semua tanpa melukai anak-anak. Dia berpikir merasa sembari terus menembakkan pelurunya ke arah para musuh.
"Flower 5 ...," Nisrina memanggilnya seraya bertanya apa yang akan dilakukan.
Violetta pun tahu jika dia bertindak menyerang mereka semua maka anak-anak tidak bersalah ini akan terluka. Nisrina memperhatikan setiap gerak-gerik mereka sembari melindungi anak-anak.
"Menyerahlah kalian! Jika ingin selamat!" ucap seorang pria yang memegang senjata api berlaras panjang.
"Tidak semudah itu!" ucap Violetta sembari mengeratkan pegangannya pada senjatanya. Andai saja tidak ada anak-anak mungkin mereka semua sudah bisa dilumpuhkan.
Dor!
Pria itu menembak kaki kanan seorang anak, seketika anak itu mengerang kesakitan. Violetta dan yang lainnya tidak menyangka jika pria itu akan menembak seorang anak kecil yang tidak akan membahayakan mereka sama sekali.
"Apa kau gila, hah?! Dia masih kecil dan kau menembakkannya!" teriak Violetta dengan amarah di hatinya.
Pria itu terkekeh-kekeh begitu pula dengan rekan-rekannya lalu dia berkata, "Lemparkan senjata kalian! Jika tidak kalian tahu apa yang bisa aku lakukan!"
Nisrina menyuruh Violetta dan yang lainnya untuk meletakan senjata sembari melihat celah untuk menyerang balik mereka. Violetta meletakkan senjatanya begitu juga dengan semuanya.
"Bagus—kalian memang bodoh dan tidak memiliki kemampuan, berani sekali mengambil barang kami yang begitu susah didapat!" ucap pria itu dengan kesal.
Dia melihat Violetta dan muncul niatnya untuk bersenang-senang sekaligus memberi pelajaran padanya yang sudah berani mengambil anak-anak untuk Oskar. Dia berpikir jika Oskar tahu barangnya sudah tidak ada maka dia akan marah dan membunuh siapa saja yang sudah mencuri barang miliknya.
"Kau ... kemari dan bertarung denganku!" Pria itu berkata dengan nada menantang.
Violetta tersenyum samar, lalu mendekat dan bersiap-siap untuk mulai bertarung. Dia tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi, dalam benaknya yang ada adalah menghabisi pria ini sebab sudah menembak anak tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Mereka mulai bertarung dengan tangan kosong, pukulan demi pukulan saling bertubrukan. Terlihat jika Violetta tidak bisa dengan mudah mengalahkan pria itu begitu juga dengan pria itu merasakan jika wanita itu adalah lawan yang sangat berat.
Sudah 30 menit mereka bertarung tidak satu pun di antara mereka menyerah meski sudah terlihat kelelahan. Violetta melihat titik kelemahan dari musuhnya, dia bertahan sedikit lagi lalu menyerang titik lemah musuhnya.
Bruggg!
Pria itu terjatuh, dia kesal karena Violetta sudah membuatnya terjatuh. Dia pun mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya, memain-mainkannya dengan begitu lihai. Setelah itu dia menyerang Violetta dengan pisau itu, terdengar suara Zetta yang mengatakan bahwa pria itu tidak adil dalam bertarung.
Plak! Seorang pria yang kesal dengan perkataan Zetta menamparnya dengan cukup keras sehingga ujung bibirnya terluka. "Diam kau wanita murahan! Jika tidak akan aku suruh temanku untuk menikmati setiap lekuk tubuhmu itu!"
"Dasar kurang ajar kau! Jika kau sentuh tubuhku akan aku potong-potong tanganmu itu dan akan kuberikan pada binatang buas!" Zetta berkata dengan nada marah.
Bug! Pria itu memukul perut Zetta sehingga jatuh tersungkur di atas tanah. Violetta yang melihat itu langsung berteriak pada Zetta untuk diam dan tidak perlu banyak bicara lagi.
Serangan pisau dari pria yang sedang bertarung dengan Violetta mengenai lengannya. Sehingga luka bekas sayatan pisau itu mengeluarkan darah segar, pria itu menyeringai lalu mengatakan untuk fokus saja dengan dirinya jika mau selamat dari serangan pisaunya.
"Dasar sial—kau yang mencari mati, maka terima kematianmu ini dengan tenang!" Violetta berkata dengan nada marah, pria itu sudah membuat dirinya tidak bisa menahan emosinya lagi.
Violetta mulai mengeluarkan semua jurusnya, setiap pukulan yang dilayangkan tidak bisa dihindari oleh pria itu. Dan pisau yang dipegangnya pun terjatuh sehingga dia tidak bisa menggunakan pisaunya untuk menyerang Violetta. Pukulan yang bertubi-tubi membuat pria itu kelelahan, Violetta mengakhiri pukulannya dengan sebuah tendangan.
Brugggg! Pria itu terjatuh akibat tendangan Violetta yang bertenaga, seorang temannya yang tadi menampar Zetta terlihat kesal akhirnya dia menembakkan pelurunya ke atas sebagai peringatan agar Violetta menghentikan serangannya dan dia pun mengancamnya untuk tidak melawan serangan dari temannya jika tidak dia akan menembak satu demi satu anak-anak.
Violetta pun terdiam, dia terpaksa menuruti apa yang diinginkan oleh mereka semua ini dia lakukan demi anak-anak yang tidak berdosa itu. Rosmalia yang sudah tidak tahan dengan perlakuan para pria tidak memiliki perasaan ini. Namun, Nisrina memegang tangan Rosmalia berusaha untuk menenangkan dirinya.
"Tenangkan dirimu—sekarang ada anak-anak dan juga Violetta di sana yang sedang berjuang!" bisik Nisrina.
Rosmalia pun diam, dia melihat wajah anak-anak yang terlihat ketakutan dan juga melihat Violetta yang sedang diserang dengan membabi-buta. Sekarang Violetta tidak bisa menyerang balik, dia hanya bisa bertahan menerima setiap pukulan dan tendangan dari musuhnya.
Bruggg!
Violetta terjatuh tetapi dia berusaha bangkit lagi, baginya ini belum seberapa dan dia akan menyelamatkan anak-anak dan akan menyerahkan mereka pada keluarganya.
Setiap Violetta berhasil kembali berdiri, dia kembali diserang dengan tendangan dan pukulan yang begitu kuat. Sekarang bukan hanya satu orang yang menyerang dia ada seorang musuh yang ikut juga bermain untuk memukuli Violetta.
Luka Violetta sudah terlihat di setiap wajah dan tangannya, mungkin saja jika dia melepaskan bajunya maka akan terlihat semua luka lebam akibat pukulan dan tendangan para musuhnya.
Dalam benaknya dia harus bertahan hingga kedatangan Fahira tetapi jika dia harus mati di sini, yang dia inginkan untuk terakhir kalinya adalah anak-anak selamat dan juga para teman-temannya.
"Apa hal terakhir yang kau inginkan?!" tanya pria yang tadi memegang pisau lipat.
Sekarang pisau lipatnya sudah kali di tangannya, dia mengarahkan pisaunya pada leher Violetta. Menunggu jawaban atas keinginan terakhir dari musuh yang sudah tidak berdaya ini.
Pisaunya sudah melukai leher Violetta, darah mengalir dari sayatan itu. Baru kali ini Violetta berada di posisi yang membuatnya tidak bisa bertarung lagi. Dia menatap ketiga temannya, mungkin ini adalah hari terakhir baginya melihat wajah mereka semua. Dia berharap semuanya itu bisa selamat dan kembali ke Jepang atau ke keluarga mereka masing-masing.
"Flower 5, kau harus bertahan!" pekik Zetta.
Pengenalan Flower Girls
1. Flower 1 = Fahira
2. Flower 2 = Zetta
3. Flower 3 = Nisrina
4. Flower 4 = Rosmalia
5. Fliwer 5 = Violetta
Selamat membaca