webnovel

2. Penyanderaan

"Tunjukkan identitas kalian!" perintah pria yang sekarang menodongkan senjatanya pada Flower 1.

Flower 1 menunjukkan kartu identitas yang sudah disiapkan dari awal. Dengan santai dia memberikan identitasnya, begitu pula dengan Flower 3 dan Flower 4.

Mereka melihat dengan saksama foto dari identitas tersebut, seseorang berkata jika mereka bertiga adalah wartawan sebuah majalah. Namun, salah seorang dari mereka tidak percaya. Dan menyuruh temannya untuk menangkap mereka bertiga lalu membawanya pada pimpinan.

Flower 3 melirik Flower 1, dia ingin tahu apa yang akan dilakukan. Begitu juga dengan Flower 4, dia melihat tanda apa yang akan diberikan oleh wanita yang sudah dianggap olehnya sebagai ketua tim.

Flower 1 memberi tanda untuk mengikuti mau mereka. Mungkin ini adalah kesempatan baginya untuk langsung bertemu dengan targetnya. Melihat tanda itu, Flower 3 dan Flower 4 pun tidak melakukan perlawanan.

Mereka bertiga dibawa langsung menuju tempat persembunyian. Dengan kedua tangan terikat dan mata mereka ditutup dengan kain berwarna hitam. Perjalanan tidak membutuhkan waktu yang lama, Flower 3 dapat memperhitungkan jarak tempuh dari lokasi awal hingga lokasi persembunyian mereka.

"Bawa mereka!" perintah seseorang setelah mobil yang mereka tumpangi berhenti.

Mereka didorong hingga terjerembap, terdengar suara tawa tetapi entah apa yang mereka tertawakan. Seseorang membuka penutup mata mereka bertiga, Flower 1 membuka matanya dia melihat dengan saksama berapa orang yang berada di sekelilingnya.

"Apa kita bisa menghabisi mereka?!" tanya Flower 4.

 "Bisa!" jawab Flower 1 dengan yakin.

Flower 1 memperhatikan setiap orang yang ada di tempat ini. Flower 3 mengatakan jika di sebelah ada seseorang yang dia kenal, orang itu merupakan seorang wartawan yang sudah di sandera lebih dari satu bulan yang lalu.

Flower 4 melihat wartawan itu yang sudah babak belur, mungkin selama di sandera dia sudah di hajar dengan brutalnya. Dalam benaknya dia harus menyelamatkan wartawan wanita itu, dia tidak mau orang yang tidak bersalah kehilangan nyawanya.

"Beri tanda pada Flower 2!" perintah Flower 1 pada Flower 3.

Mendengar perintah itu, Flower 3 bergegas menekan sebuah tombol yang bisa memberikan posisi keberadaan mereka bertiga.

Flower 2 yang mendapat tanda dari Flower 3 langsung memeriksa posisi mereka bertiga. Jari-jemarinya mulai bekerja dengan lihai, dengan senyum miring dia akan menemukan keberadaan mereka bertiga.

"Kalian berurusan dengan orang yang salah!" gumam Flower 2 sembari terus bekerja mencari posisi keberadaan anggota timnya.

Selagi Flower 2 mencari posisi mereka bertiga, di sisi lain Flower 4 di tarik oleh seseorang musuh. Dia berniat untuk menginterogasinya, terlihat jelas mereka bukan orang yang memiliki hati nurani.

Pria itu memukul Flower 4 dengan bertubi-tubi, inilah cara mereka untuk menginterogasi. Menghajar terlebih dahulu hingga orang itu merasa kesakitan dan akhirnya akan mengaku dengan suka rela.

"Flower 4!" gumam Flower 3, bagaimana juga dia adalah adiknya, sebagai seorang kakak pasti tidak rela jika adiknya dihajar di depan matanya.

"Tenangkan dirimu—dia bukan wanita lemah! Ingat itu!" Flower 1 berkata dengan nada menenangkan sembari memikirkan bagaimana cara untuk bisa menghabisi mereka semua.

Saat ini semua alat tempurnya ada di dalam mobil, untung saja para penjahat itu tidak menemukan senjata miliknya.

"Cepat katakan siapa kau? Apa kau yang menghancurkan gudang kami?!" tanya seorang pria pada Flower 4, pria itu adalah yang sudah menghajarnya dengan sekuat tenaga.

"Cih," Flower 4 membuang darah yang ada di mulutnya, dia tersenyum tidak akan semudah itu membuat dirinya untuk mengatakan semuanya.

Pria itu melayangkan pukulannya lagi secara bertubi-tubi, Flower 4 hanya bisa bertahan. Akhirnya dia tidak sadarkan diri, pria itu menyeret tubuhnya lalu melemparnya kembali masuk.

"Flower 4, bangun!" ucap Flower 3, dia terlihat sangat khawatir dengan keadaan adiknya.

"Biarkan dia istirahat, bagaimana sudah ada tanda dari Flower 2?!" Flower 1 bertanya pada Flower 3.

Flower 3 menggelengkan kepalanya, mungkin masih membutuhkan sedikit waktu lagi. Flower 1 mengatakan semua senjata ada di dalam mobil dan harus mencari cara agar bisa masuk kedalam lalu mengambil senjata.

"Mereka lebih suka menyiksa para wanita—mungkin mereka tidak memiliki kemampuan!" Flower 3 berkata dengan nada kesal.

"Kita akan bertindak sebentar lagi jika Flower 2 dan Flower 5 belum muncul!" ucap Flower 1 pada Flower 3.

Lucas mengangguk, dia sudah tidak sabar untuk menghabisi setiap orang yang ada di sini. Baginya orang-orang ini pantas untuk mati. Tidak berapa lama  para musuh mulai bersenang-senang dengan wanita yang baru mereka tangkap.

Seorang pria mendekat, dia membuka pintu jeruji besi lalu menarik Flower 1. Mereka ingin menikmati tubuh wanita yang sangat molek itu.  Meski Flower 1 sudah menutup auratnya, masih bisa terlihat sangat menggoda bagi pria tidak tahu diri itu.

Flower 3 mencoba untuk melawan pria itu tetapi dilarang oleh Flower 1. Karena dalam otaknya muncul rencana yang akan dilakukan olehnya.

Saat pria itu ingin menikmati kemolekan setiap jengkal tubuh Flower 1. Dalam benaknya sudah ingin menarik kain yang menutupi mahkotanya. Kain yang dianggap sangat penting bagi seorang wanita berhijab.

Tiba-tiba seorang pria datang lalu berkata, "Bawa wanita itu padanya!"

Kedatangan pria itu membuat rasa takut di setiap orang yang tadinya sedang bersenang-senang. Dalam benak Flower 1 berkata mungkin pria ini adalah salah satu pemimpin dari para penjahat ini.

Dia tersenyum tipis karena targetnya sudah muncul, terlihat juga sekelebat sosok yang dia kenal. Ya. Itu adalah Flower 5. Saat Flower 1 memasuki ruangan itu, Flower 5 sedang memasang beberapa jebakan dan bom.

Flower 5 melihat Flower 3 masih terpenjara dan Flower 1 masuk dalam ruangan. Dia harus bergegas membuat jebakan dan memasang bom agar bisa menyelamatkan semuanya.

"Siapa kau?!" tanya seorang pria sembari menodongkan senjata pada Flower 5.

Flower 5 dengan cepat berbalik dan menarik senjata dari musuhnya lalu memukul di titik yang bisa membuat musuhnya tak sadarkan diri. Dia menghela napasnya, lalu kembali dengan rencananya.

Sebelum Flower 1 keluar dari ruangan itu, dia harus sudah menyelesaikan semuanya. Ini adalah salah satu hadiah untuk ketua timnya. Akan terdengar dentuman yang begitu membuat adrenalin ketuanya meningkat.

Semua sudah beres, Flower 5 mendekati posisi Flower 3 untuk melihat apakah mereka sudah siap dengan hadiah darinya. Dia melihat ada sesuatu yang salah, benar sesuatu itu adalah Flower 4 yang tidak sadarkan diri.

Flower 5 memberi tanda pada Flower 3, dia ingin agar Flower 3 menyadarkan adiknya itu. Karena sudah waktunya untuk memulai pembantaian. Flower 3 menyadari tanda yang diberikan oleh Flower 5, dia pun berusaha untuk membuat adiknya kembali sadar.

Beberapa saat kemudian, Flower 4 tersadar. Dia melihat kakaknya lalu berusaha untuk duduk dan berusaha untuk memulihkan tenaganya. Flower 3 menunjukkan arah keberadaan Flower 5 padanya, dia ingin agar adiknya itu bisa ikut bersenang-senang.

"Di mana Flower 1?!" tanya Flower 4 yang tidak melihatnya.

"Dia dibawa ke dalam ruangan yang terlihat dijaga sangat lekat," jawab Flower 3.

"Apa kau tidak waras! Mengapa tidak melarangnya!" timpal Flower 4.

Flower 3 menjelaskan kembali jika semua ini adalah kemauan dari sang ketua. Mungkin saja Flower 1 sudah memiliki rencana dalam otaknya.

Mendengar penjelasan itu Flower 4 tersenyum, dia juga sudah tidak sabar untuk membalas perbuatan pria tadi yang sudah menghajarnya.

Nächstes Kapitel