Seperti biasa sekarang suaminya kembali bekerja untuk menebang pohon di hutan. Raflina sudah melayaninya dengan sepenuh hati sedari tadi. Memang sudah menjadi nalurinya sebagai seorang istri untuk melakukan kewajiban.Terlebih sekarang dia dicium kening oleh mereka yang tentunya akan bisa membiarkan semuanya terasa lebih menarik dari ini.
"Mas hati-hatinya, pulangnya jangan malam-malam," ucap Raflina dengan penuh kasih sayang. Terlihat sang suami yang mengelus kepala sang istri dan mengecup keningnye beberapa kali.
"Iya, sayang nanti sore. Kita akan pulang lebih cepat," sahutnya yang diiringi senyum menawan darinya. Raflina tersenyum dan membiarkan suaminya berlalu dari hadapannya.
Dari arah belakang terlihat sang Mertua yang sedari menatap sinis kearah mereka. Ketika Raflina berbalik arah dia terkejut karena melihat sang ibu mertua menghalangi jalannya. Tatapan matanya tampak begitu sinis.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com