Matahari pagi terasa hangat menyentuh kulitku. Desiran angin pagi yang sejuk membuatku semakin malas untuk beranjak dari tempat tidur. Sulit rasanya untuk meninggalkan hangatnya selimut di tempat tidurku ini. Kehidupan damai dan tenang seperti ini, entah sampai kapan bisa aku rasakan? Aku selalu berharap kehidupan yang damai ini akan selamanya kurasakan.
"Vell, banguun. Nanti kau terlambat ke sekolah."
Suara lembut itu membuat mataku yang masih ingin terpejam ini terpaksa terbuka. Sesosok wanita yang hanya dengan menatap wajahnya saja sudah dapat diterka betapa ramahnya dia, sedang duduk di sampingku. Wanita yang bisa dikatakan sudah cukup tua tapi masih tetap terlihat dengan jelas betapa cantiknya dia ketika masih muda. Sambil membelai rambutku dengan lembut, wanita itu kembali mengatakan sesuatu padaku.
"Cepat mandi, kau ini malas seperti ayahmu."
"Ya, ya, baiklah, Nek."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com