"Tidak buruk juga, nona Templar. Florensia Sihombing," katanya tawa terkekeh.
"Kau tahu namaku?"
"Aku tidak pernah melupakan keluarga Sihombing. Keturunan Templar Knight sekaligus satu-satunya Grandmaster berdarah murni. Keluargamu telah membunuh keluarga dan istriku," ucapnya bernada tinggi.
"Jadi intinya kau ingin membalas dendam kepadaku karena keluargaku membunuh keluargamu? Kedengarannya menjijikkan," balasnya bernada datar.
"Diam kau, dasar gadis kecil! Apa kau tahu berapa lama aku menyimpan dendam ini kepada keluarga Sihombing. Seharusnya aku yang mewarisi keturunan pedang Firdaus itu! Bukan kau!" teriaknya disertai dua buah belati menghampiri Florensia.
Florensia menghindarinya dengan cepat. Lalu menebas tanpa ada keraguan. Sayangnya, itu hanyalah bayangan. Pria berjas hitam itu membuka kain coklat. Menyalakan machine gun miliknya. Suara tembakan dan shellcase berjatuhan. Florensia berlari dengan kecepatan. Dia menggunakan sihir [Flare Accel].
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com