webnovel

HUKUMAN

Bukit penantian sebenarnya terletak tidak jauh dari tengah kota. Tapi, bukit itu hanya bisa terlihat pada bulan dan malam tertentu saja oleh manusia biasa. Yang bisa melihat bukit itu hanya orang- orang yang memiliki anugrah khusus untuk melihat hal- hal tak kasat mata. Jika kebetulan ada yang tersesat, maka akan sangat susah untuk dapat menemukan jalan untuk turun dari bukit itu.

Tepat di puncak bukit berdiri sebuah hotel mewah dan megah. Bukan hotel sembarangan. Tapi, hotel khusus untuk arwah-arwah. Bahkan ada arwah yang sudah ratusan tahun tinggal di sana karena ia masih menanti sesuatu di dunia ini.

Dan, pada hari ini tampak Raja langit dan beberapa dewa yang lain serta 4 dewa kembar berkumpul di puncak bukit tepat di sebuah pohon yang di namakan pohon bulan.

"Dia sudah menyalahi aturan langit dengan menyelamatkan manusia yang seharusnya ia jemput jiwanya. Dia harus di adili di Kerajaan langit!" seru Raja Neraka marah.

"Bagaimana mungkin roh yang sudah di hilangkan ingatannya bisa mengenali reinkarnasi dari ibundanya di kehidupan sebelumnya lalu menyelamatkannya?!"protes dewa kemalasan.

Raja langit menatap semua dewa yang hadir. Ia menghela napas berat. "Dia seorang jenderal perang di kehidupan sebelumnya. Dan dia seorang malaikat maut yang di berkati olehku. Sama seperti malaikat maut lainnya, ia bisa melihat kehidupan manusia di kehidupan sebelumnya hanya dengan menyentuh manusia itu. Dan, aku hanya mengosongkan semua kenangan di kepalanya. Tidak dengan hatinya. Batinnya yang terdalam tetap bisa merasakan hubungan yang pernah terjalin sebelumnya. Terlebih jika itu adalah seorang ibu yang pernah mengandung selama 9 bulan dan bersusah payah saat melahirkannya. Akan terjalin ikatan khusus di antara keduanya," ujar Dewa Langit dengan suara tegas.

"Seharusnya sejak awal rohnya di musnahkan saja!" sahut Dewa Perang.

Raja langit menggelengkan kepalanya. "Dia, selama masa hidupnya berperang demi negaranya, kau tau betul itu Dewa Yu. Seorang Jenderal yang sangat setia dan loyal kepada kaisarnya. Dia memang membunuh banyak orang, bahkan ribuan orang sudah mati di ujung pedang naganya. Tapi, itu semata karena tugasnya. Baktinya sebagai seorang Jenderal besar dari trah bangsawan. Dia pun masih keturunan Kaisar Chao, yang artinya dia dan Kaisar masih memiliki ikatan saudara. Untuk hal seperti itu kita tidak akan menghancurkan roh nya menjadi debu!"

Dewa Zhang sang dewa perang hanya mendengus kesal mendengar pembelaan raja langit.

"Lalu bagaimana dengan kesalahan yang ia perbuat? Dia melanggar hal yang paling utama dari peraturan langit. Apa kau akan diam saja?!" sergah Dewi Diao sang Dewi ketulusan.

"Dia tetap akan aku hukum dengan hukuman langit."

"Putuskan sekarang wahai raja Langit. Jangan kau ulur waktu untuk menjatuhkan hukuman kepadanya!"seru Dewa Zhang.

Dewi Xiaqiao sang Dewi kebijakan nampak berdiri lalu ia menghampiri raja Langit. Dengan satu gerakan ia mengambil sesuatu dari udara, dan menyerahkannya kepada raja Langit.

"Apa ini Dewi Xia?"

"Hukuman yang mungkin tepat untuk 888 atau Kim Young Joo atau Jenderal Ming," jawab dewi Xia dengan santainya.

Dewa langit membuka kotak yang di berikan kepadanya. Ia membuka kotak itu dan melihat sebutir pil. Ia mengenali pil itu sebagai pil kekuatan bulan. Siapapun yang meminumnya akan sanggup berjalan melewati api neraka dan membantu roh- roh yang menginginkan keadilan.

"Jika dia berhasil membela 30 arwah yang dia ambil dari neraka dan membantu mereka agar bisa bereinkarnasi makan, dia boleh kembali bertugas sebagai malaikat maut. Namun, jika tidak dia harus menjaga pintu neraka membantu dewa neraka bertugas. Adil bukan? Kita semua tau, setiap arwah yang sudah di lemparkan ke dalam neraka, sudah melakukan kejahatan. Jika memang dia mampu membuktikan bahwa arwah itu sebenarnya tidak bersalah, arwah itu bisa reinkarnasi dan menjalani hidup dengan lebih baik," tutur Dewi Xiaqiao.

Semua nampak diam dan memikirkan ucapan sang Dewi. Raja Neraka nampak berpikir keras. Begitu pula dengan Zhang sang dewa perang. Beberapa dewa dan Dewi lain nampak menyetujui usul sang dewi kebijakan.

"Baiklah, siapa di antara kalian semua yang setuju?" tanya Raja langit. Nampak para dewa dewi mengangkat tangannya. Kecuali raja neraka dan dewa kemalasan semua mengangkat tangannya.

"Baiklah, kalau begitu kita semua setuju untuk menghukumnya dengan cara ini. Hari ini juga pasukan khusus akan menjemput 888 sang malaikat maut untuk di adili dan di beri hukuman di Kerajaan langit," ujar Raja langit sambil langsung bangkit berdiri dan menghentakkan tongkat saktinya ke permukaan tanah. Dan dalam sekejab mata ia pun menghilang dari pandangan.

Kepergian nya di susul oleh dewa dewi lainnya. Sampai akhirnya hanya tinggal tersisa dewi Xiaqiao dan dewi Diao.

"Tindakanmu itu akan membahayakan 888, dewi Xia," ujar dewi Diao.

"Apa kau tau mengapa raja langit membiarkan 888 bertemu dengan Hyun? Manusia yang di anugerahi mata dewa itu?"

"Apa sebenarnya 888 sudah hampir menyelesaikan karmanya dan dia bisa reinkarnasi kembali?"

"Kurang lebih...haah, baiklah aku akan kembali. Apakah kau masih ingin menikmati bukit penantian dan tinggal di bukit ini? Aku mau pulang," ucap dewi Xiaqiao. Ia mengibaskan selendang biru yang dipakai nya dan dalam sekejap ia pun menghilang dari pandangan. Dewi Diao pun akhirnya menyusul, ia enggan berlama-lama di bukit itu.

****

Sementara itu, 888 dan 444 masih berada di rumah Hyun Jae. Mereka masih menemani Hyun menjaga ibunya .

"Tadi, kau menggendong ibu kan? Apa kau melihat ibu di kehidupan sebelumnya, paman?" tanya Hyun Jae pada 888.

"Ya, aku melihatnya."

"Apakah ibu seorang istri atau selir kaisar?"

888 menatap Hyun Jae tak percaya. Bagaimana gadis ini tau?

"Aku sering bermimpi indah. Dalam mimpiku itu, ibu mengenakan pakaian yang indah sekali. Dan, ibu juga di panggil yang mulia. Jadi, aku menarik kesimpulan kalau ibu adalah seorang permaisuri atau selir kaisar. Dan, aku seringkali melihatku dalam pakaian seorang putri. Apakah memang kami dahulu ada dalam kehidupan yang sama? Mungkinkah kalau ibu sejak dulu memang sudah menjadi ibuku?" Hyun bertutur seolah membaca pertanyaan yang ada di benak 888.

"Hmm...ya aku melihat sekilas. Bisa saja, ibumu dulu memang seorang ratu. Tapi, aku tidak berani untuk memastikan, karena aku hanya melihat sekilas saja," jawab 888.

"Paman pasti berbohong. Aku tidak memaksa kok, paman kalau memang tidak mau memberitahu. Aku hanya penasaran saja memang akan hal ini."

888 menantap 444 seoalah meminta bantuan untuk bisa menghindari pertanyaan Hyun Jae.Tapi, 444 hanya Mengendikkan bahunya. Membuat 888 mendengus sebal.

"Hyun, kau harus pastikan, ibumu kau periksa ke dokter sore nanti. Jangan sampai sakit lagi," ujar 888 berusaha mengalihkan perhatian. Hyun Jae hanya menganguk.

Nächstes Kapitel