webnovel

Begal Lebih Menyeramkan daripada Hantu

Malam harinya, Zayn bekerja seperti biasa. Kesibukannya membuatnya sedikit bisa melupakan akan kejadian-kejadian ganjil yang telah dia alami. Bahkan dia bisa tertawa lepas saat bercengkrama dengan rekan kerjanya.

Sampai tiba waktunya istirahat.

Tepat pukul satu, sebagian dari karyawan pabrik keluar untuk melepas penat. Zayn dan beberapa rekan kerjanya nongkrong di gazebo seperti biasa. Zayn merasakan seperti ada angin yang berhembus dengan kencang dari arah belakangnya. Dia meraba tengkuknya yang merinding disko. Perasaannya menjadi tidak enak.

Tiba-tiba, salah satu diantara rekannya terhenyak, seakan ada sesuatu yang merasukinya. tatapannya tajam ke depan.

"K-kamu kenapa, Yo?" tanya Munir kepada Aryo. Yang ditanya masih terdiam. Semua orang di gazebo itu terheran-heran melihat tingkah laku Aryo yang aneh itu.

Sosok Aryo lantas menyeringai menampilkan deretan giginya yang kuning karena jarang gosok gigi. Lalu terdengar suara tawa wanita yang melengking, memekakan telinga.

Semua orang tampak panik. Lantas menjauhkan diri dari Gazebo itu. Hanya Zayn yang masih terpaku di samping Aryo. Entahlah seolah tubuh Zayn terkunci disana.

Sosok Aryo itu lantas menoleh ke arah Zayn. Kemudian, terdengar suara yang lembut namun serak yang keluar dari mulutnya.

"Ayo ikut denganku." tuturnya yang membuatnya terbelalak. Dia sangat yakin kalau mahluk yang merasuki tubuh rekan kerjanya itu adalah hantu Noni Belanda. Apa yang sebenernya diinginkan oleh hantu ini? kenapa dia terus mengusiknya.

Dia yang sudah diambang ketakutan justru timbul suatu amarah di dalam dirinya. Dia tidak bisa terus-terusan lemah di hadapan hantu. Atau dia sendiri yang akan di takuti terus-menerus.

"Mau kamu sebenernya apa hah?" pekik Zayn sambil mendorong tubuh Aryo. Hal itu tentu mengejutkan semua orang disana. Bahkan kerumuna bertambah oleh para pekerja yang herat melihat keributan itu.

Sosok Aryo hanya terdiam. Beberapa saat kemudian dia mengerang lalu terdengar suara tawa yang melengking. Sorot matanya tajam ke arah Zayn. Tetapi, lelaki itu tidak gentar. Rasa muak akan teror yang terus menerus membuatnya memberontak.

"Keluar dari tubuh Aryo sekarang!" bentak Zayn. Tetapi sosok itu tidak bergeming. Dia malah lari secepat kilat dan baik ke pohon mangga layaknya monyet. Semua orang di sana terkejut. sekarang sosok Aryo melompat-lompat di dahan pohon dengan tawa yang melengking. Meremas hati siapa sja untuk mencegahnya.

"Ayo ikut denganku!" ujarnya berkali-kali. Zayn resah karena mahluk itu nekad masuk ke dalam tubuh rekannya, mendesaknya untuk ikut bersama demit itu. Tapi Zayn sendiri tidak mengerti maksud dari demit itu? emang ikut kemana? Kenapa dia harus ikut.

Zayn menengadahkan tangan. Lalu mulutnya memanjatkan do'a. Hal itu langsung diikuti oleh mayoritas pekerja yang ada di sana.

Sosok Aryo menjerit kesakitan. Merintih sambil terus berucap panas. Agaknya do'a mereka cukup membuat iblis yang bersemayam di tubuh Aryo kepanasan.

Beberapa saat kemudian, Sosok Aryo tidak menjerit lagi. Dia yang tidak sadarkan diri pun lantas terjatuh. untung saja Zayn dan beberapa pekerja dengan sigap untuk menangkapnya. Sehingga tubuh Aryo tidak bonyok ke tanah.

"Ada apa ini?" ucap seorang mandor yang membelah kerumunan itu. matanya membulat tatkala melihat salah satu pekerjanya pingsan.

"Apa yang terjadi dengan Aryo?" ucapnya setelah ikut bersimpuh disamping Zayn.

"Aryo kesurupan Pak?" seloroh seorang pekerja.

"Iya, Pak. Tadi dia minta supaya Zayn mengikutinya." timpal yang lain. Lantas Sang Mandor pun menoleh ke arah Zayn seakan meminta pembenaran. Zayn hanya bisa menghela nafas saja.

***

Zayn berdecak kesal. Dia disuruh pulang sebelum waktunya dengan alasan yang sangat konyol. Demi keamanan, begitu kata Mandornya. Atasannya berpikir kalau Zayn itu adalah penyebab sang hantu merasuki tubuh Aryo. Sehingga malam itu dia terpaksa dipulangkan.

Jam menunjukan pukul dua pagi. Seumur-umur dia bekerja, tidak pernah dia pulang jam segini. Jalan raya sudah sangat sepi sekali, kembali perasaan takut berkecamuk di dadanya. Dia memacu kendaraannya dengan sangat kencang. intinya, dia ingin segera cepat sampai ke kos.

Tetapi, ketika dia memasuki gang menuju kosannya. Dia di hadang oleh beberapa orang yang sedang mabuk memenuhi gang itu. Zayn tidak enak untuk melewatinya, tetapi dia tida punya pilihan lain selain menerobos karena gang ini adalah satu-satunya jalan menuju Kosnya.

"Duit mana duit!" tutur salah satu preman berambut gondrong sembari mengulurkan tangannya. Zayn panik. Dia teringat kalau di dompetnya tidak ada uang cash.

"Maaf Mas, saya enggak ada uang tunai." Tukasnya dengan nada yang dibuat sepolos mungkin. Berharap semoga para preman itu membiarkannya lewat. Tetapi dugaannya salah.

"Mana dompet kamu!" bentaknya. Zayn yang gugup lantas mengeluarkan sesuatu yang ada di balik sakunya. Begitu dompet itu keluar, sang Preman lantas merebutnya dan membuka isi didalamnya.

"Ini." dia memegang kartu ATM milik Zayn.

"Pokoknya kamu ambil semua uang yang ada di ATM ini, lalu berikan kepada kami." Ucapnya yang membuat Zayn menelan ludah. Di dalam rekeningnya terdpat tabungan yang masih lumayan banyak. Meski sebagian telah dibuat untuk biaya pernikahan, tapi sisa tabungannya masih banyak.

"Itu ada kartu ATM, Sekarang ayo kita sama-sama antar dia di ATM." Titahnya kepada semua anak buahnya yang berjumlah delapan orang itu. Dia tidak bisa berkutik sama sekali. terlebih postur tubuh mereka yang besar dan sangar akan sangat mustahil baginya untuk melawan. A

Akhirnya dengan sangat terpaksa, dia menuruti permintaan para preman itu. Dia memarkirkan motornya di pinggir jalan. Lalu berjalan di seberang jalan yang ternyata ada sebuah ATM banknya. Saat akan melakukan penarikan uang, ketua preman tadi ikut masuk ke dalamnya, sehingga membuatnya tidak berkutik. Lebih baik dia kehilangan uangnya daripada kehilangan nyawanya.

Zayn sudah mengambil semua uang yang ada di rekeningnya. Lalu memberikannya kepada preman itu. Dengan wajah senang nan teler, dia berjalan keluar ATM dan bersorak ria. Mereka lantas pergi meninggalkan Zayn sendirian.

Perih nan kesal bercampur menjadi satu. Uang yang rencananya dia gunakan untuk membangun rumah itu harus ludes. Hasil kerjanya selama bertahun-tahun lamanya lenyap dalam semalam. Zayn pun kembali berjalan ke tempat dimana dia meletakan motornya. Dia kembali syok ketika tidak mendapati motornya berada di situ. Dia meraba-raba saku celananya. Lalu menepuk jidat. Saking gugupnya tadi. Dia lupa mencabut kuncinya lagi. Sungguh rasanya seperti jatuh tertimpa cor-coran semen pula.

Zayn melangkah gontai menuju kosnya. Dia sudah kehilangan hasrat untuk melakukan apapun. apa yang dialaminya ini tidak sebanding dengan teror akan hantu yang selama ini dia alami. Justru malam-malam seperti ini, Begal lebih berbahaya daripada hantu.

Zayn tidak sadar kalau ada sosok sendu yang mengikutinya dari belakang.

Nächstes Kapitel