Zayn mengacak-acak rambutnya sendiri. kondisinya sangat kacau setelah mendapatkan penolakan dari Mirna. Bukan penolakan karena menyatakan cinta, melainkan sebuah amanat yang harus dia sampaikan kepada Mirna, justru diacuhkannya mentah-mentah. Gadis itu terlalu menganggap enteng pesan terakhir Rozak. Bahkan berani menantang arwah Rozak untuk datang.
Zayn tidak tahu harus berbuat apa. kepalanya terasa sangat pusing. Sebenernya dia tidak begitu ingin memaksa Mirna untuk memberikan maaf kepada Rozak supaya arwahnya bisa tenang. Tapi yang jadi masalah adalah dia tidak mau di hantui rozak terus-terusan.
Sembari mengendarai motornya, dia menuju kosan, bersiap-siap untuk kerja shift siang. Dia berharap arwah Rozak tidak menghantuinya lagi.
***
Beberapa hari sudah, Zayn tidak pulang ke Kos. Dia menginap di rumah temannya yang sama-sama bekerja di pabrik. Dia agak sedikit tenang karena tidak mendapatkan gangguan ghaib selama menginap di saja. Tapi, timbul keresahan di dalam hatinya. Mungkin Arwah Rozak di alam sana menangis tersedu-sedu karena hajat yang belum terpenuhi. Dan dia merasa sebagai 'orang terpilih' untuk melaksanakan hajatnya.
Zayn juga sering datang di kampus itu, Dia sudah tahu jam berangkat dan pulang dari Mirna sehingga di selalu siaga dijam-jam itu untuk menemui Mirna. Meski dia tidak bisa masuk ke kampus itu gara-gara masalah kemaren, jadi dia hanya bisa menunggu di seberang jalan tidak jauh dari pintu gerbang.
Tapi sosok yang bernama Mirna itu tidak juga muncul, bahkan mobil yang biasa mengantarkannya juga tidak ada yang datang. Zayn hampir putus asa. Sudah lama dia menunggu, melihat satu persatu mahasiswa yang keluar masuk di kampus itu. Memastikan ada enggak sosok cantik berambut blonde itu, tapi hasilnya nihil. Sampai ada seorang mahasiswa yang kebetulan lewat di depannya.
"Permisi Mas, mau tanya." Kata Zayn setelah turun dari motornya dan menghampiri mahasiswa itu.
"Oh iya, ada apa ya Mas?"
"Gini Mas, mau tanya soal Mirna. Apakah dia masuk kuliah hari ini?" tanya Zayn yang terlihat sungkan karena menanyakan sosok gadis itu. Mahasiswa itu terlihat mengernyit dahi.
"Mirna yang primadona kampus itu? enggak tahu tuh Mas, beberapa hari ini aku tidak berjumpa dengannya. biasanya dia kumpul dengan gangnya gitu. Tapi beberapa hari ini dia enggak keliatan. Enggak tahu kemana." Jelasnya panjang lebat. Zayn hanya mengangguk kecil sambil berpikir.
"Emangnya kenapa cari Mirna Mas? Mas siapanya Mirna?"
"Engg..ak kok. Aku enggak ada hubungannya sama dia. ya sudah kalau begitu saya permisi dulu Mas. Makasih informasinya." Zayn bergegas ke motornya. Menjalannya hingga berlalu dari mahasiswa yang terlihat garuk-garuk kepala.
Zayn langsung menuju ke kos temannya, tapi dia teringat untuk membawa baju dari kos-nya sendiri. Dia pun berbelok menuju jalan ke arah desa sukolilo. Hari sudah beranjak petang. Dia hanya berniat mengambil bajunya dan langsung tancap gas ke kos temennya. Dia berharap sosok Rozak tidak menghantuinya lagi.
Selang beberapa menit, akhirnya dia sampai di depan kos-nya. dia turun dari motornya dan melangkah masuk ke rumah itu. terlihat dua orang motor di ruang depan pertanda dua begajulan itu ada di rumah. langkahnya terhenti ketika akan melangkah ke ruang tengah, samar-samar dia mendengarkan suara percakapan Yuda dan Rangga
"Wah enak sekali ya body ayam kampus itu." tutur Yuda yang sedang duduk di kursi kayu di ruanh tengah itu.
"Mantep sekali emang. Aku saja sampai ketagihan." Timpal Rangga yang terdengar sangat antusias.
Zayn tertegun, siapa yang dimaksud dengan ayam kampus itu? apa yang mereka lakukan dengannya? dia pun meneruskan untuk menguping perbincangan mereka.
"Hahaha, bener. Mampus tuh cewek. Makanya jadi cewek jangan belagu. Mentang-mentang paling cantik di kampus. Sekarang tahu sendiri kan rasanya diperkosa rame-rame. hahaha..." timpal Yuda sambil tertawa keras.
Mata jernih Zayn membulat. Jangan-jangan yang sedang mereka bicarakan itu Mirna. Meskipun mereka tidak menyebutkan namanya, entah kenapa dia sangat yakin kalau yang mereka bahas adalah Mirna. Mengingat Mirna tidak masuk beberapa hari ini ke kampus.
Dia mendengus kesal. Sungguh sangat keterlaluan apa yang mereka lakukan. tidak perduli sesombong apapun cewek itu. mereka tidak pantas melakukan hal yang diluar batas seperti itu. memperkosa adalah tindakan paling pecundang laki-laki. Terlebih kalau dilakukan rame-rame.
Nafasnya memburu, rasanya dia ingin keluar dan menghajar kedua cowok itu tapi dia lebih memilih untuk menahannya.
"Nanti malam kita langsung ke lokasi ya? Kita bersenang-senang lagi saja sama perempuan jalang itu." seru Yuda yang bersemangat.
"Kenapa enggak sekarang saja sih?" sahut Rangga yang tidak sabar.
"Jangan! Kamu enggak ingat kalau kita jadwalnya nanti malam. sekarang kan giliran yang lain." ujar Yudha santai. Cuih! Bener-bener biadap mereka. Mereka menyekap cewek itu lalu memperkosanya secara bergilir. Bener-bener enggak ada otak.
Zayn menghela nafasnya berkali-kali. Setelah mereka berhenti berbincang, dia muncul dari ruang depan seolah tidak ada apa-apa.
"Eh, ni anak akhirnya pulang juga." tukas Yuda.
"Punya nyali juga balek ke kos ini? enggak takut kesurupan lagi hahaha." Selorohnya yang membuat tawa mereka membahana memenuhi rumah itu. Zayn yang akan masuk ke kamarnya berhenti sejenak. gigi gerahamnya gemeletukan, tangannya mengepal kuat. Rasanya sudah gatal untuk menonjok muka mereka. tapi sekali lagi dia lebih menahannya. Dia pun merogoh kunci untuk membuka pintu untuk memasukinya.
lelaki beralis tebal itu tercenung sesaat di pinggir ranjang. Dia mengurungkan niatnya awalnya yang hanya ingin mengambil beberapa pakaian dan pergi. Sekarang yang ada dipikirannya adalah menunggu sampai mereka berdua keluar dari rumah dan menuju ke lokasi dimana perempuan itu berada. Iya siapapun dia, entah kenapa naluri menolongnya mencuat. Dia ingin menolong cewek malang yang disekap oleh mereka. sekalipun dia adalah Mirna yang kemaren lusa telah mempermalukannya di depan kampus.
Beberapa jam kemudian, dua begajulan itu mengeluarkan motornya pertanda mereka akan pergi. Zayn yang menyadari hal itu pun langsung berancang-ancang untuk mengikuti mereka. Dia berjalan mengendap-endap di ruang depan. ketika mereka sudah berlalu dari depan rumah. langsung Zayn menaiki motornya dan mengikuti mereka dari belakang.
Seperti biasa mereka mengendarai motor mereka dengan kencang. terkesan ugal-ugalan walau di desa. Untung saja, mereka sudah mencopot knalpot brongnya karena dulu hampir digebukin masa karena suaranya yang berisik, sehingga mereka pun mengganti knalpotnya.
Zayn bisa menyeimbangkan kecepatan mereka dari belakang, tapi dengan tetap menjaga jarak supaya tidak ketahuan. Dia yang biasa ikut turing dengan klub motor klasiknya sudah biasa menyeimbangkan kecepatan dengan teman sesama anggota gang supaya tetap berjalan dalam kecepatan yang sama. Jadi mengejar mereka tentu bukan masalah yang besar.
Akhirnya mereka berhenti di sebuah rumah Mewah. Dengan jarak yang cukup jauh Zayn tertegun. Mungkinkah cewek itu di sekap di sini?