webnovel

RUMAH SAKIT part 3

Hilang?

Jangan salahkan hanny, bukan salah hanny hatinya terlalu sensitif dan rapuh hanya dengan mendengar ucapan rafael yang tak berperasaan.

***

Hanny diam sepanjang hari, mina menyuapi makanan untuk hanny. Hanny hanya memaksa untuk makan, tak berselera. Sangat tak enak rasanya, entah makanannya atau karena perasaan hanny yang terlanjur sakit dengan ucapan rafael.

Ingat kamu bukan siapa-siapa?

Jangan cari perhatian sama mama saya.

Kasar sekali. Membuat hati hanny sakit. Hanny menggeleng ketika mina ingin kembali menyuapinya. Hanny kembali berbaring dan memilih istirahat. Satu yang dia pendam, perutnya makin sakit. Hanny tidur setengah meringkuk disana. Hanny kira sakit seperti tadi, biasa. Hanny pikir akan hilang dengan dia tidur. Hanny pun tidur dengan nyenyak, mencoba senyenyak yang dia bisa dengan perut yang sakit.

***

Rafael mengantar mamanya pulang. Mama rafael tak henti memikirkan hanny, rasanya sangat ingin dekat, sangat khawatir dan perduli pada hanny yang hanya orang asing.

"Mama gak tau kenapa? Tapi perasaan mama gak enak soal wanita muda tadi, raf." kata sang mama yang turun dari mobil rafael.

Rafael mengerutkan kening. Ada-ada saja mamanya, lagi pula kenapa harus khawatir.

"Mama tidak mengenalnya bukan. Lupakan saja lah. Dia bukan siapa-siapa." kata rafael dengan tenangnya.

Setelah mengantar mamanya pulang rafael kembali pamit ke kantor. Dia ada pekerjaan dan beberapa hal yang harus diurus dari mulai mencari rumah sakit yang jauh dan rumah baru mungkin. Rafael pikir dia harus melakukannya.

Rafael menelpon orang kepercayaannya untuk mengurus semuanya. Dia mau sore atau malam ini hanny langsung dipindahkan.

"Urus semuanya malam ini." kata rafael pada seorang laki-laki yang dia tugaskan untuk mengurus semua keperluan hanny.

Sebenarnya hanny tak perlu. Dia senang di rumah sakit itu dan berharap mama rafael datang lagi.

***

Di rumah mama rafael tak bisa lepas memikirkan hanny. Bahkan ketika mengambilkan makan siang untuk taehyung dan suaminya, papa rafael. Papa rafael mintanya apa, mama rafael mengambilkannya apa?

"Ma, masak papa harus makan nasi tanpa lauk?" tanya papa rafael yang akhirnya protes karena disuguhkan nasi tanpa lauk.

"Ahh.. Iya pa, maaf."

Mama rafael baru sadar dia hanya menyajikan nasi putih dipiring sang suami. Dia mengambilnya kembali dan mengambilkan lauknya.

Setelah itu selesai mama rafael kembali melamun, dia menuangkan air sampai airnya tumpah.

"Ma, itu gelasnya udah penuh maa.." kata bisma mengingatkan sang mama.

Mama rafael baru sadar juga airnya sampai tumpah. Dia langsung berhenti menuangkan air dan mengelap meja yang basah.

"Mama mikirin apa sih?" tanya bisma penasaran. Sekalipun rafael tak pulang mamanya tak akan seperti itu.

"Iya ma, mikirin rafael? Dia kenapa lagi?" tanya sang papa.

"Enggak. Bukan rafael."

Mama rafael pun menceritakan tentang hal yang tadi pagi dan tentang hanny. Mama rafael ingin sekali menjenguk hanny, datang ke rumah sakit lagi.

"Bis, nanti anter ya mama ke rumah sakit. Sekalian mama mau bawain makan siang ahh. Kasihan, hanny udah gak punya orang tua, sedang hamil muda, gak tau suaminya kemana?"

Bisma mengannguk. Bisma siap-siap untuk mengantar mamanya ke rumah sakit. Sementara mamanya juga sedang menyiapkan makanan yang akan dia bawa untuk hanny.

Setelah itu bisma mengambil mantelnya. Mengambil kunci mobil dan bergegas ke rumah sakit.

***

"Nona, saya diperintahkan tuan untuk memindahkan nona ke rumah sakit yang lain. Saya juga sudah izin pada dokternya."

Kata orang yang serba berbaju hitam itu pada hanny. Hanny tak perduli, dia tak mau beranjak dan bergerak sama sekali, dia terus berbaring meringkuk. Antara merasakan perutnya yang sakit dan tak mau pindah. Nanti mama rafael tak tau dia pindah, nanti dia tak bisa melihat mama rafael lagi kalau datang ke rumah sakit ini.

"Saya gak mau pindah, saya mau tetap disini. Sana kamu pergi, kamu bilang ke tuan kamu." kata hanny tanpa melihat bodyguard rafael.

Dokter sebenarnya tidak mengizinkan, setidaknya sampai infusnya habis. Tapi ketika bodyguard rafael itu menelpon rafael, rafael memaksa agar hanny cepat dipindahkan. Bodyguard rafael pun hanya menuruti perintah rafael.

"Nona, nanti saya yang dipecat." kata orang suruhan rafael lagi.

Hanny meminta telpon orang itu, dia menelpon rafael dan menentang perintah rafael.

"Saya gak mau pindah dari rumah sakit ini, tuan rafael!" kata hanny dengan nada keras lewat telpon.

Karena emosi dan tenaga yang hanny keluarkan, terlalu ngotot, hanny makin merasakan sakit di perutnya.

"Aghhh..." hanny bahkan tak sempat menelponnya. Hanny menaruh telponnya begitu saja dan meremat perutnya.

"Ahh.. Bibik." hanny berteriak kesakitan dan memanggil mamanya mina yang tadi harus bersembunyi di kamar mandi karena mama rafael masuk ke ruangan.

Mina dan mamanya langsung mendekati hanny. Mereka panik melihat hanny sangat kesakitan, hanny tak henti mengeluh sakit dan meremas pakaian dibagian perutnya.

"Bibikk... Sakitt..."

"Arghh... Sakit..."

Rafael yang mendengar lewat telpon pun khawatir. Dia harus meeting setelah ini. Tapi rafael tak perduli. Dia membatalakn meetingnya dan langsung menuju ke rumah sakit.

Disisi lain mobil bisma sudah hampir sampai di rumah sakit. Mama rafael yang duduk disamping bisma makin merasa tak sabar ingin segara bertemu hanny.

"Mama, emang wanita itu siapa sih? Kayaknya mama khawatir banget."

"Gak tau kenapa, bis. Tapi beneran perasaan mama gak tenang jauh dari dia."

Mama rafael makin gusar dalam mobil. Rasanya ada yang tak beres dalam hatinya dan pikirannya hanya penuh dengan hanny.

Setelah sampai di rumah sakit, mama rafael langsung turun diikuti bisma ke kamar rawat hanny. Mina berlari keluar untuk memanggil dokter.

"Darah?"

Bibik melihat darah ditempat tidur hanny. Sementara hanny sendiri tak berhenti merasakan sakit bahkan sampai menangis.

"Bibik, sakittt. Apa bayinya kenapa-napa?" tanya hanny menangis menggenggam tangan pembantunya.

"Nonaa, darah." bibik menunjukan darah dibawah hanny.

Hanny ketakutan, dia mengecek dibawah tempat dia berbaring dan melihat darah yang menempel ditelapak tangannya. Hati hanny makin sakit, pikiran hanny sudah penuh dengan keburukan. Apa terjadi sesuatu pada bayinya?

"Bibik, bayinya. Hanny tak mau kehilangan dia, bibik tolongg selamatkan bayinya. Arghhh.."

Dokter masuk dan memeriksa hanny. Mama rafael dan bisma ikut lari masuk ketika mina masuk dengan dokter dengan panik.

"Ada apa?" tanya mama rafael menahan mina.

"Nonaa-"

Belum sempat menjawab mama rafael memberikan bekal makanannya pada bisma dan langsung ikut masuk. Dokter sedang mencoba memeriksa hanny, dokter terpaksa memberikan bius untuk menenangkan hanny. Dokter menggeleng pada bibik, bersamaan dengan itu hanny yang setangah sadar menangis.

Hanny rasa arti gelengan dokter itu, bayinya tak bisa diselamatkan. Air mata hanyy kembali jatuh, hanny tak bersuara karena obat biusnya, tapi bibirnya bergetar menangis.

"Bayinya?" Tanya rafael yang baru sampai.

"Maaf, tapi sepertinya bayinya tidak bisa dipertahankan tuan. Kita harus melakukan pembersihan untuk rahim nona hanny setelah ini." kata dokter pada rafael.

Mama rafael dan bisma bingung kenapa dokter mengatakannya pada rafael. Apa hubungan rafael dengan hanny. Rafael sudah kehilangan akal karena terlalu khawatir. Dia tak perduli dengan mama dan adiknya yang ada disana. Dia hanya perduli dengan bayinya.

Rafael mendekati hanny dan marah menatapnya. "Kenapa kamu gak bisa jaga anak saya dengan baik."

Mama rafael terkejut mendengarnya. Anak yang di kandung hanny ternyata itu cucunya?

Nächstes Kapitel