Suapan pertama sukses masuk. Rahang tegas itu bergerak ke atas dan kebawah, membentuk kunyahan pelan namun kuat. Sedangkan kedua bola matanya menutup rapat dengan alis yang mengkerut-kerut. Seolah dia tengah menyiapkan penilaian paling sadis untuk hasil makanan seburuk sampah.
Membuat pria lain di sana membeku saking gugupnya.
"Bagaimana rasanya?" Sean memberanikan diri untuk bertanya.
"Hmm.."
"Apanya yang 'hm'?" Sean terbawa emosi dari kegugupan yang melanda. "Jangan sok jadi juri makanan dan katakan pendapatmu!"
"Kenapa kau tidak membuka restoran saja?" Sean memiringkan kepala, belum memahami arti ucapan Ashley. "Ini enak."
"Sungguh?"
"Kalau begitu coba rasakan sendiri saja." Ashley menusuk sepotong ayam mentega dan menyodorkannya ke depan mulut Sean.
Sean melahap masakannya sendiri dengan pelan, berusaha menikmati hingga bagian terdalam. Dia terbelalak. "Wah.. aku tak menyangka akan seenak ini!" Lantas mengambil alih piring berisi ayam mentega dari hadapan Ashley.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com