"Sudah, ada masalah apa sampai ribut begini?" tanya Sullivan, ia berusaha tenang menahan geram di dadanya.
"Itu, Bibi jahat mau henpon punya aku. Maksa Ayah." Sinta yang menjawab pertanyaan Sullivan.
"Sinta, main sudah mau maghrib. Bersih-bersih dulu, ya," sela Adilla yang ikut menemani Sullivan. Sinta mengangguk dan menuruti ucapannya.
Sullivan masuk ke dalam rumah, meninggalkan Kartini dan Adilla begitu saja di teras rumah. Kartini melemparkan tatapan sengit pada kakaknya, kemudian wanita itu mencoba mendiamkan Andini.
Bukannya diam Andini malam semakin merengek menangis meminta ponsel seperti Sinta. Adilla mencoba menggendong bocah itu, namun Kartini selalu menepis tangannya. Andini berontak dari pangkuan ibunya dan meminta di gendong oleh Uwaknya.
"Ada Aa, tolong jaga sikap kamu, Tini. Aku nggak bisa belain, kalau kamu salah." Adilla memperingatkan adiknya.
"Apa peduliku," sahut Kartini tersenyum sinis.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com