~Jangan memaksa cinta untuk membalas rasamu, karena hatimu dan hatinya berbeda, tidak sama.~ Rio Vernanda.
"Benar-benar ya, Yan. Sahabatmu itu gila karena cinta." Kalimat itu keluar bebas dari mulut Rio.
Tatapan keduanya masih memperhatikan Gibran yang berjalan menuju mobil yang Rio dan Rian tumpangi saat ini.
"Aku tidak percaya kalau dia Gibran. Dia sekarang seperti orang lain." Rian juga merasakan hal yang sama, tentang perubahan Gibran yang amat sangat drastis.
Gubrak ...
Suara pintu tertutup itu mengagetkan Rio dan Rian yang masih bergelut dengan pikiran mereka masing-masing, tentunya memikirkan tentang Gibran.
Wajah kecut terlihat jelas pada raut muka Gibran, seakan menggambarkan kan tentang perasaannya yang kecewa akibat hasil memaksa kan Kanaya ikut bersamanya.
Rio dan Rian saling menatap, mereka saling memberi kode agar tidak bertanya banyak hal kepada Gibran terlebih dahulu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com