Lardo terkekeh, sebelum membawa Lalita kedalam panggulannya.
"Sir…..!!". "Lalita benar-benar terkejut dengan tindakan tiba-tiba Lardo memanggul tubuh Lalita dengan kepala menghadap ke bawah, sir….turunkan saya, Lalita meronta-ronta minta turun.
Lardo melempar Lalita ke atas ranjang king size miliknya.
Lalita meringsut menjauhi Lardo. Menatap Lardo dengan tatapan ngeri
Lardo menatap tajam Lalita. Malam ini aku akan membuatmu menjadi milikku seutuhnya Lalita, suara Lardo serak
Lalita menatap ngeri Lardo. Kata-kata Lardo terdengar seperti hukuman mati ditelinga Lalita
Lalita mengeleng. Menatap sekelilingnya, biarkan saya pulang sir saya mohon. Lalita meminta dengan memelas
Lardo tersenyum geli, "Pulang", tidak akan. Seharusnya hari itu kamu tidak tersesat di kamarku Lalita. Mencicipi bibirmu membuatku menginginkan lebih. Malam ini aku ingin kamu menjadi milikku Lalita dan setelah ini tidak akan ada lagi pria lain selain diriku.
Lardo mendekati ranjang, "kemari Lalita". Lardo mengulurkan satu tangannya
Lalita mengeleng
Lardo mengeraskan rahang menerima penolakkan Lalita. "Kemari!", satu kata yang diucapkan Lardo dengan nada dingin yang mencekam siapapun yang mendengarnya.
Lalita menatap takut ke arah tangan Lardo yang masih terulur. "Sebenarnya…apa yang anda inginkan sir?", Lalita bertanya dengan gagab karena kengerian yang dipancarkan aura Lardo yang mengancam
"Menghukum dengan sangat berat Lalita", suara Lardo terdengar tegas dan dingin
Sekarang kemarilah Lalita bujuk Lardo mencoba melembutkan nada suaranya. Membuat Lalita takut padanya bukanlah tujuan Lardo.
Lardo ingin Lalita menyerahkan dirinya seutuhnya tanpa ancaman dan rasa takut seperti sekarang yang ia lihat di mata Lalita.
Lalita mendekat, mengapai tangan Lardo yang terulur. Tangan Lardo yang besar terasa hangat mengengam tangan mungil Lalita. Satu tangan Lalita mengengam erat bathrobe yang membungkus tubuhnya.
Lardo meremas lembut jemari Lalita. "Apa kau takut padaku Lalita?"
Lalita mengangguk cepat
Lardo tersenyum tipis dengan kejujuran Lalita. Aku tidak akan menyakitmu Lalita. sebaliknya aku ingin menunjukkan sebuah kenikmatan yang bisa kita raih berdua. Sebuah jenis kenikmatan yang menjadikanmu milikku seutuhnya. Lardo membelai lembut pipi Lalita. Aku menginginkanmu Lalita aku Lardo dengan suara terdengar serak menahan gairahnya.
Lardo mendudukan Lalita dipangkuannya menghirup dalam-dalam aroma yang menguar dari tubuh Lalita. Lardo mengulum telinga Lalita.
"Sir..". Lalita bergerak gelisa di atas pangkuan Lardo
"Sheees", tenanglah sayang, aku ingi kau menikmatinya, setelah mengatakannya Lardo memulai aksinya memasukan satu tangannya ke balik bathrobe yang dikenakan Lalita, tersenyum mendapati Lalita tidak mengenakan apapun dibalik bathrobe.
"Sir….!!". aku mohon jangan lakukan ini ______"
"Shees…..". Lardo melumat bibir Lalita merenggut rasa manis yang ditawarkan bibir Lalita, mengeram nikmat. Lardo semakin liar melumat bibir Lalita, satu tangan Lardo membelai payudara Lalita, memberinya sebuah kenikmatan baru.
Lalita mendesah disela-sela lumatan Lardo. Tubuh Lalita terasa panas, tubuh Lalita semakin bergerak gelisa dalam pangkuan Lardo.
"Sayang…..suara Lardo serak, satu jarinya membelai lembut bibir Lalita yang membengkak", aku egois aku Lardo. Biarkan malam ini aku memilikimu, jangan menolakku Lalita, pinta Lardo lembut.
Lalita menatap Lardo dengan bola mata membesar, wajah memerah dan tubuh yang terasa panas mendamba. Sentuhan Lardo di tubuhnya menimbulkan perasaan aneh membuat Lalita menatap Lardo penuh gairah.
Lardo menguncip tatapan mereka, mengecup bibir bengkak Lalita. Menjilati rahang Lalita, memcumbu setiap jengkal tubuh Lalita, memberikan banyak tanda kepemilikannya disetiap jengkal tubuh mulus Lalita.
Lalita bergerak semakin gelisah saat Lardo berada tepat dibagian tubuhnya yang paling intim.
Lardo mendongak menatap Lalita tepat dimatanya, sebelum menunduk memainkan lidah ahlinya. Lalita berusaha menjauhkan wajah Lardo dari kewanitaannya. Lardo menahan kedua paha Lalita agar tetap menbuka di hadapannya. Nikmati sayang ucap Lardo serak. Kamu terlihat sangat indah Lalita. Lardo menatap tubuh Lalita dengan tatapan memuja. Aku akan mengajarkamu sebuah kenikmatan. Biarkan aku menjadi yang pertama dan satu-satunya pria yang menyentuhmu, Lalita.
Lalita mengerang saat Lardo mulai mengerakan lidahnya, lincah, menjilat, menghisap miliknya. Jari-jemari Lalita mencengkram kuat sprei. Menahan sensasi nikmat yang mulai menjalar disekujur tubuhnya, sesuatu yang mendesak menerjang tubuh Lalita. "Sir…..!!" Lalita bergerak semakin liar.
"Lepaskan sayang perintah Lardo", dan aku ingin kau meneriakkan namaku dengan lantan pinta Lardo lembut dengan terus memberi kenikmatan pada tubuh bagian bawah Lalita".
Lalita mengeleng-geleng kepala mencoba menolak apapun yang membucah di dari dalam tubuhnya.
Lardo mengecup lembut bibir Lalita. Berhenti melawannya sayang.
Lalita menatap Lardo yang masih sibuk menghisap miliknya dengan suara yang terdengar aneh ditelinga Lalita. Tatapan mata Lardo berkabut penuh gairah, tampak lembut dan memuja. Ditatap seperti itu membuat pertahanan Lalita roboh, Lalita meneriakan nama Lardo sebelum tubuhnya kembali terhempas ke atas ranjang
Lardo tersenyum, mengecup kening Lalita yang penuh peluh.
Lalita menatap Lardo dengan wajah merona merah yang tampak bersinar semakin cantik
Lardo merapikan anak-anak rambut yang menutup kening Lalita, kita akan memulainya lagi sayang.
Lalita spontan mengigit bibir bawahnya. Aku sangat lelah sir akunya. Lalita merasa tidak akan sanggup jika harus kembali merasakan perasaan aneh yang membuat tubuhnya seakan berteriak.
Lardo tersenyum lembut menenangkan. Percaya padaku Lalita setelah ini kau akan bersemangat dan penuh energy. Lardo mulai mengendus leher Lalita, tubuhmu masih bergetar Lalita. Lardo kembali meransang tubuh Lalita yang menegang saat melihat kejantanan Lardo yang sudah berdiri tegak.
"Sir…", bisik Lalita ketakutan. Sepanjang hidupnya Lalita belum pernah melihat alat vital pria dewasa secara langsung. Lalita selalu menutup diri dari semua hal yang menurut Lalita tidak layak. Tia dan Mia sering mengajak Lalita untuk nonton film-film dewasa. Tapi Lalita selalu menolak dan sekarang dihadapkan langsung pada milik Lardo yang sudah bediri sempurna. Lalita tampak ketakutan dan ingin lari.
Lardo memposisikan miliknya. Tenanglah Lalita biarkan aku membimbingmu. Lardo kembali mencumbu Lalita menjauhkan Lalita dari rasa ngeri dan takutnya yang tampak sangat jelas di mata Lalita.
Lardo memberi rangsangan-rangsangan yang membuat tubuh Lalita kembali rileks untuk menerima miliknya yang memiliki ukuran besar dan panjang. Lardo sangat bangga dengan miliknya, banyak wanita yang memuja Lardo dan miliknya yang hebat dalam memuaskan setiap pasangan seksnya.
Ini akan sedikit sakit. Lardo membisikan kata-kata itu dengan lembut. Kau bisa mencakarku, mengigitku untuk menahannya, "Lalita mengeleng", Lardo mencoba mendorong miliknya masuk. Lalita meringis menahan rasa sakit yang seakan merobek tubuh bagian bawahnya.
"Tahan" ucap Lardo sebelum Lardo mendorong dengan satu dorongann kuat menembus selaput darah milik Lalita.
"Argggg...…..!!!" Lalita mengeleng-geleng mengusir rasa sakit dan panas yang menyerangnya miliknya.
Lardo menahan dirinya untuk tidak bergerak, membiarkan tubuh Lalita menyesuaikan dengan miliknya yang terkubur dalam kelembutan Lalita. Lardo menjilat air mata Lalita, maafkan aku sayang. Setelah dirasa Lardo cukup ia meminta izin Lalita untuk bergerak. Aku akan mulai bergerak pintanya dengan sangat lembut
Lalita mengeleng. Menahan tangan Lardo
Lardo menatap lembut Lalita. Aku tidak bisa berhenti sayang. Aku janji setelah ini kau tidak akan merasakan sakit lagi.
Lalita masih mengeleng.
Lardo menarik milknya kemudian mendorongnya pelan mengulanginya sampai tiga kali sebelum memompa Lalita dengan ritme yang lebih teratur.