webnovel

Bab 08 part I

Ini sudah berhari-hari dan ciuman itu masih saja menghantui tidur Lalita. Ditengah malam Lalita sering terbangun dengan pipi terasa panas. Hampir setiap malam bayangan-bayangan saat Lardo melumat bibirnya dengan panas menghiasi malam Lalita.

Lalita mengeleng kepala kuat aku harus menghapusnya dari ingatanku. Lalita berkomat-kamit dan ini sudah berhari-hari aku menghindari Ramond seperti seorang kekasih yang ketahuan selingkuh . Ya perasaan bersalah yang menyelimuti hati Lalita dari hari ke hari semakin membuncah dan membuatnya takut untuk bertatap muka dengan Ramond.

Ramond sangat baik dan pengertian. Bagaimana aku menjelaskannya?. Merahasiakannya malah membuat hati Lalita semakin galau tak menentu. Memberitahu Ramond yang sebenarnya. Lalita tidak tahu bagaimana caranya dan itu akan membuat hubungan mereka berdua canggung.

"Hey.....!!!", Tia menepuk lembut pipi Lalita. Ada apa denganmu?, aku perhatikan beberapa hari ini kamu sering melamun. Semua baik-baik saja kan atau ada masalah dengan Ramond?, karena dari yang aku perhatikan kamu tidak lagi diantar Ramond ke kantor, tanya Tia penuh selidik. Apa Ramond sangat sibuk sampai tidak bisa mengantarmu ke kantor?.

Lalita menghela napas kasar. Aku mengkhianati Ramond. Lalita mengigit bibirnya menahan tangis. Aku harus bagaimana Tia?, aku menyayangi Ramond tapi aku wanita yang buruk yang tidak bisa menghormati hubungan kami padahal Ramond selalu bersikap pengertian dengan semua sikap kuno ku.

Tia menatap Lalita dengan tatapan tidak terbaca. Kamu mengkhianati Ramond". Tia mengucapkannya dengan perlahan-lahan, apa itu mungkin. "Kamu", tunjuk Tia seakan Lalita mengumumkan hari kiamat sudah dimulai. Itu sangat tidak mungkin. Aahhhh sudahlah aku bingung, apa maksudmu dengan kamu mengkhianati Ramond, aku benar-benar tidak mengerti. Coba jelaskan. Karena aku takut kata menghianati persimu itu, hanya karena kamu menggagumi pria tampan yang lewat di depanmu.

Lalita menatap tajam sahabatnya itu. Lalita mengeleng, aku_______membiarkan pria lain mencium ku dan aku menikmatinya, Lalita menggucapkannya dengan suara yang sangat pelan.

Beruntung Tia memiliki pendengaran yang bagus. Tia menutup mulutnya saking tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Beberapa saat kemudian Tia bersorak gembira. Wahhhh...Tia bertepuk tangan dengan sangat senang, jadi kamu berciuman. Sebentar aku harus membagi berita ini pada Mia. Aku yakin Mia pasti juga akan sangat terkejut mendengarnya. Tia menatap Lalita dengan antusias

Tia mengetik pesan di ponselnya karena Mia tidak mengangkat panggilannya. Sekarang katakan sayang siapa pria hebat itu. Bagaimana caranya pria itu meyakinkanmu untuk dicium padahal aku dan Mia tidak bisa membujuk mu untuk membiarkan Ramond mencium mu. Ooohhh God aku ingin sekali berterima kasi pada pria itu karena sudah membawamu kembali ke dunia nyata.

Lalita menatap Tia murung. Apa sekarang waktunya untuk bergembira untuk hal itu Tia, bukankah aku wanita yang buruk, membiarkan pria asing mencium ku dan juga aku menikmatinya. Disini kamu bersorak gembira untukku seakan aku baru saja memenangkan piala bergensi. Apa kamu tidak berpikir bagaimana perasaan Ramond saat mengetahui semua ini, Lalita menatap tajam Tia yang masih sibuk mengetik di ponselnya. Mengabaikan perasaan gundahnya

"Uppps...saking gembiranya aku melupakan keberadaan Ramond kekasihmu yang seharusnya menjadi pasanganmu berciuman". Uummm...Tia mengangguk-anggukkan kepala, ya Ramond pasti kecewa juga merasa dikhianati dan egonya sebagai seorang pria akan terluka, mengetahui kekasih yang dijaganya sepenuh hati di sambar orang. Bagaimana rasanya ciuman pertamamu, apa kamu merasa jantungmu berdebar, kakimu lemas dan hatimu  meleleh seperti keju dipanaskan. Apakah pria itu ahli dalam berciuman, apakah pria itu hebat?. Aaah kamu tidak mungkin tahu perbedaannya, untuk pemula sepertimu tidak akan tahu perbedaan pria ahli berciuman atau sesama pemula sepertimu

"Tia...", serius lah bentak Lalita geram dengan sikap yang ditunjukan Tia. Aku benar-benar bingung. Aku sudah menghindari Ramond selama satu minggu karena hal ini. kamu malah bercanda di sini, Lalita kembali mengigit bibirnya menahan tangis, Lalita tidak ingin menjadi tontonan orang kantor karena menangis di kantor

"Seminggu?!". Tia berteriak tidak percaya. Jadi kejadiannya sudah seminggu dan kamu baru cerita sekarang. Tia mengeleng tidak percaya.  Sekarang ceritakan secara mendetail. Dimana dan kapan tepatnya hal itu terjadi. Aku tidak tahu kalau kamu sangat pintar menyimpan rahasia, kamu membuatku kecewa Lalita.

"Apa kamu harus seperti ini Tia. Kamu membuatku kecewa apa berita aku berciuman lebih penting dari pada hubunganku bersama Ramond yang akan berujung dengan berakhir tangis teriak Lalita yang kesal karena Tia hanya membicarakan tentang dirinya yang berciuman daripada mengerti perasaannya yang sedang gundah gulana.

Tia mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Maafkan aku sayang saking senangnya aku melupakan hubunganmu dengan Ramond. Tia menarik Lalita ke dalam pelukannya. Bukankah kamu bilang kamu menikmati ciuman pria itu Lalita?.

"Umm...". Lalita bergumam. Aku bahkan melupakan batasan yang sudah aku buat. Entah apa yang terjadi saat itu, aku melupakan semuanya dan membiarkan La.....pria itu mencium ku. Lalita mengeleng-gelengkan kepala mencoba mengusir bayangan Lardo dari dalam kepalanya.

"Itu artinya kamu memiliki perasan lebih pada pria asing itu sayang". Boleh aku tahu siapa orangnya tanya Tia penasaran. Tia mengangkat tangan melihat Lalita melotot marah. Baiklah Tia melanjutkan penjelasannya. Kita para wanita tidak seperti para pria yang bisa melakukan kontak fisik seperti berciuman atau bercinta tampa mengunakan perasaan didalamnya. Kita para wanita menikmati sebuah kedekatan fisik dengan lawan jenis bila kita memiliki perasaan lebih dan itu artinya hubunganmu dan Ramond sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Alasannya aku yakin kamu mengetahuinya Lalita.

"Selama bertahun-tahun aku mengangumi dan menyimpan perasaan lebih pada Ramond tidak mungkin semudah itu perasaanku hilang hanya karena aku membiarkan seorang pria asing mencium ku ujar Lalita".

"Kalau begitu hadapilah". Biarkan Ramond mencium mu juga dan lihat apakah kamu akan menikmatinya seperti kamu menikmati ciuman pertamamu dengan pria asing mu, Tia memberi saran. Karena cara itu cara paling cepat untuk mengetahui bagaimana sebenarnya perasaanmu pada Ramond

Lalita menatap horor Tia. Apa kamu ingin aku membiarkan Ramond mencium ku, bagaimana mungkin?

Tia mengerutkan kening. Apa masalahmu sayang. Aku tidak memintamu merayu Ramond. Lagipula Ramond kekasihmu antar pasangan kekasih kontak fisik seperti berciuman itu sangat wajar dan itu sangat memungkinkan, yang aneh kalau kamu menikmati saat pria asing mencium mu sindir Tia.

Lalita membuang muka, aku tidak akan melakukannya. Itu konyol, Tia

Itu artinya perasaanmu pada pria yang mencium mu lebih kuat dari pada perasaanmu pada Ramond pria yang notabene sudah bertahun-tahun kamu kagumi yang sekarang adalah kekasihmu, bukan begitu Lalita tanya Tia penuh selidik.

"Entalah, aku pusing". Aku mau ke toilet dulu. Lalita merasa gerah. Apa aku harus melakukan seperti yang disarankan Tia, tapi bagaimana bisa, Lalita menyentuh bibirnya.

Nächstes Kapitel