webnovel

Bucin Akut

Kanaya berjalan cepat meninggalkan Al yang yang telah membuatnya kesal, tibalah terpikir ide jail untuk mengerjai laki-laki yang akan dijodohkan dengan nya itu.

"Yang kok berhentinya dadakan?" tanya Al karna heran meliat gadisnya ini hanya diam dan mematung.

"Jangan ikuti saya!" ucap Kanaya dengan cuek mungkin memberi peringatan.

"Kamu gemesin bangeeettz.... yang....," ucap Al dengan gemas telah mencubit kedua pipi Kanaya yang terlihat sedikit tembem.

"Aw, sakit tau.....," ucap Kania dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf, sayang sakit ya...," tanya Al memastikan. Al mengusap pelan pipi kanannya yang tampak sedikit memerah bukan karna terlalu sakit tapi menahan malu atas perlakuan Al.

"Jangan pegang lagi. Saya akan bilang bang Ray nanti untuk menjauhkan anda dari saya!" ucap Kanaya dengan tegas untuk menutupi rasa kegugupan nya karna perlakuan manis Al tadi.

"Jangan marah dong...., Sayang aku minta maaf....," ucap Al dengan wajah memelas sambil menurunkan tangan nya pada wajah Kanaya agar gadis itu tidak bertambah merajuk.

"Sekarang Anda bisa pergi dari hadapan saya, saya akan mengantarkan obat untuk Aira!" ucap Kanaya dengan tegas kemudia telah menjauh dari Al kemudia pergi.

Al terus mengikuti kanaya sampai ke ruangan Aira dirawat untuk sebelum masuk tadi keruangan Al telah menyuruh bodyguard nya untuk mengantarkan buah dan beberapa makanan sehingga Al tidak datang dengan tangan kosong.

"Assalamualaikum." ucap Al memasuki ruangan sambil membawa sekeranjang buah-buahan dan makanan lain.

"Waalaikumussalam, sob kau tau saja kalau aku belum sarapan?" tanya Ray yang berbinar senang.

"Iya dong sob ini sebenarnya untuk Aira yang sedang sakit dari mama dan ini satu lagi dari mama untuk calon menantunya tercinta yaitu Rara." ucap Al sambil menunjukan sekeranjang buah dan makanan lain di tangan kiri dan tangan kanannya.

"Baiklah aku akan memakan ini bersama denga Kanaya karna Aira telah selesai makan tadi bersama dengan Arkan, iya dek??" tanya Ray yang meminta persetujuan dari Aira.

"Iya kak Ray. Terimakasih kak Al dan sampaikan terimakasih ku pada Tante juga ya." ucap Aira dengan tersenyum manis.

Arka telah pergi kekantor nya tadi setelah selesai makan menyuapi Aira makan dan memastikan Aira baik-baik saja karna ada urusan mitting dadakan.

"Sama-sama mati akan ku sampaikan salam mu pada mama." ucap Al sambil matanya mengawasi gerak gerik Rey yang terlihat sangat lapar karena tapa malu-malu telah merebut makan yang baru saja ingin dilekatkan oleh Al.

"Dek Kanaya masukan makan satu piring ama Abang kayak kita kecil dulu?" ucap Ray yang sengaja ingin membuat Al iri padanya.

"Mau bang tapi Abang yang suapin ya, ayo Aira juga disuapin ya?" ucap Kanaya dengan antusias yang memang merasa sangat lapar.

"Iya Aira juga mau tapi dikit aj karena hal ini terlihat mengasikan." ucap Aira dengan semangat.

"Baiklah adik-adik ku yang cantik ayo buka mulut pesawat melucur." ucap Ray yang seperti bocah 5 tahun.

Kanaya yang melihat sendok mendekat kearahnya pun langsung membuka mulutnya.

"Nyammmmmm...nyam...enak" ucap kanaya.

"sekarang pesat akan mendarat dek Aira besikap lah." ucap Ray yang kemudian menyuapi Aira.

Dari tadi Ray terus menyuapi kedua adiknya itu sampai makanan itu hampir habis tanpa menyiapkan untuk dirinya sendiri.

"loh Abang kok gak makan?" tanya Kanaya.

"Iya kak Ray belum makan?" ucap Aira memperjelas.

Ray kemudia memasuki sesendok makan dan mengunyah perlahan sambil tersenyum menatap kedua adiknya.

"Sob, loh kok tega.... banget, aku juga mau...." ucap Al yang dari tadi diam akhirnya angkat bicara.

"Gak boleh, Pak Ray makan sendiri aja. Jangan ganggun orang lagi makan gak baik!" Ucap Kanaya dengan tegas.

"Yang tapi aku juga mau makan suap-suapan kayak Ray...." ucap Al yang merasa iri pada sahabat itu.

"Kalau gue kan Abang nya sob, lah Lo siapnya Kanaya?" ucap Ray mengejek Al.

"Mantan bos doang." ucap Kananya.

"Jadi ini orang yang pernah bikin adek gue para hati." ucap Ray dengan menatap Al sinis.

"Patah hati?" tanya Al yang bingung.

"Abang..." ucap Kanaya hampir berteriak.

"Jadi Kanaya emng udah suka duluan ya dengan bang Al, dan Kanaya pasti salah paham?" ucap Aira bertanya pada Ray.

"Iya dek, tapi kan dulu memang benar Papa sangat ingin menjodohkan kalian dan syukur lah Arkan datang diwaktu yang tepat sehingga tidak ada drama pernikahan paksaan setelah ini." ucap Ray.

"Iya tapikan Aira gak mau kak Ray, Aira udah anggap kak Al kayak kak Rey sama-sama akan jadi Abang buat Aira." ucap Aira sambil tersenyum manis menjelaskan agar kanaya tidak salah paham.

"iya dan juga Aira kan cuman cintanya sama Arkan iyakan?" ucap Ray dengan jahil sambil membai turun aslinya.

Wajah Aira yang terlihat agak pucat kemudia memerah karna malu telah ketahuan menyukai sahabatnya itu.

"Aira apakah kau sakit pipi mu memerah?" ucap Kanaya yang juga menjahili kakak perempuan nya itu.

"Tidak aku baik-baik saja, kami hanya bersabat kecil."bucap Aira berusaha tersenyum biasa saja tapi pipinya tetap memerah karena malu.

"Hemmm baiklah bukankah sahabat juga bisa menjadi cinta iyakan bang?" ucap Kanaya meminta persetujuan Ray.

"Iya dek, bahkan kisah seorang bos dan asisten pribadi pun bisa jadi cinta." ucap Ray dengan jahil.

Ray telah mengetahui kisah dari Al dan kanaya karna Al yang telah menceritakan semuanya hal itu padanya. Ray bahkan tidak menyangka bahwa perempuan yang telah melelahkan sahabat yang dingin itu adalah adik bontotnya

"Abang kok gitu...., gak asik tau...." ucap kanayay karena merasa kesal dirinya yang malah menjadi sasaran.

"Tapi itukan bener sayang, kamukan mantan asisten pribadi aku...., kita bahkan....." ucap Al terputus karna Kanaya telah menutup mulut Al dengan tangan mungilnya.

"Diam jangan dilanjutkan, atau aku akan mogok ngomong dengan mu selama 3 hari." ucap Kanaya dengan tegas.

"Jangan gitu dong sayang, iya... aku minta maaf.... ". ucap Al sambil memegang kedua tangan Kania.

"Cari-cari kesempatan aja loh sob, belum mahrom!" ucap Ray yang menepis tangan Al dan memberi jarak antara Al dari Kanaya.

"Tapi sob, guekan cuman mau minta maaf." ucap Al yang menujukan raut sedih.

"Udah aku maafin." ucap Kanaya dengan tersenyum manis.

"Makasih yang, sini peluk." ucap Al yang telah merentangkan tangannya.

Bukannya Kanaya yang memeluknya malah Ray yang memeluknya.

"Udah jangan cari-cari kesempatan sebelum halal." ucap Ray yang kemudian melepaskan pelukannya pada Al.

"Iya deh sob gak masalah. yang penting aku udah di maafin ama bidadari surga ku." ucap Al sambil tersenyum.

"Bang Al ternyata bisa lebay dan bucin akut juga ya....," ucap Aira yang dari tadi cuma memperhatikan kemudia memberi tanggapan.

Bismillahirrahmanirrahim tolong jangan lupa simpan keperpustakaan, komentar, review dan vote terimakasih

Chesi_putricreators' thoughts
Nächstes Kapitel