Semilir angin membuat rambut hitam panjang milik Dira menari-nari. Kepala Dira bersandar di bahu Azka yang sudah memenangkan diri dari rasa tegang setelah sebelumnya mencoba berjalan beberapa langkah dibantu oleh Dira.
Dira memainkan jemari Azka yang berada di genggaman. "Azka, apa rencanamu untuk ke depannya?"
Azka membuka mata yang sebelumnya terpejam menikmati embusan angin. Tangan kirinya mendarat di kepala bagian belakang, mengelus rambut Dira. "Menghadiri festival kelulusan bersamamu setelah bisa berjalan. Lalu, aku akan kuliah di universitas yang sama denganmu. Honey,... haruskah kita bertunangan dulu atau langsung menikah saja?"
Dira terkejut mendengar perkataan Azka. Kepalanya dengan cepat menoleh pada Azka yang ternyata sudah menatapnya serius. Tatapan Dira terkunci pada Azka. Tangan Azka memegang dagu Dira, mengangkat wajah Dira agar sedikit mendongak.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com