Setelah selesai merapikan buku-buku milik Raisa yang terjatuh, akhirnya Rasty pergi meninggalkan sekolahan.
Dia hendak menemui Nindi sang kaka.
Rasty mengendarai mobilnya dengan kecepayan yang tinggi.
"Semoga saja, Kak Nindi mau mendengarkan ucapanku ini," gumam Rasty.
Setelah 15 menit berlalu, Rasty pun sampai tepat di depan rumah Nindi.
Tok! Tok! Tok!
Ceklek!
Dan kebetulan sekali ternyata yang membukakan pintu adalah Nindi sendiri.
"Ada apa?" tanya Nindi dengan ketus.
Karna sejak kejadian yang menimpa Ninna waktu itu membuat Nindi menjadi kesal dengan Resty.
Karna Rasty sudah tidak becus menjaga putrinya di sekolah.
"Kak, tolong jangan membenciku, harus berapa kali aku bilang, kalau kejadian yang menimpa Nina itu di luar kendaliku," tukas Rasty.
"Mau sampai kapan kamu berkata seperti itu, apa maksud dari kata 'di luar kendaliku' itu hah?!" cantas Nindi.
"Ninna, meninggal karna Eliza," jelas Rasty.
Brak!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com