Akhirnya Aku memutuskan untuk menjemput Ibuku di tanah ini. Badanku terasa nyeri setelah perjalanan yang begitu panjang juga melelahkan. Terakhir kali, aku bahkan harus menaiki speed boat kayu. Ternyata naik speed boat kayu lebih parah dari naik motor di jalan yang rusak. Atau lebih tepatnya sama seperti naik traktornya milik Pak Bahu di kampung.
Bukan cuma pantat yang terentak karena kecepatan perahu tapi seluruh tubuh terasa hampir terbang. Aku sampai memegang erat bangku supaya tubuhku tidak terpental ke sungai. Untung saja aku tidak mabuk sungai.
Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah Sumatera. Berbekal secarik alamat dari Mas ketigaku, Mardi. Sampailah aku di sini sekarang. Tepi sungai Musi. Ya, sungai yang terkenal semenjak pembangunan jembatan Ampera itu. Kini semakin ikonik dan mulai dikenal oleh masyarakat Jawa.
Apalagi semenjak Presiden Suharto memerintahkan transmigrasi besar besaran. Sebagian masyarakat Jawa semakin mengenal Pulau Sumatera.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com