webnovel

44. Kemarahan Yang Tak bisa ditahan

"KURING! KELUAR KAMU! KELUAR KAMU BAJINGAN!" Ayah sudah tak mampu menahannya.

Di bukalah pintu gubuk itu. Bunyi reot pun mengiringinya. Namun, tak seperti sebelumnya. Sosok Dukun Kuring telah menjadi buta. Dukun Kuring masih mengenakan jubah kebesarannya. Yang berbeda adalah. Bola matanya yang kini hilang. Ia berjalan dengan sebuah tongkat.

"KAU! SEHARUSNYA AKU LAH YANG BERHAK MARAH! GARA-GARA KAU BOCAH BUKAN MENDAPAT KELEBIHAN MALAH KEHILANGAN PENGLIHATAN! SETAN KAMU. LIHAT APA YANGA AKAN TERJADU PADA ANAKMU KELAK. TAK AKAN TENANG SEPANJANG HIDUPNYA.!" Sumpah serapah dukun Kuring malah membuat ayah menjadi merinding. Belum lagi dengan kondisinya sekarang.

"APA KATAMU! KAMU YANG MENIPUKU. SEKARANG LIHATLAH AKIBATNYA. TIDAK PERLU AKU MENGOTORI TANGANKU UNTUK MEMBALASMU. TUHAN SUDAH MEMBALASMU DENGAN SANGAT CEPAT." Jawab Ayah sambil memberanikan diri.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel