webnovel

Chapter 18

Daddy berdiri dan membuka semua pakaian yang melekat ditubuhnya kemudian naik lagi ke ranjang dan memposisikan dirinya diantara kedua kaki ku. Ini dia yang kutunggu, pen*s daddy. Pelan-pelan daddy masukin pen*s nya yang gede itu kedalem hole ku.

"Nghh daddy... cepetan jangan dimainin.."

Daddy hanya memberikan senyum evilnya kepadaku.

Sudah masuk setengah, kemudian daddy memberikan satu hentakan kuat agar pen*s nya masuk semua.

"Ahhh... ywesss... harder... ahh ahh"

"You like that boy?"

"Ywess daddy... I like it hard... ahh..."

Daddy menghentakkan pen*s nya keluar masuk hole ku dengan kecepatan yang lebih cepat dari biasa. Teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut kami memenuhi rumah daddy, untung saja tidak ada pelayan yang tinggal di rumah daddy jadi aku bisa teriak sepuasku. Tapi, kalo ada yang dengar terus mengintip dari jendela...

"Ahhh... ywesss... ah ahh dadddy... harder... ywesss"

"Kenapa baby? hm? sepertinya kau semakin bersemangat? apa yang kau fikirkan?"

"Luca.. pengen... mnhhh... ahhh..."

"Katakan, boy"

Dengan kecepatan yang tidak berkurang sedikitpun daddy memaksaku untuk mengatakan keinginan kotor ku.

"Luca... pengen... diliatin orang... mnhhh ahhh.. ahhh..."

"Ohh... sepertinya my cute baby boy sudah menemukan sesuatu yang menarik. You want people watch you while I fu*k you?"

"Ywess.. daddyy... ywesss.. somehow it turn me on... I don't knoww..."

"That's good. We'll talk about it after I make sure your hole will be mine forever until it can't take other man pen*s"

"Ahh... ywess... it's yours... my hole.. yourss.. ah ah"

"Perfect, that's my boy"

"Daddyy.. ahhh Luca gakuwatt.. pengen keluar lagiiihh... ahhh"

"Cum, boy!"

"Ahh ywesss... daddy... ywess... ahhh"

Daddy kemudian mengocok semakin cepat dan itu membuatku merasakan kenikmatan yang tak terbayangkan, pen*s daddy yang gede rasanya seperti menghujani hole ku dan menjadikan holeku hanya miliknya. miliknya untuk disentuh, miliknya untuk dimasuki, miliknya untuk diapain aja...

Dengan perintah daddy aku mencapai puncak dan menyemburkan cairan lagi padahal tadi sudah keluar. Tak lama kemudian daddy menyusul dan menumpahkan semua cairan manisnya kedalam hole ku. Rasanya melayang... ahh enak bangettt...

***

Akhirnya aku bisa kembali bekerja. Meskipun selama sakit daddy tetep dirumah dan menemaniku tapi lama-lama bosen kalo gak jalan. Daddy sebenernya tidak mengijinkanku tapi dengan sedikit bujukan akhirnya daddy mengiyakan.

Tiap jam makan siang daddy akan menghampiriku dan kita makan siang bersama Seperti sekarang, sudah waktunya makan siang dan dari jendela restauran aku sudah bisa melihat daddy menunggu ku diluar.

Daddy terlihat seperti model di catwalk. Saliva ku sampai mau menetes melihatnya dengan setelan biru indigo dan syal senada. Daddy selalu terlihat cocok memakai syal.

Setelah selesai dengan pengunjung, aku segera berlari ke arah daddy. Sambil melompat kegirangan seperti bocah, sialan kenapa aku bisa se-exited ini hanya bertemu daddy?

"Baby boy, don't run"

Aku hanya tertawa kecil mendengar daddy yang seolah marah padaku tapi tetap menangkapku ketika aku melompat padanya.

"How's your body? does it hurt?"

"No, daddy. I'm good"

"That's my baby boy, ready for lunch?"

"Yasss"

Baru saja aku dan daddy mau masuk mobil Danny dan kekasihnya datang.

"Hey Luc"

"Danny! kalian mau makan siang?"

"Iya, aku pergi dengan Malcolm"

"Wow that's great. Gimana kalo kita makan siang bareng?"

Danny terlihat terkejut dengan tawaranku tapi segera menyembunyikan ekspresi terkejutnya dan melirik ke arah daddy sebentar.

'Apa Danny takut kalo daddy tidak setuju?'

"Gimana daddy? daddy setuju?" tanya ku kepada daddy.

"Yes, baby"

"Danny?"

"Emm, yeah. I'd like it"

Meskipun awalnya agak canggung tapi setelah sampai di restauran situasi terasa lebih cair. Malcolm sepertinya salah satu penikmat film-film karya daddy.

Percakapan terus mengalir, ini pertama kalinya daddy punya kesempatan bertemu dengan Danny, tapi mereka sudah terlihat akrab. Skill sosialisasi daddy benar-benar patut dipuji, tidak seperti diriku.

Setelah makan aku dan Danny kembali ke restauran, daddy kembali bekerja. Sepertinya hari ini daddy sangat sibuk, dari pagi sudah banyak panggilan masuk. Wajar sih, aku sudah menyita daddy cukup lama sampai dia harus menyampingkan pekerjaannya. Aku merasa bersalah.

Akhirnya aku mengatakan pada daddy untuk tidak perlu menjemputku.

"Wow, Luc, baby.... your man is sooooo perfect" ucap danny ketika sampai di locker room.

Aku tertawa kecil

"You're so lucky, Lucas"

"Thank you, but, well... you know..."

"Yeah... I guess I know"

"He's too perfect, I don't deserve him"

Danny tidak menjawab, dia hanya menghembuskan nafas beratnya.

"Tapi, dia telihat seperti gentleman jadi, aku percaya dia tidak akan berpaling darimu, Lucas"

"Yeah, meskipun begitu aku tidak akan melepaskan daddy ke orang lain"

Danny tertawa mendengar kepercayaan diriku. Kemudian kami kembali sibuk bekerja.

Tiba-tiba matahari sudah hilang. Waktunya pulang. Karena aku tadi sudah bilang kalo daddy tidak perlu menjemputku jadi, aku naik bus saja. Aku memutuskan untuk kembali ke apartemenku dulu. Sudah berhari-hari aku tidak pulang. Sampai di apartemen, aku segera mandi, dan berganti baju. Ketika membuka closet aku bertanya-tanya. Apa ada maling dirumahku? kemana semua pakaianku?

'Damn! bajuku habis! Aku banyakan main sama daddy sampai lupa laundry, sialann'

Aku menghembuskan nafas berat. Ada beberapa baju lama yang sudah tidak pernah kupakai, terpaksa, aku harus pakai seadanya. Bajuku biar ku laundry dulu. Dengan niat yang setengah-setengan aku mencuci baju yang sudah menggunung. Tepat setelah aku menyelesaikan acara laundry yang super super melelahkan, pintu apartemen ku diketuk.

Tok Tok

"Iya.. siapa?" teriakku sambil membuka pintu.

"Daddy!!!" Reflek aku meloncat ke pelukan daddy

"Do you miss me, boy?"

"Yessss, daddy" Jawabku terlalu excited

"Daddy mau masuk dulu?" tanya ku kemudian

"Iya"

Aku mempersilahkan daddy masuk kedalam. Ruanganku yang sederhana dan agak berantakan terlihat sangat kontras dengan sosok daddy yang berpakaian jas lengkap+patek philip kesayangannya. Kapan daddy ganti baju?

"Daddy mau minum sesuatu?"

"Tentu, tapi sebelum itu..." daddy menarik ku untuk duduk dipangkuannya, kemudian daddy meletakkan kepalanya dipundakku.

"You smell so good, boy"

"No, I'm not. Luca baru selesai cuci baju terus belum mandi lagi"

"Mau mandi bareng? hm?"

"Emm, Sekarang agak..."

"Why, baby?"

"My clothes... gone"

"What do you mean?"

"Baju Luca habiss, baru dicuci"

"Ahh, I got it. Let's go, then"

"Kemana?"

"Shopping"

Tanpa peringatan daddy langsung menarikku keluar, kemudian kami berkendara ke mall dan daddy membebaskan ku memilih apapun yang kumau.

"Daddy, Luca gamau"

"Ssshh, pilih saja sayang"

"Daddy.."

"Setelah lelah mendengar rengekanku berkali-kali akhirnya daddy langsung masuk ke beberapa tempat yang namanya tak asing lagi ditelinga orang-orang, Channel, Ywes saint laurent, etc. DAMN! this is toooooo much.

Daddy langsung menunjuk baju yang dia rasa cocok untukku, kemudian menyuruhku mencobanya.

"That's good, next" kata daddy setelah aku menunjukkan setelan yang kupakai

"It looks perfect"

"You looks good on it" kata daddy kemudian lanjut

"Yes, put it in the bag" daddy terlihat puas dengan baju yg dipilihnya

"I like it, next"

Sudah 1 jam dan hampir semua yang aku coba dibeli semua oleh daddy. Daddy terus berkata good and next. Sampai mbak-mbak pramuniaga nya capek bawain baju pilihan daddy.

"Daddy sudahhh~"

"Kita belum beli setelan jas untukmu, baby"

"Apa? jas? No... Luca gak butuh jas"

"Not now, but in the near future, maybe"

"Please~ Luca capekk, daddy udah beli banyak tadiii, ntar uang daddy habis gimana?"

"Baby boy..."

"Omg aku lupa kalo daddy duitnya banyak"

Daddy hanya diam melihat kebodohanku.

"Tapi tetep aja, ayo pulang" Rengek ku. Kemudian aku mendekatkan tubuhku ke daddy dan menariknya sedikit kebawah agar sejajar dengan tinggi badanku.

"Kapan kita mainnya kalau disini terus?hmm~" bisikku ditelinga daddy

Seketika mata daddy dipenuhi hasrat untuk mencengkeramku.

"Kita pulang!"

Akii kembali dengan membawa chapter baru:') Maaf ya udah buat kalian nunggu lama, RL sucks:( .

I don't know what tittle chapter I supposed to write, will you gimme one or maybe two ideas?

Makasih udah setia nunggu Akii up:)

Love yaa~

Akigasukicreators' thoughts
Nächstes Kapitel