Arumi berjalan mendekati Mesya dengan sorot mata yang menyeamkan. Terlihat sekali jika saat ini Arumi benar-benar marah dengan putrinya.
Bisanya dia masih bisa menahanya, tapi kali ini dia benar-benar sudah habis kesabaran.
Ada sedikit ketakutan dalam hati Mesya, hanya saja dia harus siap menerima konsekuensi atas perbuatannya.
"Jadi benar ini semua karna salahmu?" tanya Arumi.
Dengan bibir bergetar Mesya menganggukkan kepalanya.
"Benar, Bu. Aku yang salah, aku yang sudah mengajak, Kak David, kemari ... jadi kalau Ibu ingin menghukumku, aku siap menerima hukuman itu," ucap Mesya.
David pun turut angkat bicara.
"Mesya, itu bohong, Bu! Aku yang salah! Bukan dia!" ujar David membela Mesya.
Tentu saja dia tak mau kalau sampai orang tuanya menghukum Mesya.
"Bohong, Bu! Kak David, itu bohong! Aku yang bersalah!" ujar Mesya.
Arumi malah pusing sendiri menghadapi David, dan Mesya, yang saling berebut kesalahan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com