webnovel

Bab77. Berdua?

Yang Shui juga terpana dengan adegan dihadapannya, dia sungguh tidak menyangka pemida itu memiliki kekuatan sebesar itu.

"Aku memberikannya padamu, terserah apa yang mau kau lakukan." Pemuda itu adalah Han Xiao, dia kesal saat sampai disana melihat Yang Shui dilukai oleh Raja Siluman. Dia hanya berniat menonton tadi tapi kejadian itu menbuatnya naik pitam.

Yang Shui menarik pedangnya, dengan aliran Qi dan Ilmu Sihir gadis itu segera memotong leher Raja Siluman tersebut sebelum memotongnya lebih lanjut hingga menjadi benerapa bagian.

Aura Raja Siluman itu hendak menyebar namun Aura tersebut segera dihisap habis oleh Han Xiao menggunakan Devourer Manual.

"Selamat," ucap Han Xiao dengan riang.

Yang Shui mengangguk ringan, mendapatkan Raja Siluman merupakan keberuntungan besar. Dia juga berterimakasih pada Han Xiao.

Ling Ba, Bi Laolu dan lainnya tercengang. Mereka tidak menyangka kekuatan Pangeran Ketiga sebesar itu, dari kabar yang beredar Pangeran ketiga bahkan tidak memiliki Kultivasi.

Hanya satu pemikiran mereka, yaitu kekaisaran menyembunyikan kekuatan Han Xiao selama ini.

"Disini sudah tidak ada Siluman, malam masih panjang. Sebaiknya bergegas ke desa lain," saran Han Xiao pada Yang Shui, dia tidak menyangka akan bertemu dengan gadis itu lagi secepat ini.

"Ya, itu yang akan kami lakukan. Jaga dirimu baik-baik." Yang Shui berkata dengan lembut sebelum berpamitan pergi bersama tim nya.

"Seharusnya aku kan yang mengatakan itu?" gumam Han Xiao setelah Yang Shui pergi.

Memang, dengan kekuatan yang dimilikinya saat ini. Yang Shui tidak perlu mengkhawatirkannya malah justru sebaliknya, pemuda riang itu merasakan ketulusan yang dalam dari Yang Shui sehingga membuatnya khawatir pada gadis tersebut.

"Kau berlebihan Han." Ne Zha yang muncul entah darimana membuat Han Xiao melompat kaget, dia masih belum terbiasa dengan kemunculan secara tiba-tiba Ne Zha sejak di dunia ini.

"Ne Zhaaaa!!! Jangan biasakan muncul secara tiba-tiba! Kau ingin jantungku berhenti berdetak?!" pekik Han Xiao kesal pada pemuda berwajah datar itu.

"Aku tidak peduli, melihatmu terkejut membuat hiburan juga bagiku," tukas Ne Zha dengan kekehan kecil.

Han Xiao mendengus kesal atas jawaban Ne Zha.

"Lain kali kau jangan berlebihan seperti itu, kau lihat ekspresi ketakutan yang berada di wajah Ling Ba dan lainnya?" ujar Ne Zha.

"Aku kesal! Siluman jelek itu berani sekali mendaratkan cakar kotornya diatas tubuh suci Yang Shui," cetus Han Xiao.

Ne Zha tertawa kecil sebelum menggeleng, sahabatnya yang satu ini jika menyangkut orang terdekatnya sangatlah galak.

Sebuah ingatan terlintas di kepala Ne Zha, dulu dia pernah terkena lemparan bola Basket yang disengaja, Han Xiao yang merasakan kesal dan marahpun langsung memukuli orang tersebut hingga wajahnya sukit dikenali. Hal tersebut berakhir dengan Han Xiao dikeluarkan dari sekolah membuat mereka berdua harus sekilah di luar negri agar memiliki catatan tersebut.

Namun Han Xiao tetap melakukan hal yang sama ketika Ne Zha digerubungi oleh gangster di Negri Matahari Terbit saat itu. Dua pemuda itu melawan gerombolan dengan susah payah. Hingga anak buah keluarga mereka tibalah sebelum mereka ambruk pingsan karena terlalu lelah.

"Kau tidak pernah berubah Han," ucap Ne Zha diirngi tawanya.

"Berubah menjadi apa? Manusia super? Ironman? Superman? Batman? Atau Powerrangger?" ucap Han Xiao mengabsen satu persatu tokoh pada film yang pernah ditontonnya di dunia sebelumnya.

Ne Zha tertawa menanggapi pemuda tersebut dia menggeleng pelan, "Sudahlah ayo kita mencari desa lain."

Han Xiao mengangguk pelan, mereka berlari ke arah Su Lihwa, Ren Yanyu dan Bing Xing berdiam. Xia Shiva dan Nuren Yexing barusaja tiba belum lama ini.

"Kalian beristirahatlah, biar kami berdua yang melakukan pemburuan Siluman," ujar Han Xiao yang diangguki oleh Ne Zha.

"Zha..."

"Kondisimu belum kembali pada puncaknya, lebih baik beristirahat." Potong Ne Zha sebelum Su Lihwa melanjutkan protesannya.

Ucapan Ne Zha membuat semburar merah menjurlur dari leher hingga wajah Su Lihwa, walau wajah Ne Zha terlihat datar tapi kata-katanya itu membuat debaran hatinya tidak menentu.

"Untukmu Xia Shiva, kau berada di ambang penerobosan, sangat baik. Belum lama namun kau akan menerobos lagi, dan kultivasimu juga sangat stabil." Han Xiao menepuk ujung kepala gadis mungil nan imur tersebut. Pandangannya kini menatap penuh lembut dan kasih sayang pada Ren Yanyu.

"Yu'er juga istirahat ya? Besok Abang Ne Zha akan memandumu dalam terbosan ke Alam Perak, maka dari itu sebaiknya malam ini beristirahat," ucap Han Xiao lembut.

Gadis berambut emas itu enggan untuk meninggalkan kedua Abangnya itu, tapi setelah mendengar bahwa Ne Zha akan memandunya dalam Kultivasi dia segera mengangguk penuh semangat, dia ingin kuat!

"Yexing, kau pandu mereka dengan baik. Bawa mereka ke penginapan di desa ini." Han Xiao sudah memberikan uang dalam jumlah yang banyak pada Nuren Yexing, dia memberikan tugas untuk bayar membayar pada perempuan tersebut.

"Baik tuan, aku tahu penginapan baik di desa ini," jawab Nuren Yexing.

Setelah memastikan bahwa para gadis masuk kedalam penginapan, Han Xiao dan Ne Zha segera melompat menghilang dari tempat mereka berdiri tadi.

"Kita akan bersenang senang! Hahaha ayo cari Siluman jelek itu!" Han Xiao berteriak senang saat berlari dalam kecepatan yang tinggi menggunakan teknik gerakannya untuk berlari secepat mungkin.

"Aku penasaran dengan kekuatan yang baru ini," timpal Ne Zha.

Han Xiao kini berada di Alam Emas ketiga dan Ne Zha juga sama, walaupun Kultivasi Ne Zha lebih lambat dari Han Xiao tapi masih bisa mengejar dan menyamainya. Ya walaupun itu tidak akan bertahan lama sebelum Han Xiao menembus lagi.

"Kita belum sempat membentuk Inti Perubahan, kapan kau akan melakukannya?" Tiba-tiba Ne Zha teringat pada Perubahan Tubuh.

"Aduh, aku lupa." Han Xiao menepuk keningnya.

Ne Zha menggelengkan kepalanya, pemyakit pelupa Han Xiao memang sangat mengesalkan baginya.

"Sepertinya setelah kita menyelesaikan satu atau dua desa. Barulah kita bentuk Inti Perubahan," saran Ne Zha.

"Sesuai saranmu, kita harus bersenang senang dulu." Han Xiao tertawa lalu mendarat diatas pohon.

"Kau merasakannya?" Han Xiao menengok ke arah Ne Zha.

Ne Zha mengangguk ringan.

"Malam ini kita akan bersenang senang dengan baik hahahaha! Langit sedang berpihak pada kita!" Segera saja dua pemuda itu melesat kearah timur.

Tidak lama setelah Han Xiao dan Ne Zha menghilang dua sosok pelindung Han Xiao dari Istana Kekaisaranpun mendarat si tempat yang sama.

"Benar-benar cepat, jika saja aku tidak menggunakan separuh kekuatanku akan sulit mengejar mereka," ujar pria berjubah biru.

"Kau sangat lemah sekali," ejek pria berjubah hijau.

Nächstes Kapitel