webnovel

Bab58. Berpisah

Zhao Jun yang kini menghampiri Han Xiao matanya memancarkan sinar kekaguman yang lebih jauh, untuk membuat Binatang Roh tingkat 8 mengakui manusia sebagai tuannya itu sangatlah sulit. Tapi kini idolanya memiliki satu.

"Gendut bagaimana dengan pemburanmu?" Han Xiao bertanya pada Zhao Jun yang kini berada didekatnya.

"Baik, sangat baik!" jawab Zhao Jun dengan cepat.

Han Xiao tersenyum riang lalu mengalihkan pandangannya pada Yang Shui.

"Desa ini sudah bersih dari Siluman," ucap Han Xiao.

"Ya aku sudah tidak merasakan ada Siluman yang hidup di sekitar desa ini lagi," balas Yang Shui diiringi anggukan, dia memasukan kembali pedangnya.

"Gendut, kau berencana kemana lagi? Panenmu pasti tidak lebih buruk dari Shui yang menghabisi ratusan Siluman dan beberapa Jendral Siluman," kata Han Xiao.

Zhao Jun tersenyum, jika orang lain yang menyebutnya gendut dia akan segera meledak marah.

"Aku akan berkeliling di daerah ini, sedikit aneh Raja Siluman bisa muncul di desa ini," ujar Zhao Jun.

Han Xiao mengangguk memang ini sangat aneh, pasti ada orang dibalik semua ini. Ne Zha tak kalah bingung karena saat siang dia sampai di tempat ini dia hanya mendapatkan aura Siluman dan Jendral Siluman, tidak ada aura Raja Siluman.

"Shui?" Han Xiao memandang gadis cantik itu lagi.

"Aku juga akan mencari disekitaran hutan ini." Yang Shui paham dengan apa yang dikatakan Han Xiao.

Pemuda riang itu tersenyum lebar, dia mengatakan selamat tinggal pada Yang Shui dan Zhao Jun.

Ne Zha juga mengatakan selamat tinggal hanya saja dia melakukan itu hanya pada Yang Shui dan mengangguk ringan pada Zhao Jun.

Dua pemuda itu berlari lalu melompat keatas atap, disana ada dua gadis yang menunggu mereka.

"Baiklah gendut, kita akan berpisah disini." Yang Shui menatap Zhao Jun.

"Hmm... Tuan Putri, aku tidak gendut tapi tulangku besar," ucap Zhao Jun.

"Ya terserah apa katamu." Yang Shui segera pergi berlari mngambil suatu arah, keenam anggotanya mengikuti Yang Shui segera.

Kini tinggal Zhao Jun dan tim nya, dia duduk di tanah, pertarungan tadi sungguh membuat dirinya sangat lelah. Zhao Jun menggunakan seluruh kekuatannya hingga Qi dalam tubuhnya hanya tinggal sedikit.

"Bos, kita akan melanjutkan?" tanya salah satu Anggota Zhao Jun.

Zhao Jun menggeleng lemah, "Istirahat dulu, kalian bukan Monster seperti mereka."

Walaupun tim nya kuat tapi Zhao Jun mengakui tim nya sangat rendah dibandingkan dengan tim Yang Shui, sedangkan tim Han Xiao? itu memiliki Su Lihwa dan Binatang Roh tingkat 8. Menurutnya Han Xiao tidak perlu mengotori tangannya dengan darah.

Tapi melihat Han Xiao yang berlumuran darah serta Hawa Membunuh yang tebal dia sangat bingung dan terkejut.

"Apakah Pangeran menyembunyikan kekuatannya?" pikir Zhao Jun seraya memasuki keadaan Sha untuk memulihkan luka dan Qi nya.

***

"Kemana selanjutnya?"

"Masih ke utara."

Kelompok yang terdiri dari lima orang dengan dua lelaki dan tiga perempuan itu berlari dengan santai di tengah hutan.

"Kenapa ke utara?" tanya gadis berwajah imut.

"Saat aku melakukan perjalanan pulang ke Kota Xianxie dari Kota Woaven, aku sempat melawan banyak Siluman. Jumlah mereka sangat mengerikan hingga ribuan," jelas pemuda berwajah riang itu.

"Ribuan?!" Gadis itu tersedak napasnya.

"Bagaimana tuan menghabisinya?" Seorang perempuan dewasa yang cantik disamping oemuda itu bertanya.

"Membekukannya lalu menghancurkannya," jawab pemuda riang itu singkat.

Sementara itu pemuda lainnya terlihat hanya diam dengan gadis berbaju merah disampingnya, dia hanya mendengarkan dari tadi dan tidak mengeluarkan suara. Itu karena dia sudah mengetahui semua cerita dari pemuda riang itu.

"Bisa seperti itu?"

"Kekuatan Cahaya Es milik Bing Xing sangat mengerikan, semua yang dibekukan olehnya akan jadi unsur itu sendiri jika pecah maka pecah," terang pemuda riang itu yang tak lain adalah Han Xiao.

Perempuan dewasa disampingnya adalah Nuren Yexing.

Saat ini Ne Zha dan lainnya berlari menuju utara, mereka berburu Siluman seraya mendekati kelompok Bing Xing yang sedang dalam perjalanan.

Disepanjang jalan tidak selalu mulus, mereka menemui beberapa Binatang Iblis dan Siluman dalam jumlah kecil, hal tersebut diurus oleh Su Lihwa dan Xia Shiva karena dua gadis itu ingin menjadi kuat.

Kini pemahaman mereka tentang jurus yang mereka miliki semakin membaik dibawah arahan Ne Zha. Pemuda dingin itu lebih memiliki pemahaman yang tinggi tentang jurus daripada Han Xiao. Dengan kemampuan berpikir lebih cepat serta tanggapan otaknya sangat tajam Ne Zha mengungguli Han Xiao.

Han Xiao sendiri termasuk orang yang sangat malas untuk berpikir, jadi dia melakukan apa yang menurutnya baik. Dan dia mengikuti semua instingnya untuk hidup. Tidak banyak berpikir.

"Huft..." Su Lihwa mengelap keringat yang membasahi dahinya, dia cukup lelah ketika melawan Binatang Iblis Beruang Ungu dihadapannya yang kini tergeletak tidak benyawa.

Xia Shiva tidak kalah betkeringat dengan gadis berpakaian merah itu, darah masih menetes pada Pedang gadis itu.

"Kalian bekerja sangat keras." Han Xiao menghampiri keduanya seraya memberikan pil pada mereka.

"Aku ingin jadi kuat!" Xia Shiva menjawab penuh semangat, mata indahnya bersinar dengan api semangat. Dia sungguh ingin seperti Han Xiao yang bisa melakukan pembantaian melawan ratusan Siluman sendirian.

"Siapapun pasti ingin kuat, maka dari itu tidak hanya membutuhkan latihan. Tapi membutuhkan tekad yang kuat serta motivasi yang menggerakan kemauannya," timpal Han Xiao pada Xia Shiva.

Gadis itu mengangguk mantap mendengar perkataan Han Xiao, tanpa pemuda itu sadari Xia Shiva menggunakan dirinya untuk memotivasi kemauannya menjadi kuat.

"Istirahat dengan cukup, setelah itu kita melanjutkan perjalanan." Ne Zha angkat suara setelah diam cukup lama.

Kedua gadis itu mengangguk, mereka beristirahat untuk menghilangkan rasa lelah pada diri mereka.

Sementara itu seorang perempuan dewasa yang terdiam di belakang Han Xiao berkali-kali mendecakkan lidahnya dengan kagum atas arahan Ne Zha pada kedua gadis tersebut, dia bahkan merasakan sedikit kemajuan pada kemampuannya walaupun tidak ikut bertarung.

Nuren Yexing merasa keputusannya untuk menjadi budak Han Xiao tidak salah dan juga tidak rugi, dia menyaksikan sendiri Han Xiao yang membantai ratusan Siluman dan Jendral Siluman seorang diri. Mengingat betapa bodohnya dia saat itu menyerang Han Xiao dan mengatakan kata tabu bagi Han Xiao dia merasa ketakutan yang tidak ada batas dalam hatinya.

Tidak terbayangkan bagaimana Han Xiao menyiksanya secara perlahan sebelum dia mati, dia bahkan berpikir lebih baik bermain dengan Han Xiao. Mengingat betapa lembutnya pemuda itu menanganinya dia tidak bisa menahan malu dengan pipinya yang mulai memerah padan saat ini.

"Hey kau kenapa?" Pertanyaan Han Xiao membuat Yexing tersadar kembali, dia menggelengkan kepalanya keras.

Nächstes Kapitel