Han Xiao melompati pohon demi pohon di hutan setelah meninggalkan gua sarang Monyet Anggur Emas.
"Sha Hou Lokasi sekarang berada dimana? Apakah masih di Kekaisaran Yang?" Tanya Han Xiao pada Po Houzi.
"Kekaisaran Yang? Yah ini masih berada di daerah Kekaisaran Yang," jawab Po Houzi.
"Tepatnya?" Tanya Han Xiao lagi.
"Kemana tujuanmu?" Po Houzi berbalik tanya.
"Kota Xianxie."
"Kota Xianxie? Kota Kekaisaran? Itu sudah dekat dari sini hanya berjarak beberapa mil," ucap Po Houzi.
"APA!!! SUDAH DEKAT!!!" Han Xiao berteriak terkejut.
Po Houzi memandang Han Xiao dengan aneh, karena menurutnya sungguh sangat biasa saja jika mereka sudah dekat dengan tujuan.
"Apakah kau sehat?" Po Houzi merentangkan tangannya menyentuh dahi Han Xiao.
Han Xiao mengambil tangan kecil Po Houzi dan menariknya membuat Po Houzi terangkat.
"Sha Houzi!" Han Xiao memelototi monyet kecil yang dia gantung di tangannya.
Po Houzi yang tergantung dengan sebelah tangan membalas tatapan tajam Han Xiao. "Kau sangat aneh," ujar Po Houzi.
"Jangan membuatku kesal." Han Xiao melemparkan Po Houzi ke langit lalu berjalan meninggalkan lokasi dia berdiri. "Monyet sialan," gerutu Han Xiao.
Bruk...
Han Xiao terjatuh dan menimbulkan suara retak tulang pada tubuhnya.
"SHA HOUZII!!!" Han Xiao berteriak marah.
Kenapa tidak? Dia berjalan dengan benar hanya saja Po Houzi yang dia lempar mendarat pada pundaknya dengan penuh kekuatan membuat Han Xiao terbanting hingga tulangnya retak.
"Kau memang monyet sialan!!!" Han Xiao meraih Po Houzi dan melemparnya.
Tinju Penghancur Langit!
Han Xiao melompat lalu meninju Po Houzi dengan kekuatan penuhnya, otot menonjol pada tangan Han Xiao jika bukan karena kaos yang dia pakai adalah alat Roh mungkin itu sudah robek.
Boooom!!!
Ledakan keras yang dipenuhi dengan asap mengepul terbentuk di udara, Han Xiao turun dari ledakan tersebut dan terjatuh. Barusaja tulang pundak kirinya patah dia sangat marah hingga memaksakan dirinya hingga mencapai puncak batas kekuatan tubuhnya untuk membalas Po Houzi.
"Monyet sialan!" Han Xiao menggerutu dengan geram. Dia mengambil posisi duduk lalu melakukan mudra Kyo lalu masuk posisi Sha untuk memulihkan kondisi tubuhnya.
Po Houzi terlempar jauh setelah terkena tinju Han Xiao, Po Houzi sungguh terkejut setelah dia mendarat karena kekuatan yang Han Xiao lepaskan padanya lebih kuat dari terakhir dia beradu kepalan dengan Han Xiao.
"Kekuatan kehancuran, dari mana anak ini? Hanya kultivator dengan Roh Beladiri Kehancuran yang bisa melepaskan kekuatan seperti itu." Po Houzi berpikir saat dia terbang menuju tempat Han Xiao memulihkan diri. Tentu saja Po Houzi tau apa yang dilakukannya fatal, jika saja ada kultivator lain yang menuergap Hab Xiao lalu Han Xiao mati maka dia juga akan ikut mati bersama Han Xiao karena jiwanya terikat oleh teknik Han Xiao.
"Minumlah." Po Houzi menyodorkan botol labu pada Han Xiao.
Han Xiao membuka matanya untuk melihat Po Houzi yang sudah berada dihadapannya menyodorkan Botol Labu yang berisi Anggur Emas.
"Walaupun Anggur Emas milikku tidak memiliki banyak efek untuk penyembuhan tapi itu bisa memurnikan Qi kotor dalam tubuhmu dan memperkuat tubuhmu," ucap Po Houzi.
Han Xiao mengambil botol itu dan meneguknya dengan rakus lalu membuat mudra tangan Kyo dan Retsu setelah itu dia mulai memurnikan Qi dalam tubuhnya.
"Jaga aku." Han Xiao bergumam pada Po Houzi yang kini berada pada pundaknya.
Po Houzi duduk dan mengambil posisi Sha untuk menyembuhkan luka ringan yang dia terima dari Han Xiao, walaupun mata Po Houzi tertutup tetapi dia dapat merasakan daerah didekatnya apakah aman atau tidak.
Siang berganti malam, Han Xiao baru membuka matanya saat bintang-bintang menghiasi langit. Suara binatang malam terdengar di dalam hutan tempat Han Xiao terduduk.
Walaupun hutan ini gelap itu tidak segelap Hutan Kegelapan yang mengitari tiga kekaisaran, Han Xiao bangkit dari posisi kultivasinya sekarang dia merasa tubuhnya segar. Dia mengagumi dunia barunya ini karena di dunia tempat dia berasal dulu jika dia mengalami patah tulang seperti itu dia akan menjadi orang yang cacat tetapi di dunia ini dia sembuh hanya dalam sehari!
"Sha Houzi, apakah lokasi ini dekat dari kota Daun?" Tanya Han Xiao.
"Kota Daun? Sangat jauh," jawab Po Houzi.
Tubuh Han Xiao melemas mendengar jawaban Po Houzi tapi setelah dia pikirkan memang sangat wajar karena jarak antara kota Daun dan Kota Xianxie sangatlah jauh.
Sekarang ada satu hal yang menghantui pikiran Han Xiao, bagaimana dia bisa sampai di sarang Monyet Anggur Emas?
Segera Han Xiao bertanya pada Po Houzi mengapa dia berada di sarangnya, Po Houzi mengatakan bahwa Han Xiao berada di depan gua sarang mereka dan salah satu kelompok Monyet Anggur Emas yang sedang bejaga membawanya kedalam dan mengurungnya menunggu untuk Han Xiao bangun.
Han Xiao sementara membuang pikiran tentang hal bagaimana dia bisa berada di depan sarang Monyet Anggur Emas, kini tujuannya satu. Yaitu pergi menuju kota Xianxie dengan cepat.
Segera Han Xiao berlari di tengah malam diterangi oleh cahaya temaram bulan yang dingin.
Aaaaaaaakk...
Suara pekikan nyaring membuat Han Xiao terhenti dari larinya lalu melepaskan auranya dengan jelas, dia sangat senang mendengar suara tersebut.
Seekor elang hitam menukik tajam kearah Han Xiao, itu adalah Elang Gelap yang dikirim oleh Ne Zha!
"Ayo nak apa yang kau bawa untuk papa." Han Xiao mengambil Elang Gelap penuh antusias.
Han Xiao mengambil surat dari Ne Zha dan mmbacanya dan terkejut.
"Anak ini kacau," gumam Han Xiao.
Po Houzi juga membaca isi surat dari Ne Zha dia sangat terkejut saat mengetahui bahwa Ne Zha dan Han Xiao membuka secara paksa Istana Takdir mereka bahkan sampai menghancurkannya!
"Monster jenis apa mereka berdua?" Batin Po Houzi.
"Biarlah anak ini penasaran, aku cemas dengan Yu'er." Han Xiao mengambil kertas lain pada Cincin Spasialnya lalu menuliskan sebuah surat.
Surat itu menunjukan bahwa dirinya baik-baik saja dan memberi arahan untuk Bing Xing agar melanjutkan perjalanannya menuju Kota Xianxie tetapi dengan pakaian tertutup agar tidak terlalu menarik perhatian. Jika memungkinkan Han Xiao meminta Bing Xing agar Fu Daiyu menemani mereka menuju Kota Xianxie. Han Xiao sangat mengkhawatirkan Ren Yanyu.
Han Xiao mengeluarkan sebuah Herbal Roh dari Cincin Spasialnya lalu melemparkannya pada Elang Gelap.
"Kacang Angin Petir, seharusnya dalam dua hari hari kau bisa sampai ke kota Daun untuk menyampaikan pesan," ucap Han Xiao seraya melemparkan Elang Gelap ke langit.
Setelah mengurus apa tang ada dalam pikirannya dia segera menatap Po Houzi yang berada di pundaknya.
"Sha Houzi, berapa lama dengan kecepatan tercepatmu untuk sampai di kota Xianxie?" tanya Han Xiao pada Po Houzi.
"Satu hari." Po Houzi menjawab dengan bangga. Memang sebagai Monyet Anggur Emas Po Houzi memiliki kegesitan serta kecepatan yang sangat cepat.
"Kau berubah menjadi besar lalu bawa aku dengan kecepatan tercepatmu untuk sampai di Kota Xianxie," titah Han Xiao dengan senyum diwajahnya.
Po Houzi menunjuk wajahnya, "Menjadi tunggangan?"
Han Xiao mengangguk, "Ya jadi tunggangan, kapan lagi Raja Monyet Anggur Emas menjadi tunggangan hahahaha." Han Xiao tertawa.
"Tidak!" Po Houzi menolak permintaan Han Xiao.
Sebuah sengatan di kedalaman jiwa Po Houzi membuat Po Houzi mengguling-gulingkan tubuhnya di tanah.
"Kau menolak dengan rasa kebencian." Han Xiao menggelengkan kepalanya, teknik jiwanya akan bereaksi jika ada rasa kebencian, kejahatan atau hal buruk terhadap Han Xiao.
Han Xiao melambaikan tangganya lalu mengambil Po Houzi yang berguling-guling di tanah, setelah tubuh kecil Po Houzi berhenti berontak saat berada di tangan Han Xiao. Sengatan pada jiwanya juga sudah menghilang.
"Hanya menjadi tunggangan sekali saja tidak mau, ini keadaan mendadak aku tidak akan memintamu untuk menjadi tunggangan nanti jika tidak mendesak seperti ini." Han Xiao berkata seraya menaruh Po Houzi di pundaknya.
Po Houzi menatap Han Xiao dengan pasrah lalu melompat dan memperbesar tubuhnya beberapa kali lipat hingga bahkan melebihi besar Kera Petir Giok. Han Xiao tertawa lalu melompat ke pundak Po Houzi dan duduk.
"Ini tidak seperti tunggangan, kita hanya bertukar posisi," ucap Han Xiao lalu menyenderkan tubuhnya pada leher Po Houzi.
Ini juga keunikan Monyet Anggur Emas, saat mereka sampai di tingkat 7 Monyet Anggur Emas bisa memperbesar atau memperkecil tubuh mereka.
"Apakah kau yakin ingin aku berlari secepat itu?" Po Houzi bertanya.
Han Xiao mengangguk mantap.
Po Houzi mengambil ancang-ancang bersiap untuk berlari.
Swosh...
Sosok besar Po Houzi segera menghilang dari tempat tadi Han Xiao dan Monyet besar itu berdiam.
***
"ABAAAAAANG HAAAAN!!! Aku ingin bertemu Abang Han!" Ren Yanyu berteriak keras.
Bing Xing sudah bingung harus seperti apa lagi untuk menghadapi Ren Yanyu yang ingin mencari Han Xiao, terkadang dia harus menggunakan kekuatannya saat Ren Yanyu mengeluarkan Ilmu Sihir nya.
Sangat merepotkan saat Ren Yanyu mengeluarkan Ilmu Sihir yang diberikan Han Xiao, Ilmu Sihir itu sangat kuat saat bergabung dengan api emas milik Ren Yanyu.
"Dua hari! Dalam dua hari jika Han Xiao tidak kembali kita akan mencarinya," ujar Bing Xing dengan pasrah, sesungguhnya ia juga khawatir dengan keselamatan Han Xiao. Karena baginya Han Xiao adalah dermawan yang telah menyelamatkan nyawanya saat kritis.
"Jika berbohong lagi aku akan segera pergi mencari Abang Han sendiri!" Omel Ren Yanyu dengan kesal lalu berlari memasuki kamarnya.
Bing Xing menghela napas kasar, dia mengira bahwa perjalanannya akan berjalan mulus tetapi dia sungguh tidak berharap akan terjadi hal seperti ini.
"Han kemana kau?" Bing Xing bergumam seraya menatap matahari yang hendak tenggelam.
***
"WOOAAAAAAAA!!!"
Seorang pemuda berteriak kencang diiringi hembusan angin kencang yang membuat wajahnya berantakan.
"Baru saja kita berlari delapan jam dan kau sudah seperti itu hahaha." Po Houzi berkata dan tertawa lantang.
"Kau monyet sialan!" Bentak Han Xiao yang sedang memegang erat bulu emas Po Houzi.
Po Houzi tertawa sebelum berhenti sejenak, dia membuat mudra tangan lalu sebuah cahaya tipis muncul pada seluruh tubuh Han Xiao.
"Pelindung ini cukup untuk membuatmu bertahan hingga Kota Xianxie," kata Po Houzi setelah itu dia melompat berlari lebih kencang.
Sekarang Han Xiao tidak seperti tadi yang memegang erat serta terkena hembusan angin kencang, dia bisa duduk santai di pundak Po Houzi tanpa takut terjatuh atau terluka.
Satu hari, itu tepat duapuluh empat jam dari mereka mulai berlari dan sekarang Han Xiao dan Po Houzi sudah sampai di sekitar Kota Xianxie, Po Houzi memperkecil ukuran tubuhnya lalu tertidur pada pundak Han Xiao.
"Monyet ini sungguh berguna." Han Xiao mengelus Po Houzi yang sedang tertidur pulas di pundaknya, bukan hal mudah untuk berlari secepat itu seharian penuh tanpa istirahat.
Kini Han Xiao hanya tinggal masuk lewat gerbang dan akan segera memasuki Kota Xianxie. Han Xiao segera berlari dengan cepat menuju gerbang Kota Xianxie.
Sesampainya Han Xiao di gerbang kota dia diperiksa identitas, penjaga yang memeriksa identitas Han Xiao terkejut saat mengetahui bahwa Han Xiao adalah Pangeran mereka saat mereka hendak bersujud Han Xiao segera menahan mereka lalu meminta kendaraan tercepat untuk sampai di Istana Kekaisaran.
Penjaga tersebut berlari dan mencari tunggangan tercepat.
Tak lama kemudian penjaga itu kembali dengan membawa seekor kuda yang sangat gagah dan besar, itu adalah Kuda Bergas.
"Kuda Bergas? Sangat baik." Han Xiao melemparkan kantong emas pada penjaga tersebut lalu menaiki Kuda Bergas.
Han Xiao adalah orang yang tidak menyukai memiliki hutang, maka dari itu dia memberikan penjaga tersebut sekantong emas untuk membayar rasa lelah.
"Terimakasih Pangeran Han!" Penjaga itu menunduk pada Han Xiao.
Han Xiao mengangguk sebelum memacu Kuda Bergas untuk segera menuju Istana Kekaisaran, dia sudah tidak sabar ingin beristirahat lalu menuju Klan Ne untuk menemui Ne Zha.
Masih butuh beberapa jam untuk dia sampai di Istana Kekaisaran, Kota Xianxie sangat ramai walaupun hari sudah sangat gelap. Han Xiao memilih untuk singgah mencari makanan untuk perutnya. Semenjak dia tersadar dari pingsannya Han Xiao belum memakan makanan yang enak lagi.
Langkah kaki Kuda Bergas terhenti didepan sebuah toko kecil, Han Xiao membaca Plakat yang menggantung diatas pintu toko tersebut.
Toko itu hanya menjual Tofu untuk menu makanan mereka.
Han Xiao turun dari Kuda Bergas dan memasuki toko tersebut.
"Selamat malam tuan muda, ingin memesan berapa Tofu kami?" Seorang pria paruh baya tersenyum menyambut Han Xiao.
"Beri aku dua porsi," pinta Han Xiao dengan senyum riangnya.
Pria paruh baya itu mengangguk lalu mengambil dua mangkuk dan mengisinya dengan Tofu.
"Silahkan dinikmati tuan muda." Pria itu menaruh Tofu di depan Han Xiao.
Han Xiao menjawab dengan tersenyum lalu mulai memakan Tofu tersebut.
Saat Han Xiao merasakan Tofu itu dia terdiam sejenak, rasa Tofu ini sangat familiar untuknya.
"Ternyata makanan ini ada di dunia ini juga," batin Han Xiao senang.
Dia dengan lahap memakan dua porsi Tofu tersebut sebelum memesannya lagi memesannya lagi dan lagi.
"Uaarghh..." Han Xiao menepuk perutnya yang sedikit buncit karena terlalu banyak makan, kini dia dalam posisi yang sangat senang karena ada makanan kesukaannya di dunia ini.