webnovel

Bab19. Perjalanan Dimulai!

Dengan kultivasi Han Xiao saat ini dia tidak bisa menyerap banyak Qi dan Esensi Darah dari Kultivator lain, sedangkan saat dia datang ke dunia ini dia terus menyerap Qi dan Esensi Darah dari Kultivator yang dibunuhnya. Dia belum selesai memurnikan Qi dan Esensi Darah mereka untuk menjadi miliknya, sebab itulah dia selalu terbawa oleh nafsu binatang. Jika tidak seperti itu dia akan dihantui oleh hasrat pembantaian dan pembunuhan.

Han Xiao mengeliat dan mengencangkan melukannya pada gadis yang berada di sampingnya, gadis itu tertidur nyenyak. Han Xiao mencium bibir gadis itu dengan nafsu membuat gadis itu terbangun.

"Satu kali bermain lagi dan kita selesai," bisik Han Xiao. "Hanya kita." lanjutnya.

Kini Han Xiao bermain lembut dan perlahan dibandingkan dengan semalam, gadis itu hanyut dalam hasrat tersebut. Kegiatan mereka berdua tidak menggangu kedua gadis lainnya yang tertidur satu ranjang dengan mereka.

***

"I...in...ini bukankah terlalu banyak?" gadis berpakaian merah muda itu tergagap saat menerima batu kristal berwarna merah muda pucat dan banyak kepingan emas.

Batu kristal seukuran jempol itu tak lain adalah Koin Kristal, mata uang dunia Kultivator.

"Ya, nyonya bukankah ini terlalu banyak." Gadis lainnya juga terkejut karena dia juga menerima banyak Koin kristal dan kepingan uang.

"Kalian bertiga gadis konyol." Wanita di depan tiga gadis itu tertawa.

Ketiga gadis itu bingung dengan tanggapan wanita di depan mereka itu, mereka tahu harga mereka sendiri tapi ini sangat melebihi harga berkali-kali lipat. Terutama untuk gadis berpakaian aprikot dia menerima duakali lipat dari dua gadis lainnya.

"Tuan muda yang kalian layani memberikan itu untuk kalian, juga berbeda untuk Paviliun dia sudah membayar terpisah," jelas wanita itu.

Ketiga gadis itu tercengang.

"Dia sangat kaya," gumam gadis berpakaian biru.

"Tentu saja." Wanita itu tersenyum. "Ini keberuntungan kalian, Roi Di, Qiong Ne terutama Jie Ni. Aku ingin tahu kenapa Tuan Muda itu memberimu bonus."

"Ehm... I...ini bukan mauku tapi dia meminta lagi saat pagi," kata gadis berpakaian ungu dengan gugup.

"A...apa?! Kenapa kami tidak terbangun? Dia bermain sangat kasar tadi malam," gerutu Gadis berpakaian aprikot yang disebut Qiong Ne.

"Ya itu benar, kenapa kami tidak terbangun?" Roi Di menambahkan.

Pertanyaan dari temannya itu membuat wajah Jie Ni memerah karena malu, "Sudahlah, kalian jangan membicarakan ini lagi," keluh Jie Ni.

Setelah melihat bahwa Jie Ni malu mereka tidak melanjutkan membahas hal tersebut, sekarang mereka menatap pada wanita cantik di hadapan mereka. Dia adalah menager Paviliun Bunga Malam di Kota Woaven. Yu Die.

"Baiklah jangan menatapku seperti itu, aku lihat kalian sudah memiliki Qi di tubuh kalian dan juga kalian satu langkah memasuki Alam Perunggu pertama." Seolah paham tatapan ketiga gadis itu, Yu Die berkata demikian tetapi ada campuran bingung di wajahnya.

"Satu langkah memasuki Alam Perunggu?!" Qiong Ne, Jie Ni dan Roi Di berteriak serempak.

"Kenapa? Kenapa kalian terkejut? Bukankah seharusnya senang, aku ingin bertanya manual apa yang kalian pakai untuk berkultivasi?" Yu Die juga tak kalah bingung dengan ketiga gadis itu.

Ketiga gadis itu menggeleng lalu menjelaslan bahwa mereka tidak melakukan kultivasi apa lagi memiliki manual untuk berkultivasi.

"Ini sangat tidak mungkin, jika kalian memiliki manual itu masuk akal tapi kalian tidak memilikinya?" kata Yu Die.

Serempak tiga gadis itu menggeleng lagi.

"Tapi setelah aku melakukan kontak bersama Tuan Muda itu aku merasa bahwa tubuhku menjadi lebih segar dan nyaman," aku Jie Ni.

Sejenak Qiong Ne dan Roi Di juga merenung sebelum berkata hal yang sama dengan Jie Ni.

Yu Die sedikit pusing dengan hal ini, tapi dia tidak memikirkannya lagi. Yu Die memberi ketiga gadis itu manual kultivasi untuk mereka berkultivasi dan menjadi Kultivator.

***

Han Xiao yang sudah berada di mansion kediaman Yang He tidak menyadari bahwa efek samping dari manual yang dia kultivasikan membawa efek yang baik untuk lawan mainnya.

Sekarang Han Xiao sedang berjalan santai di halaman belakang, di sana banyak berbagai tanaman indah dan pepohonan.

"Abaaaang Haaaaan!" pekikan nyaring terdengar dari sebuah gazebo di tengah taman bunga.

"Hm..." Han Xiao menengok dan mendapati seorang gadis kecil melambaikan tangannya pada Han Xiao diiringi senyum indahnya menghiasi wajahnya yang cantik walaupun belum matang.

Han Xiao melambai juga sebelum melangkahkan kakinya menuju gazebo tersebut.

"Abang dari mana? Tadi Yu'er mengantar sarapan untuk Abang, tapi Abang Han tidak ada di kamar," kata Ren Yanyu.

"Ada beberapa urusan yang Abang lakukan di luar." Han Xiao menimpali.

Gadis kecil itu hanya mengangguk, dia sama sekali tidak memikirkan banyak hal.

"Oh ya, Bang bukankah kita akan melakukan perjalanan sekarang?" tanya Ren Yantu dengan penuh semangat.

Han Xiao tertawa kecil melihat gadis kecil yang sangat bersemangat itu, dia juga senang karena pertama Ren Yanyu datang bersamanya selalu murung.

"Ya kita akan melakukan perjalanan hari ini, kita akan berangkat setelah mengurus beberapa hal," jawab Han Xiao seraya tersenyum.

Gadis kecil Ren mengangguk penuh semangat, dia mengambil kue dari meja dan memberikannya pada Han Xiao, "Cobalah, ini buatanku Bang."

Menerima kue itu dari tangan Ren Yanyu, Han Xiao tersenyum lalu menggigit kue tersebut. Untuk sesaat dia terkejut akan rasa kue buatan Ren Yanyu.

"Bagaimana Bang? Enak?" tanya Ren Yanyu.

"Enak sekali," ucap Han Xiao lalu mengambil gigitan lain kue tersebut.

Ren Yanyu tersenyum sangat senang karena Abangnya Han Xiao menyukai kue buatannya.

"Baiklah gadis kecil, kita akan melakukan perjalanan sekarang, ehm... Dimana patung es berjalan itu?" ujar Han Xiao.

Patung es berjalan yang disebut Han Xiao adalah Bing Xing, dia tahu bahwa gadis es itu akan menuju Kota Xianxie. Maka dari itu dia bertanya pada si kecil Ren.

"Aku terakhir kali melihat Xing'jiejie berada di kamarnya berkultivasi," kata Ren Yanyu.

Han Xiao mengangguk dan membawa gadis kecil itu menemui Bing Xing, mereka berjalan dengan santai karena tidak terburu-buru.

Sesampainya di depan kamar tamu yang ditempati oleh Bing Xing, Han Xiao mengetuknya dengan keras.

Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!

"Hey gadis es apakah kau masih berkultivasi? Cepat keluar kita akan melakukan perjalanan!" pekik Han Xiao.

Pintu terbuka dan...

Bugh!!!

Sebongkah es besar meluncur tepat pada wajah Han Xiao, beruntung bahwa refleks Han Xiao cukup tinggi jadi dia bisa dengan mudah memecahkan sebongkah besar es tersebut. Dia memiliki refleks yang seperti itu karena di dunia sebelumnya. Bumi, ketika membangunkan Ne Zha selalu dilempari oleh sepatu atau barang lainnya.

"Tidak kena wlee." Han Xiao menjulurkan lidahnya.

Ren Yanyu tertawa kecil melihat tingkah Han Xiao, sedangkan Bing Xing sangat bingung. Karena tempramen Han Xiao ini sangat beda dengan yang dia dapat dari kabar. Banyak yang mengatakan bahwa Han Xiao lebih dingin dari murid Istana Falcon Utara, susah di dekati dan sangat menyendiri.

"Berhenti bercanda," ucap Bing Xing dingin. "Jika akan melakukan perjalanan maka kita berangkat."

"Kau memang manusia es." Han Xiao cemberut. "Tunggu sebentar di gerbang, aku ingin mengurus sesuatu."

Setelah mengatakan hal tersebut Han Xiao segera menghilang dari pandangan Ren Yanyu dan Bing Xing, bukan benar-benar menghilang tapi karena kecepatannya sangat tinggi jadi sulit untuk ditangkat oleh kultivasi rendah Bing Xing apalagi Ren Yanyu.

Bing Xing mendengus dingin sebelum mengalihkan pandangannya pada Ren Yanyu, saat pandangannya jatuh pada Ren Yanyu itu berubah menjadi hangat.

"Yu'er, apakah kau sudah bersiap-siap?" tanya Bing Xing.

Ren Yanyu menggeleng. "Xing'jiejie, aku tidak punya apapun untuk dipersiapkan." Ren Yanyu tersenyum kecut.

Memang, dia tidak punya apapun untuk di siapkan bahkan saat datang ke mansion Yang He dia tidak memakai alas kaki dan pakaian seadanya.

Bing Xing merasakan sedikit bersalah akan pertanyaannya, segera dia membawa Ren Yanyu menuju gerbang mansion agar tidak terlalu canggung. Dia sendiri sulit untuk berbaur walaupun dia menginginkannya.

***

Setelah menghilang dari pandangan Ren Yanyu dan Bing Xing. Han Xiao berlari menuju sebuah halaman sepi yang jarang dilewati oleh orang-orang di kediaman Yang He.

"Keluarlah kalian berdua, jangan bersembunyi terus," ujar Han Xiao.

Dari semalam Han Xiao sudah merasakan ada yang mengikutinya, dia menebak bahwa ini adalah utusan dari Kaisar Yang Qian untuk melindunginya.

Orang yang berada di dalam bayang-bayang itu terkejut karena Han Xiao bisa menemukan mereka, yang membuat mereka lebih terkejut adalah Han Xiao mengucapkan jumlah mereka.

Jika saja Han Xiao hanya mengucapkan untuk keluar dari persembunyian mereka hanya akan mengira bahwa Han Xiao sekedar berteriak menebak, tapi Han Xiao ini menyebutkan jumlah mereka!

Swohs...

Swohs...

"Hormat kepada. Pangeran ketiga!"

"Hormat kepada Pangeran ketiga!"

Dua sosok muncul di hadapan Han Xiao dan segera membungkuk memberi hormat pada Han Xiao sebagai Pangeran ketiga.

"Ah ternyata kalian berdua. Qin Nu dan Li Shi," kata Han Xiao. "Kalian bebas tugas! Tidak perlu mengawalku untuk menuju Kota Kekaisaran."

Qin Nu dan Li Shi terkejut saat mendengar perkataan Han Xiao, mereka berdua tertegun sebelum tersadar kembali.

"Pangeran Han! Jika sesuatu terjadi pada anda—"

"Cerewet sekali kalian! Kalian berdua akan aku traktir di Paviliun Bunga Malam sepuas kalian dan aku juga akan memberi kalian Alat Roh Perak Bermutu Tinggi jika kalian tidak melakukan tugas, juga kalian tidak perlu khawatir terjadi apa-apa padaku di jalan!" Han Xiao memotong perkataan Qin Nu dan segera memaparkan sogokan dan kemauannya melakukan perjalanan tanpa pengawal.

Mendengar tawaran dari Han Xiao baik Qin Nu dan Li Shi sangat tergoda. Tidak dikatakan untuk ke Paviliun Bunga Malam sepuasnya bahkan hannya Alat Roh Perak bermutu tinggi sudah cukup untuk menggoda mereka.

Tapi! Mereka harus memastikan bahwa Han Xiao akan pulang tanpa lecet sedikitpun, jika tidak mereka tidak akan mampu menahan konsekuensi dari lalai mengerjakan tugas Kaisar Yang Qian.

"Tapi Pangeran Han. Permaisuri An bergerak saat dia mengetahui anda berada di Provinsi Han," bujuk Qin Nu.

"Aku tidak peduli dengan nenek lampir itu," ketus Han Xiao. "Kalian bisa tenang karena aku akan pulang dengan sehat! Ini kartu platinum miliku pakai saja untuk di Paviliun Bunga Malam dan ini hadiah lainnya."

Han Xiao melemparkan sebuah kartu yang terbuat dari emas putih dan dua Alat Roh pada Qin Nu dan Li Shi.

Dengan itu dia menghilang dari pandangan kedua orang tua tersebut.

Li Shi terkejut bukan main saat melihat Han Xiao yang menghilang tepat di depan matanya, jika dia tidak mengalaminya dia tidak akan percaya bahkan jika dia dikuliti hingga mati.

"Kecepatan apa itu! Kita berada di Alam Raja tapi Pangeran Han bisa menghilang seperti itu dibawah hidung kami?!" seru Qin Nu dengan tidak percaya tercampur takjub.

Sekarang mereka memahami bagaimana Han Xiao begitu percaya diri untuk melakukan perjalanan sendiri walaupun memiliki banyak musuh yang kuat. Mereka berdua adalah Kultivator Alam Raja tapi Han Xiao bisa lari tanpa mereka sadari, mereka saat ini bisa sedikit tenang setelah mengetahui kekuatan Han Xiao.

Tetapi dibalik itu mereka sangat bingung karena yang mereka tahu dari Kaisar Yang Qian. Han Xiao hanya Kultivator Gold Alam Emas kedua!

Mereka diam-diam senang karena mendapatkan Alat roh Perak bermutu tinggi secara gratis, perlu diketahui bahkan Alat Roh Perunggu bermutu rendah, kualitas buruk saja sudah memakan 500 Koin Kristal. Dan yang mereka dapat adalah Alat Roh Perak bermutu tinggi, itu akan sepuluh kali lipat harga.

Tentu saja jika mereka mempunyai banyak uang mereka juga tidak bisa membeli Alat Roh seperti kepemilikan Han Xiao karena penempa senjata yang menempa senjata Han Xiao sangat berkualitas dan langka.

Senjata yang di pegang oleh para Pangeran dan Kaisar adalah barang yang memiliki harga tapi tidak mudah dibeli.

***

Dengan secepat angin Han Xiao tiba di gerbang kediaman Yang He, disana dia mendapati dua sosok cantik yang tengah menunggu seseorang.

"Ayo berangkat!"

Teriakan pelan Han Xiao membuat kedua gadis itu terkejut.

"Kau iblis!!! Jika datang jangan mengejutkan seperti itu!" omel gadis berpakaian biru longgar, dia sangat cantik dan menawan, hanya saja ekspresinya yang dingin selalu membuat para kaum lelaki menghindar ketakutan. Tapi ini adalah daya tariknya tersendiri.

"Baiklah kita tidak usah membuang waktu, kita akan memulai perjalanan ini." Han Xiao tertawa dengan riang lalu menggandeng lengan gadis kecil berambut emas yang tak lain adalah Ren Yanyu.

"Abang Han, kemana kita?"

"Kita akan memilih tunggangan, kamu suka hewan tunggangan seperti apa?"

Ren Yanyu merenung sejenak dia tengah memikirkan hewan yang dia sukai, tak lama dia menjawab. "Aku ingin menaiki banteng!"

Han Xiao tersedak nafasnya sedangkan Bing Xing mematung saat mendengar jawaban polos Ren Yanyu.

Untungnya di kandang peliharaan Yang He ada Binatang Roh berbentuk banteng berbulu biru pekat.

Itu adalah Banteng Biru, Binatang Roh yang sangat jarang digunakan untuk tunggangan karena terlalu mencolok.

Ren Yanyu tersenyum bahagia saat dia menaiki Banteng Biru ini bersama Han Xiao.

Sedankan untuk Bing Xing dia mengambil Kuda, itu kuda mewah tapi diberikan begitu saja untuk Han Xiao oleh Yang He.

Dengan itu mereka memulai perjalanan mereka menuju Kota Xianxie!

Nächstes Kapitel