webnovel

Pulang

"Jangan sakiti dia! atau ku patahkan tanganmu ini!" ucap seseorang tersebut.

Seketika Alex langsung terasa sakit karena orang tersebut menggenggam keras tangan Alex. Mikha benar-benar terkejut melihat itu karena ia tidak menyangka bakal ada yang menyelamatkannya dari Alex.

Setelah itu Alex langsung berlari kebelakang dan duduk dibelakang. Orang tersebut membalikkan badannya dan membuat Mikha bingung karena ia tidak mengenalinya.

"Ka...makasih ya kamu telah menyelamatkan saya. Apakah kamu anak baru di kampus ini?" ucap Mikha.

"Bukan, saya mencari Mikhailovna Azkadina. Tetapi saya sudah menemukannya tepat didepan saya," jawab orang tersebut.

"Ada apa ya memangnya? kenapa anda mencari saya?" tanya heran Mikha.

"Akan saya ceritakan nanti setelah jam pulang kampus tiba!" orang itupun membalikkan badannya dan langsung pergi meninggalkan Mikha.

Mikha masih bertanya-tanya, siapakah orang tersebut? kenapa orang itu mencarinya?

Nina pun mendekati Mikha lalu duduk disamping Mikha. Iapun menatap Mikha yang tampaknya masih penasaran dengan orang itu.

"Mikha, lo gak tahu dia siapa?" tanya Nina.

"Enggak lah! kalau tahu gw pasti akan ngobrol sama dia!" jawab Mikha.

"Dia itu adalah Hector Alkatiri! anak sulung dari keluarga Alkatiri. Dia itu adalah kakak Aarav Alkatiri," jelas Nina pada Mikha.

"Terus ngapain dia menemui aku? hummm... apa jangan-jangan dia mencari Aarav Alkatiri? aku waktu itu pernah posting foto bersama pak Ali pada saat pak Ali ulang tahun waktu itu. Nah terus di postingan itu yang ngelike banyak banget! hampir seratus ribu orang yang ngelike. Makanya pengikut ku bisa 50k," cerita Mikha.

"Nah takutnya postingan kamu di Ig, dilihat sama dia dan sekarang dia mencari keberadaan Ali," curiga Nina.

"Takutnya begitu, tetapi ya sudahlah. Kita lihat saja nanti," jawab Mikha.

Selang beberapa menit, dosen yang mengajar kelas Mikha pun masuk kedalam. Dan dimulailah mereka belajar.

***

Sore hari...

Mikha pun keluar dari kampus dan langsung berjalan mengarah parkiran mobil. Iapun membuka mobilnya yang dikunci, tetapi saat ingin membuka pintu mobil tiba-tiba...

"Jangan masuk mobil dulu! saya mau bicara!" cegat Hector.

Mikha pun menatap kearah Hector dengan raut wajah murung karena ia sudah lelah sekali.

"Mau bicara apa?! cepetan! capek saya tahu!" bentak Mikha.

"Anda ikut saya!" Hector menarik tangan Mikha pergi dari parkiran tersebut.

"Hei! anda mau bawa saya kemana?" tanya Mikha.

"Anda diam saja!" bentak Hector.

Setelah itu mereka berdua diluar kampus. Hector membawa masuk Mikha kedalam mobil setelah itu ia masuk dan mengendarai mobil tersebut.

"Saya mau dibawa kemana?! apa jangan-jangan anda ingin menculik saya ya?!" tanya Mikha dengan nada yang marah.

"Jangan salah paham dulu! saya juga terpaksa bertemu kamu demi kebaikan keluarga saya! sekarang saya mau mengajukan pertanyaan kepadamu!" jawab Hector.

"Pertanyaan? silahkan ajukan! ajukan dari tadi harusnya!" Mikha kembali membentak Hector.

"Dimana Aarav Alkatiri, adik saya? saya melihat kamu bersamanya dan postingan itu belum lama!" tanya Hector.

"Hmm, Aarav Alkatiri? saya tidak tahu deh. Saya tidak kenal dengan dia! memang dia adikmu? kenapa kamu tidak menjaganya baik-baik?" jawab santai Mikha layaknya berbicara dengan anak kecil.

Seketika Hector langsung menghentikan mobilnya secara mendadak. Membuat Mikha terkejut dan sedikit takut.

"Kamu jangan main-main! kamu tidak tahu ya sedang bicara sama siapa?" bentak Hector.

"Tahu, kamu adalah manusia!" jelas Mikha yang membuat Hector murka namun berusaha menahan emosinya.

"Ini serius! saya tanya sekali lagi, dimana Aarav Alkatiri?!" Hector semakin marah.

"Sudah saya bilang saya tidak tahu!" bentak balik Mikha.

Hector mengeluarkan ponselnya lalu cepat-cepat membuka Instagram. Setelah itu ia menunjukkan foto Mikha bersama Ali. Postingan itu juga baru dua Minggu yang lalu sih di post sama Mikha.

"Kamu yakin tidak kenal dengan orang ini?" tanya Hector.

"Oh ini, ini adalah pak Ali. Nama lengkapnya Ali Brahnowo! dia itu adalah dosen universitas Indonesia jurusan akuntansi. Bapaknya bekerja di bidang militer sedangkan ibunya dulu adalah seorang direktur dan sekarang mau di wariskan ke Ali. Dan dua Minggu yang lalu dia baru saja berulang tahun! kami merayakan pesta sederhana dirumahnya," jelas Mikha.

"Ha? Ali Brahnowo? kamu bohong! dia bukan Ali tetapi dia Aarav Alkatiri!" bantah Hector.

"Lah tadi anda nanya ya saya jawab. Kenyataannya yang saya tahu seperti itu, saya saja tidak kenal siapa orang yang kamu maksud tadi," jawab polos Mikha.

"Hmm, apakah kamu bisa antarkan saya untuk menemui Ali itu?" tanya Hector.

"Bisa saja sih, tetapi sekarang orangnya ada di Semarang. Tapi Jum'at siang atau sore nya dia udah pulang ke Jakarta," jawab Mikha.

"Oh, makasih informasinya. Sekarang kamu turun!" perintah Hector.

"Turun? ditengah jalan seperti ini?" tanya Mikha.

"Iya! sekarang!" bentak Hector.

Mikha pun akhirnya turun sesuai perkataan Hector. Ia merasa geram akan sikap Hector yang sangat menyebalkan! Padahal Mikha sudah berbaik hati memberikan informasi kepadanya tetapi dia malah bersikap seperti itu.

***

Beberapa hari kemudian...

Jum'at malam...

Terlihat Mikha berjalan kesana-kesini tanpa henti-henti. Ia merasa khawatir dengan Ali karena sampai saat ini Ali belum juga pulang. Karena Ali sempat mengabarkan bahwa jam delapan pagi tadi dia sudah berada didalam pesawat yang menuju ke Jakarta. Tetapi saat ini juga belum datang padahal waktu yang ditempuh kira-kira hanya satu jam lebih.

"Kok sampai saat ini pak Ali belum pulang, ya? apa terjadi sesuatu sama dia?" tanya khawatir Mikha.

"Mikha, kamu tidak usah begitu panik. Mama yakin Ali baik-baik saja, jadi kamu jangan khawatir," jawab Angelina menenangkan Mikha.

"Mikha belum bisa tenang kalau misalnya belum ada kabar dari pak Ali! soalnya Mikha chat, nomor pak Ali gak aktif," jelas Mikha.

Tak lama, muncul taxi online yang berhenti tepat didepan rumah Ali. Dan ternyata itu adalah Ali yang baru saja sampai. Ali pun turun dari taxi online sembari menggendong tas.

Mikha yang melihat itu langsung berlari kearah Ali lalu memeluknya dengan erat. Matanya Mikha juga terlihat berkaca-kaca.

"Pak Ali!!!" teriak Mikha sembari memeluk Ali.

Ali pun terdiam melihat Mikha yang memeluknya. Ia tidak pernah mengira Mikha akan seperti ini padanya.

"Mikha, tampaknya kamu sangat khawatir?" ucap Ali.

"Aku khawatir bapak kenapa-kenapa di pesawat," jawab Mikha.

"Mikha! kamu tidak perlu khawatir, maut itukan ada ditangan Allah. Meskipun saya sampai mengalami kecelakaan pesawat dan langsung tiada, itu sudah kehendak yang diatas. Jadi kamu tidak perlu sedih-sedih lagi, oke?" ujar Ali sembari melepaskan pelukan hangat Mikha.

"Pak Ali jangan bilang begitu, nanti kalau pak Ali gak ada, semangat saya bisa hilang," celetuk Mikha.

Nächstes Kapitel